tirto.id - Eks Juru Bicara Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie M Massardi mengumpulkan orang-orang yang belum menentukan pilihannya jelang pemilu 2019. Mereka dikumpulkan Adhie dalam organisasi bernama Perkumpulan Swing Voters (PSV).
Dalam deklarasi PSV, Adhie menyebut motivasinya membentuk perkumpulan itu. Menurutnya, PSV dibutuhkan untuk mewadahi orang-orang yang belum menentukan keberpihakannya jelang pemilu.
"PSV merupakan bagian dari tanggung jawab moral-intelektual kami untuk memberi edukasi cerdas, objektif, dan berintegritas khususnya kepada kelompok swing voters," kata Adhie di kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (21/10/2018).
Menurut Adhie, PSV tak akan mendorong masyarakat untuk menjadi golongan putih di pemilu mendatang. Ia berkata, golput justru menjadi musuh dari perkumpulannya.
PSV ditargetkan mengumpulkan semua orang yang masih bingung memilih siapa di pilpres. Mereka juga disebut akan mendorong semua kandidat di pilpres berkampanye secara sehat dan saking adu gagasan, tidak hanya sibuk sindir menyindir.
"PSV hadir untuk membuktikan masih ada tempat bagi berkembangnya akal sehat, netralitas, dan obyektifitas. Bukan hanya terdiri dari kelompok 'kita' dan 'mereka' seperti tercermin dalam kenyataan sosial hari-hari ini," katanya.
Tidak Netral
Adhie memastikan, PSV suatu saat akan menentukan pilihan politiknya di pemilu. Menurut Adhie, pilihan itu akan disampaikan "dalam waktu yang tepat dan ditentukan sejumlah ahli."
Dia mengandaikan PSV seperti biro jodoh. Adhie berharap pemilih yang tergabung di PSV bisa menentukan siapa kandidat presiden dan wakil presiden pilihannya kelak.
"Kami hingga kini mengamati saja. Pengumuman [pilihan politik] nanti kami serahkan pada ahli yang sudah kami pantau selama ini. Ada 50 orang yang nanti kami evaluasi dulu, takutnya mereka termasuk tim sukses atau berpihak ke siapa-siapa," katanya.
Peneliti politik dari LIPI Siti Zuhro menganggap, kehadiran organisasi seperti PSV tak perlu ditanggapi dengan penuh curiga. Siti berkata, PSV justru harus didukung lantaran ingin mengurangi jumlah golput dan membawa rasionalitas ke publik dalam menentukan pilihan saat pemilu.
Akan tetapi, Siti meminta PSV menunjukkan keseriusannya mengawal kampanye yang rasional hingga menentukan pilihannya nanti. Dia juga meminta PSV tak sekedar bicara hendak mencerdaskan pemilih.
"Apa yang dilakukan ini sebenarnya ingin mengupayakan agar golput tak meningkat tajam. Golput pasti ada, tapi bagaimana caranya agar tak tajam atau tinggi angkanya," kata Siti Zuhro.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo