tirto.id - Pemilihan umum (Pemilu) dijadwalkan bakal digelar serentak pada 14 Februari 2024 mendatang. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) secara resmi telah menetapkan 24 partai politik yang akan berkontestasi di Pemilu 2024. Sementara itu, sejauh ini terdapat dua pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden yang telah mendaftar ke KPU-RI.
Pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar yang diusung oleh gabungan Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Ummat menjadi yang pertama mendaftarkan diri ke KPU-RI sebagai pasangan capres dan cawapres pada Kamis (19/10/2023) pagi.
Pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD yang diusung oleh gabungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menjadi pasangan kedua yang mendaftar di KPU-RI pada Kamis (19/10/2023) siang.
Sementara, Prabowo Subianto, yang baru saja mengumumkan Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres pada Minggu (22/10/2023) malam, direncanakan akan mendaftarkan diri sebagai pasangan capres dan cawapres pada Rabu (25/10/2023).
Lantas, dengan telah didaftarkannya pasangan Anies – Muhaimin dan Ganjar – Mahfud MD ke KPU-RI serta telah diumumkannya pasangan Prabowo – Gibran sebagai kandidat pasangan capres dan cawapres, bagaimana tingkat keterpilihan terbaru dari masing-masing kandidat pasangan tersebut?
Lembaga Survei Indonesia (LSI)
Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei nasional yang dilakukan pada tanggal 16-18 Oktober 2023 atau tepat setelah keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres dan cawapres yang memperbolehkan calon di bawah usia 40 tahun untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) asalkan berpengalaman sebagai kepala daerah.
Survei ini dilakukan terhadap 1229 responden yang dipilih dengan metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Target populasi survei ini adalah Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 17 tahun keatas atau yang sudah menikah dan memiliki telepon atau telepon genggam. Sementara, margin of error survei ini diperkirakan sebesar (+-) 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei yang dilakukan LSI ini merekam Prabowo unggul dalam simulasi tiga pasang capres tanpa cawapres. Prabowo dengan elektabilitas 35,8 persen unggul atas Ganjar (30,9 persen) dan Anies (19,7 persen).
Hasil ini berbanding lurus dengan unggulnya pasangan Prabowo – Gibran dalam simulasi tiga nama pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung dalam Pilpres 2024.
Pasangan Prabowo – Gibran memimpin dengan angka elektabilitas sebesar 35,9 persen unggul atas pasangan Ganjar – Mahfud dengan raihan 26,1 persen. Anies – Muhaimin berada di posisi terakhir dengan elektabilitas sebesar 19,6 persen.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengungkap setelah berpasangan dengan Gibran, elektabiliitas Prabowo mengalami peningkatan meski tidak banyak. Sementara itu, elektabilitas Ganjar dan Anies justru tergerus saat dipasangkan dengan masing-masing wakilnya.
Menariknya, survei ini mengungkap Prabowo tetap unggul atas pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin baik itu jika disimulasikan berpasangan dengan Gibran, Erick Thohir maupun Khofifah Indar Parawansa.
Tercatat, Prabowo mendapatkan elektabilitas tertinggi jika dipasangkan dengan Erick Thohir (39 persen) dibandingkan jika dipasangkan dengan Gibran (35,9 persen) dan Khofifah (35,8 persen).
Lebih lanjut, Djayadi memaparkan pihaknya juga memberikan pertanyaan tambahan kepada responden, yakni terkait bagaimana jika pasangan Prabowo – Gibran mendapat dukungan dari Presiden Jokowi.
Hasilnya, dalam skenario Presiden Jokowi menyatakan dukungan ke pasangan Prabowo – Gibran, elektabilitas pasangan tersebut mengalami peningkatan menjadi 39,2 persen. Angka ini memperlebar jarak keunggulan pasangan tersebut atas Ganjar Pranowo – Mahfud (25,4 persen) dan Anies Baswedan – Muhaimin (19,3 persen).
Djayadi mengatakan dukungan yang diberikan Presiden Jokowi kepada pasangan Prabowo – Gibran akan membuat elektabilitas Ganjar tergerus sampai 5 persen. Sementara Anies, tetap di angka stabil.
"Jadi memang kalau secara kasar, secara sederhana bisa terlihat, potensi majunya Gibran sebagai cawapres Prabowo meningkatkan perolehan suara Prabowo. Ada potensi untuk meningkat, seberapa besar real-nya belum tahu," kata Djayadi dalam rilis survei LSI (22/10/2023).
Indikator Politik
Survei yang dilakukan Indikator Politik juga memotret tingkat keterpilihan dari ketiga pasangan capres dan cawapres yang akan bertarung dalam Pemilu 2024.
Survei ini sendiri pada tanggal pada tanggal 2-10 Oktober 2023 dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Survei ini memiliki jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang, yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Kemudian dilakukan pula oversample di 12 provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Kep. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Sulawesi Selatan. Dengan begitu, total sampel dari survei ini adalah sebanyak 4.300 responden.
Senada, hasil survei ini mengungkap, dalam simulasi tiga nama pasangan bakal capres dan cawapres yang akan bertarung di Pemilu 2024, pasangan Prabowo – Gibran mengungguli dua pasangan lainnya. Raihan elektabilitas pasangan ini mencapai 37,5 persen. Disusul, pasangan Ganjar – Mahfud di posisi kedua dengan elektabilitas 32,2 persen dan Anies – Muhaimin di posisi terakhir dengan 22,7 persen.
Elektabilitas Prabowo juga memimpin dalam simulasi tiga nama capres tanpa pasangan. Nama Ketua Umum Partai Gerindra tersebut unggul dengan elektabilitas 37 persen disusul Ganjar dengan 34,5 persen dan Anies 21,9 persen.
Survei ini mencatat, elektabilitas Prabowo naik sebesar 0,5 persen setelah dipasangkan dengan Gibran. Kenaikan elektabilitas sebesar 0,8 persen juga terjadi pada Anies setelah ia dipasangkan dengan Muhaimin. Sementara, elektabilitas Ganjar justru menurun sebesar 2,3 persen setelah dirinya dipasangkan dengan Mahfud.
Menanggapi hasil survei lembaganya, peneliti utama Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengungkap bahwa kemungkinan Pilpres 2024 akan berlangsung selama dua putaran.
Hal ini disebabkan, hingga saat ini belum ada elektabilitas capres maupun pasangan capres-cawapres yang melampaui 50 persen+1, sebagai syarat pelaksanaan Pilpres satu putaran.
"Dari sini tampak distribusi dukungan masih sangat cair, meski dua nama teratas cukup menonjol dukungannya, tapi kelompok yang masih mengambang jauh lebih besar ketimbang jarak dengan pemuncak perolehan suara," ujar Burhanudin dalam rilis survei Indikator (20/10/2023).
Ipsos
Lembaga riset internasional asal Prancis, Ipsos Public Affairs, juga turut melaksanakan survei untuk merekam tingkat keterpilihan terbaru dari masing-masing kandidat yang akan bertarung di Pilpres 2024.
Survei ini sendiri dilakukan pada tanggal 17-19 Oktober 2023 terhadap 1.207 responden berusia lebih dari 17 tahun di 34 Provinsi di Indonesia. Survei dilakukan dengan metode telesurvey dengan teknik pengambilan random sampling, margin of error survei diklaim sebesar (-+) 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam rilis survei yang diterima Tirto, Ipsos melakukan simulasi survei elektabilitas terhadap tiga nama kandidat pasangan calon yakni: Prabowo – Gibran, Ganjar – Mahfud, dan Anies – Muhaimin.
Berbeda dengan hasil survei LSI dan Indikator, survei ini merekam bahwa jika Pilpres dilaksanakan saat ini, maka pasangan Ganjar – Mahfud unggul atas Prabowo – Gibran dan Anies – Muhaimin.
"Sosok Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka santer dipasangkan dengan Prabowo Subianto sebagai capres dan cawapres namun dapat dikalahkan pasangan Ganjar – Mahfud," kata peneliti Ipsos, Arif Nurul Iman dalam rilis survei Ipsos (21/10/2023) yang diterima oleh Tirto.
Survei ini merekam dalam simulasi tiga nama kandidat pasangan calon, pasangan Ganjar – Mahfud mendapatkan elektabilitas tertinggi dengan 31,98 persen. Unggul tipis atas Prabowo – Gibran (31,32 persen) dan Anies – Muhaimin (28,91 persen).
Meski begitu, peneliti Ipsos, Arif Nurul Iman menyatakan keunggulan Ganjar – Mahfud atas Prabowo – Gibran ini cukup tipis hanya berselisih nol koma yang artinya masih dalam rentang margin of error.
Menariknya, berbeda dengan hasil survei LSI dan Indikator, hasil survei ini juga memperlihatkan persaingan elektabilitas yang ketat antar ketiga pasangan.
Tak hanya selisih suara Ganjar – Mahfud dan Prabowo – Gibran yang masih dalam rentang margin of error, selisih suara Anies – Muhaimin di posisi terendah misalnya juga hanya berjarak 2,14 persen dengan pasangan Prabowo – Gibran di posisi kedua (masih dalam rentang margin of error).
Ipsos juga mensimulasikan skenario dua pasangan yang mungkin terjadi dalam putaran kedua Pilpres 2024 antara Ganjar – Mahfud dan Prabowo – Gibran. Hasilnya, pasangan Ganjar – Mahfud kembali unggul dengan elektabilitas 48,72 persen mengalahkan Prabowo – Gibran 41,67 persen. Sementara, 9,61 persen responden mengaku tidak tahu/tidak menjawab dalam simulasi ini.
Setelah mengetahui angka keterpilihan terbaru dari masing-masing pasangan capres dan cawapres, lalu bagaimana elektabilitas terbaru dari para cawapres yang akan mendampingi?
Gibran, Mahfud dan Muhaimin Bersaing Ketat
Posisi cawapres tak kalah krusial dalam kontestasi Pemilu 2024. Pasalnya, keberadaan cawapres bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi, peran cawapres bisa memperluas dukungan dan mendongkrak elektabilitas capres. Namun, di sisi lain keberadaannya juga dapat menggerus suara dari capres.
Sejauh ini, dalam konteks perhelatan Pemilu 2024, terdapat dua nama cawapres yang telah resmi didaftarkan ke KPU-RI yaitu Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD. Sementara, Gibran Rakabuming baru akan mendaftar pada Rabu (25/10/2023).
Jika dibandingkan dengan Muhaimin dan Mahfud, nama Gibran sendiri relatif lebih jarang masuk atau disimulasikan dalam beberapa survei elektabilitas cawapres. Praktis, nama Wali Kota Surakarta tersebut baru masuk dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan adanya gugatan batas usia capres dan cawapres di MK.
Meski begitu, nama Gibran langsung melesat dalam survei elektabilitas cawapres yang dilakukan Indikator Politik pada periode 25 Agustus – 3 September 2023.
Dalam survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden WNI berusia 17 tahun ke atas, dengan metode simple random sampling, ditemukan bahwa Gibran meraih elektabilitas sebesar 8,3 persen dalam simulasi 19 nama calon wakil presiden semi terbuka.
Nama Gibran bahkan masuk jajaran lima besar bacawapres dengan elektabilitas teratas dalam simulasi ini. Elektabilitas putra sulung Presiden Jokowi tersebut jauh mengungguli dua kandidat cawapres yang bertarung dalam Pemilu 2024 yaitu Mahfud MD (5,7 persen) dan Muhaimin (1,3 persen).
Selain itu, temuan menarik dalam survei ini mengungkap nama Gibran juga menduduki posisi kedua sebagai bacawapres yang dianggap responden paling layak mendampingi Prabowo. Nama Walikota Surakarta tersebut hanya kalah dari Erick Thohir yang berada di posisi pertama.
Sementara itu, nama Muhaimin unggul atas Gibran dan Mahfud MD dalam survei elektabilitas cawapres yang dilakukan Poltracking pada periode 3-9 September 2023.
Dalam survei yang dilakukan terhadap 1.220 responden WNI yang telah memiliki hak pilih tersebut, terlihat bahwa elektabilitas Muhaimin (7,6 persen) unggul atas Gibran (7,3 persen) dan Mahfud (6,6 persen) dalam simulasi 11 nama cawapres pilihan.
Menariknya, nama Gibran sendiri tidak masuk dalam simulasi 10 nama calon wakil presiden yang disimulasikan Poltracking dalam survei ini.
Dalam simulasi 10 nama, elektabilitas Muhaimin dan Mahfud MD justru bersaing ketat. Muhaimin tercatat meraih elektabilitas sebesar 8,1 persen ungggul tipis atas Mahfud MD dengan perolehan 8 persen.
Poltracking juga mencatat bahwa elektabilitas Muhaimin dan Mahfud mengalami tren peningkatan, meski tak signifikan, dari survei sebelumnya pada bulan Juli 2023. Tercatat, elektabilitas Muhaimin meningkat 1,8 persen dan Mahfud sebesar 0,1 persen sejak survei Juli tersebut.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty