tirto.id - Usai beradu argumen dalam debat putaran pertama Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) akhir April lalu pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Sudirman Said dan Ida Fauziyah akan kembali bertemu dengan lawan mereka Ganjar Pranowo-Taj Yasin dalam debat putaran kedua, Kamis (3/5/2018) malam nanti.
Di debat putaran pertama yang mengangkat tema kesejahteraan sosial Sudirman-Ida menyampaikan 22 janji yang akan mereka penuhi jika terpilih menjadi kepala daerah Jateng. Dibalut visi "Mbangun Jateng, Mukti Bareng", tiga pesan utama janji Sudirman-Ida meliputi pengurangan angka kemiskinan menjadi 6 persen, penciptaan 5 juta lapangan kerja, dan pemerintahan yang bebas korupsi.
Nanti malam, giliran perekonomian dan pelayanan publik Jawa Tengah lah yang akan jadi topik bahasan.
"Pada debat terbuka kedua Pilgub Jateng 2018 ini, rencana dimulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.30 WIB dengan tema pelayanan publik dan perekonomian," ujar Diana Ariyanti, anggota KPU Jateng Bidang Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat, seperti dilansir Antara.
Dokumen visi misi yang diserahkan Sudirman-Ida ke KPU menyebutkan sembilan permasalahan pokok di Jawa Tengah. Permasalahan itu mencakup kemiskinan, pengangguran, ketimpangan pembangunan dan pendapatan, hingga penggunaan energi di Jateng yang masih didominasi energi fosil.
Pasangan yang diusung Gerindra, PKS, PAN, dan PKB itu tidak menjadikan pelayanan publik sebagai permasalahan pokok di Jawa Tengah. Namun demikian, sebagaimana tercantum dalam program aksi yang ada di visi misi, paslon nomor urut 2 itu berjanji membangun kredibilitas pemerintahan dengan meningkatkan tata kelola, integritas, dan kompetensi SKPD dan seluruh jajaran kepemimpinan.
Untuk menjalankan program aksi tersebut, Sudirman-Ida akan mengambil sejumlah kebijakan, seperti sistem lelang jabatan, keterbukaan informasi anggaran melalui e-budgeting, memfasilitasi pemerakan wilayah, dan penyelenggaraan apel sebulan sekali bertema "Jumat Resik" untuk menanamkan sikap anti-korupsi.
Mereka juga meningkatkan kapasitas jajaran pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa) dan restrukturisasi Balai Diklat Kepegawaian (Provinsi/ Kabupaten/ Kota) dengan fokus kepada transformasi pendidikan karakter Aparutur Sipil Negara (ASN).
Pada Maret 2018, Ombudsman Republik Indonesia (ORI) merilis hasil survei indeks persepsi maladministrasi yang dilakukan pada tahun 2017 terhadap 3.080 responden di 11 provinsi. Itu dilakukan guna melanjutkan hasil penelitian kepatuhan terhadap standar pelayanan publik yang telah dilakukan ORI sejak 2015. Jawa Tengah adalah salah satu provinsi dengan urutan ketiga terbaik dengan indeks persepsi mal-administrasi sebesar -0,18033.
Tiru Program Anies-Sandi
Soal perekonomian, Sudirman-Ida pun punya janji dan program yang menunjukkan angka fantastis. Dalam salah satu program aksi di visi misinya, Sudirman-Ida berjanji menumbuhkan dan memfasilitasi 57.300 wirusaha baru berbasis kecamatan. Sedangkan dalam debat putaran pertama, keduanya juga ingin melahirkan dan mengembangkan 1 juta wirausahawan perempuan muda.
Program menghasilkan wirausaha yang diusung Sudirman-Ida bernama Ayo Obah. Program ini merupakan duplikasi dari program Anies-Sandi saat Pilkada DKI Jakarta. Program Ayo Obah diperkenalkan Sudirman Ida ke masyarakat pada Maret 2018. Menurut laman resmi kampanye Sudirman-Ida, Ayo Obah merupakan program pengorganisasian, partisipasi dan konsolidasi potensi usaha masyarakat khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di komunitas. Di situ dijelaskan bahwa Ayo Obah diadopsi dari OK OCE. Peluncuran program Ayo Obah pun diawali pelatihan kewirausahaan yang diampu Sandiaga, Minggu (4/3/2018), di Semarang.
Ayo Obah akan memberikan pelatihan, pendampingan, dukungan permodalan, peningkatan akses pasar dan pemanfaatan teknologi kepada warga Jateng yang mengikuti program tersebut. Namun, tidak dijelaskan besar dukungan modal yang akan diberikan, termasuk sumber dan skema anggaran Ayo Obah.
Yang jelas, Sudirman-Ida ingin menunjukkan bahwa program ini penting dilaksanakan di Jateng. Laman resmi kampanye Sudirman-Ida menjelaskan, "Negara akan maju berbading lurus dengan rasio wirausaha warganya. Sampai saat ini rasio wirausaha di Indonesia masih rendah hanya 3,1 persen. Hal ini masih kalah jauh kalau dibandingkan dengan Malasyia yang mencapai 5 persen ataupun Singapura yang mencapai 7 persen."
Sebagai perbandingan dunia wirausaha di Jawa Tengah, data Dinas Koperasi dan UMKM Jateng menunjukkan jumlah UMKM binaan provinsi Jateng meningkat dalam 5 tahun terakhir. Pada 2013, ada 90.339 UMKM binaan. Kemudian, pada 2014, jumlah itu menjadi 99.681. Pada tahun berikutnya jumlah itu terus meningkat menjadi 108.937 (2015), 115.751 (2016), 133.679 (2017). Lembaga itu juga melaporkan ada 918.455 orang diserap sebagai tenaga kerja UMKM binaan tersebut pada 2017.
Nyatanya, program OK OCE yang digagas Anies-Sandi pun menuai polemik. Misalnya, saat kampanye Sandiaga menjelaskan bahwa OK OCE akan “memberikan kredit khusus bagi perempuan tanpa jaminan.” Namun, saat menjabat wagub DKI Jakarta, Sandiaga mengklarifikasi bahwa kredit yang dimaksud bersumber dari bank atau lembaga non-bank.
Budayawan Jawa Tengah Triyanto Triwikromo pesimistis program Ayo Obah akan efektif diterapkan di Jawa Tengah. Sebab menurutnya Jawa Tengah dan DKI Jakarta memiliki karakteristik sosial dan wilayah yang berbeda. "Setiap ruang punya spesialisasi tertentu untuk kebutuhannya sendiri. Ok Oce utk masyarakat perkotaan sedangkan Jawa Tengah lebih banyak desanya," kata Triyanto.
"Yang berhasil di Ok Oce belum tentu berhasil di sini."
Mampukah Sudirman-Ida meyakinkan pemilih Jawa Tengah lewat program Ayo Obah? Jawabannya mungkin akan terlihat dari penampilan keduanya di debat malam ini.
Penulis: Husein Abdulsalam