tirto.id - Kementerian Perdagangan menargetkan pertumbuhan ekspor non-migas sebesar 7,5 persen pada tahun 2019. Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat penutupan rapat kerja (Raker) Kemendag di Hotel Shangri La Jakarta Rabu malam (13/3/2019).
"Pertumbuhan ekspor hanya ditetap 7,5 persen sehingga ITPC [Indonesian Trade Promotion Center/Pusat Promosi Perdagangan Indonesia] bisa bernafas lega yang ditetapkan lebih pada realita yang kita hadapi di tengah ketidakpastian ekonomi seperti yang disampaikan presiden," ujar Enggartiasto, Rabu (13/3/2019).
Kendati demikian, Enggar menyampaikan bahwa pemerintah tetap mewaspadai ancaman defisit neraca dagang hingga akhir Desember mendatang.
Karena itu lah, ia berharap program yang dijalankan pemerintah untuk menekan impor bisa berjalan lebih optimal, misalnya dengan mandatori B20 serta kenaikan PPh impor.
"Agar impor tidak melonjak, demand harus di-create. Bagaimana mencintai produk Indonesia," tuturnya.
Meski demikian, kata Mendag, saat ini impor yang masuk ke Indonesia lebih didominasi oleh bahan baku.
"Kalau bahan baku itu artinya ada pergerakan di industri dan ada Investasi," imbuh kader partai Nasdem tersebut.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekspor, ada tiga hal penting yang dilakukan Kemendag yaitu mengembangkan sistem Informasi terpadu di Kemendag; simplifikasi peraturan dan prosedur ekspor dan impor; menyukseskan perjanjian perdagangan, misi dagang, dan trade expo.
Untuk meningkatkan kinerja ekspor dan memperluas akses pasar, kata dia, Kemendag akan terus menambah jumlah kerja sama perdagangan internasional. Pada tahun ini, Kemendag akan menyelesaikan perundingan dengan Iran, Uni Eropa, Mozambik, Turki, Tunisia, Bangladesh, dan Korea Selatan.
Selain itu, akan dilakukan penyelesaian perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership, ASEAN Economic Community, ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement, ASEAN-India Free Trade Agreement, serta peninjauan kembali Indonesia-Jepang Economic Partnership Agreement.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto