Menuju konten utama

Ekspor CPO Dibuka Lagi, Harga TBS Melejit Capai Rp2.800 per Kg

Kenaikan harga TBS baru akan terasa pada Senin mendatang yang diperkirakan bisa tembus hingga ke level Rp4.000 per kg.

Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.

tirto.id - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kepala sawit di tingkat petani kembali naik signifikan pasca pemerintah mengizinkan kembali ekspor CPO. Keran ekspor CPO ini sendiri baru akan berlaku efektif Senin, 23 Mei 2022 mendatang.

“Di saat bersamaan harga TBS sawit sudah Rp2.800 per kg dari sebelumnya Rp2.200 per kg," kata Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Manurung, saat dihubungi reporter Tirto, Kamis malam (19/5/2022).

Meski begitu, harga TBS kelapa sawit belum akan naik signifikan sampai akhir pekan ini. Kenaikan baru akan terasa pada Senin mendatang yang diperkirakan bisa tembus hingga ke level Rp4.000 per kg.

“Dugaan saya besok belum naik signifikan, mereka pasti habiskan dulu stok yang ada baru, Senin signifikan naik capai Rp3.500 sampai Rp4.000 lagi," katanya.

Pemerintah kembali membuka ekspor bahan baku minyak goreng atau CPO mulai Senin (23/05/2022). Keputusan ini diambil pemerintah setelah memperhatikan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini serta mempertimbangkan para tenaga kerja dan petani di industri sawit.

"Maka saya memutuskan bahwa ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022," kata Jokowi dalam keterangan dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/5/2022).

Jokowi mengaku kebijakan tersebut diambil setelah melihat kondisi lapangan dan laporan jumlah minyak goreng di lapangan. Jokowi mengatakan angka kebutuhan minyak goreng mencapai 194 ribu ton. Pada Maret lalu, angka pasokan hanya mencapai 64.500 ton. Namun angka stok minyak goreng kini berada di angka 211 ribu ton per April 2022 setelah kebijakan pelarangan ekspor.

"Selain itu juga terdapat penurunan harga rata-rata minyak goreng secara nasional. Pada bulan april sebelum pelarangan ekspor, harga rata-rata nasional minyak goreng curah berkisar kurang lebih Rp19.800 dan setelah adanya pelarangan ekspor harga rata-rata nasional turun menjadi Rp17.200 sampai dengan Rp17.600," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, penurunan harga dan penambahan pasokan minyak goreng merupakan hasil usaha pemerintah, BUMN dan pihak swasta. Ia pun mengaku harga akan turun di daerah yang masih memiliki harga tinggi.

"Walaupun memang ada beberapa daerah yang saya tahu harga minyak gorengnya masih relatif tinggi, tapi saya meyakini dalam beberapa minggu ke depan harga minyak goreng curah akan semakin terjangkau menuju harga yang kita tentukan karena ketersediaannya semakin melimpah," kata Jokowi.

Jokowi pun menekankan bahwa pemerintah akan terus mengawasi pasokan minyak goreng meski ekspor sudah mulai dibuka. Ia pun memastikan pemerintah mengapresiasi kepada para petani sawit atas pengertian dan dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang diambil untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas.

Jokowi berjanji pemerintah akan melakukan perbaikan tata kelola sawit untuk memenuhi kebutuhan publik.

“Secara kelembagaan pemerintah juga akan melakukan pembenahan prosedur dan regulasi di badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit agar terus disederhanakan dan dipermudah agar lebih adaptif dan solutif menghadapi dinamika pasokan dan harga minyak dalam negeri sehingga masyarakat dapat dilindungi dan dipenuhi kebutuhannya," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait HARGA TANDAN BUAH SEGAR atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz