tirto.id - Keputusan FC Sion memecat 9 pemainnya yang menolak dipotong gaji sebagai dampak krisis global pandemi virus Corona atau COVID-19 menuai kecaman. Salah satu pihak yang paling keras bereaksi adalah Swiss Association of Football Players (SAFP) yang menyebut tindakan tersebut memalukan.
Seperti klub-klub lainnya, FC Sion terancam mengalami kerugian besar karena kompetisi Liga Swiss dihentikan sementara akibat pandemi COVID-19. Inilah yang membuat klub tersebut meminta para pemainnya agar bersedia meneken surat perjanjian terkait pemangkasan gaji.
Namun, ada 9 pemain FC Sion yang menolak dipotong gajinya sehingga klub yang berkiprah di strata tertinggi kompetisi sepak bola di Swiss atau Swiss Super League ini terpaksa mendepak mereka dari skuad.
Dilansir Sky Sports, ke-9 pemain FC Sion yang dipecat itu termasuk dua mantan penggawa Arsenal yakni Alex Song dan Johan Djourou, juga Ptjim Kasami, Ermir Lenjani, Seydou Doumbia, Mickael Fachinetti, Christian Zock, Birama Ndoye, serta kapten tim, Xavier Kouassi.
Pemecatan tersebut menuai kecaman keras dari Presiden SAFP, Lucien Valloni, yang menyebut apa yang telah dilakukan FC Sion adalah bentuk tindakan yang memalukan. "Tak bisa diterima perilaku seperti itu,” tukas Valloni seperti dikutip Antara dari Reuters, Jumat (27/3/2020).
“Jika terjadi krisis, Anda harus merawat karyawan Anda, bukan menodongkan senjata ke kepalanya dan bilang pada mereka punya waktu 24 jam untuk memutuskan mengenai pengurangan itu atau tidak. Jika mereka tidak mau, yang mana memang benar, mereka dipecat. Itu sungguh memalukan," tambahnya.
"Saya kira itu isyarat buruk, isyarat salah, dan bukan isyarat solidaritas. Bahkan sebelum Sion melakukan itu, kami sedang mencari solusi untuk semua pihak dan pemain siap membantu klub.”
“Tetapi, [opsi] pemotongan gaji adalah keputusan yang terlalu cepat,” sebut Valloni.
Editor: Fitra Firdaus