Menuju konten utama

El Nino Akibatkan Pemutihan Terumbu Karang Kian Meluas

Berdasarkan hasil monitoring sejak 1993, kondisi terumbu karang Indonesia cenderung membaik meski terjadi penurunan kondisi di pengunjung 2016.

El Nino Akibatkan Pemutihan Terumbu Karang Kian Meluas
Ilustrasi. Terumbu karang berusia ratusan tahun di Raja Ampat. ANTARA FOTO/HO/Pemda Kabupaten Raja Ampat.

tirto.id - Meluasnya pemutihan terumbu karang di seluruh perairan Indonesia pada 2015 hingga penghujung 2016, berdasarkan laporan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) disebabkan peningkatan suhu air laut akibat anomali cuaca El Nino.

Namun Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dirhamsyah di Jakarta, Rabu (7/6/2017), mengatakan berdasarkan hasil monitoring jangka panjang (sejak 1993) kondisi terumbu karang Indonesia rata-rata cenderung membaik walaupun terjadi penurunan kondisi di pengunjung 2016.

Penurunan kondisi terumbu karang pada 2015 dan 2016 di hampir seluruh perairan Indonesia dilaporkan terjadi karena pemutihan karang yang diikuti dengan infeksi penyakit dan serangan hama.

Dirhamsyah menjelaskan, pemutihan karang terjadi karena kenaikan suhu air laut akibat fenomena anomali cuaca El Nino. Para ahli juga memperkirakan pemutihan karang akan sering terjadi di masa yang akan datang akibat kombinasi dengan perubahan iklim dan pemanasan global.

Sementara itu, ia mengatakan, hasil pengamatan di lapangan di beberapa lokasi menunjukkan masih adanya aktivitas yang menyebabkan kerusakan terumbu karang seperti penangkapan ikan menggunakan bom, pencemaran, dan kegiatan pembangunan di wilayah pesisir.

Pusat Penelitian Oseanografi LIPI juga merilis data terbaru status kondisi terumbu karang Indonesia pada 2017.

Menurut hasil verifikasi dan analisis data dari 108 lokasi dan 1.064 stasiun di seluruh perairan Indonesia, sekitar 6,39 persen terumbu karang masih dalam kondisi sangat baik; 23,40 persen dalam keadaan baik; yang cukup baik 35,06 persen; dan yang kondisinya buruk 35,15 persen.

Data tersebut diperoleh berdasarkan persentase tutupan karang hidup yaitu kategori sangat baik dengan tutupan 76-100 persen, baik dengan tutupan 51-75 persen, cukup dengan tutupan 26-50 persen dan jelek dengan tutupan 0-25 persen.

"Pada kondisi terumbu karang 'sangat baik', walaupun cenderung konstan, namun pada 2016 terjadi kenaikan sebesar 1,39 persen, sebagai indikasi peningkatan luasan dan efektivitas kawasan konservasi perairan serta upaya rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di Indonesia," kata Dirhamsyah.

Peneliti senior Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Suharsono menjelaskan lebih lanjut sebaran terumbu karang Indonesia. Ia menyebutkan, terumbu karang banyak ditemukan mulai dari perairan Sabang sampai Merauke dengan konsentrasi sebaran tertinggi berada di bagian tengah dan timur perairan Indonesia meliputi perairan Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara, Maluku dan sekaligus menjadi pusat segitiga keanekaragaman karang dunia (coral triangle).

Baca juga artikel terkait TERUMBU KARANG atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari