Menuju konten utama

Ekspor Patung dan Cinderamata Bali Naik 27,73 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2016, Provinsi Bali menghasilkan devisa sebesar USD 3,99 juta dari hasil pengapalan patung dan aneka jenis cinderamata berbahan baku kayu ke pasaran ekspor, atau meningkat 27,73 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD 3,13 juta.

Ekspor Patung dan Cinderamata Bali Naik 27,73 Persen
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww/16.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2016, Provinsi Bali menghasilkan devisa sebesar USD 3,99 juta dari hasil pengapalan patung dan aneka jenis cinderamata berbahan baku kayu ke pasaran ekspor, atau meningkat 27,73 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD 3,13 juta.

"Namun, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, perolehan devisa itu justru merosot 6,14 persen, karena pada Februari 2015 meraup 4,25 juta dolar AS," kata Kepala BPS Provinsi Bali Ir Adi Nugroho di Denpasar, Jumat, (8/4/2016).

Komoditas tersebut paling banyak menembus pasaran Amerika Serikat yakni 23,92 persen, kemudian Spanyol 12,86 persen, Jepang 3,25 persen, Singapura 1,06 persen, Australia 2,48 persen dan Prancis 6,67 persen.

Komoditas tersebut juga menembus pasaran Cina sebesar 1,70 persen, Hong Kong 0,29 persen, Italia 6,27 persen, Jerman 3,88 persen dan sisanya 37,63 persen menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.

Adi Nugroho menambahkan, patung dan aneka jenis cinderamata yang merupakan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin dan seniman Bali itu, memberikan andil sebesar 9,91 persen dari total ekspor Bali dan merupakan salah satu dari lima jenis komoditas andalan provinsi tersebut.

“Empat jenis lainnya terdiri atas produk ikan dan udang sebesar yang memberikan andil sebesar 21,01 persen, produk pakaian jadi bukan rajutan 14,66 persen, produk perhiasan (permata) 12,09 persen serta produk perabot dan penerangan rumah 7,20 persen,” ujar Adi Nugroho. (ANT)

Baca juga artikel terkait ADI NUGROHO atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora