tirto.id - Selepas magrib, Rabu, 15 Februari, puluhan meja dan kursi bagi para tamu berjejer rapi di halaman dan ruas jalan depan rumah Bupati Pati Haryanto. Hidangan aneka jajanan siap menyambut. Gerimis tak mencegah rombongan tamu berduyun-duyun datang. Rumah di Desa Raci, Kecamatan Batangan, itu dari menit ke menit semakin ramai.
Seorang penerima tamu, Joni, mengatakan si empu rumah belum pulang sejak Rabu siang. Haryanto, katanya, masih berkeliling ke sejumlah lokasi posko pemenangan tim sukses untuk memantau perolehan suara Pilkada.
“Ini memang sudah disiapkan syukuran. Kami optimis suara bisa di atas 70 persen,” kata Joni.
Haryanto maju untuk kali kedua sebagai calon Bupati Pati di Pilkada 2017 bersama wakilnya Saiful Arifin, pengusaha lokal. Pasangan ini didukung koalisi delapan partai yang menguasai 46 kursi di DPRD Pati, yakni PDIP, Gerindra, PKB, Demokrat, Golkar, Hanura, PKS dan PPP. Lawannya cuma kotak kosong.
Sejak Rabu sore, tim pemenangan Haryanto-Saiful Arifin optimis mampu merebut suara di atas 70 persen. Mereka menghuni posko Harfin Center di Jl. Pangeran Diponegoro, Pati Kota. Di sana, layar penghitungan perolehan suara memperlihatkan pasangan tunggal unggul 76 persen dari pemilih kotak kosong.
Real count sementara memang baru memantau gambar foto C1 yang mencakup 200 ribuan pemilih saja. Jumlah itu masih jauh dari total Daftar Pemilih Tetap Pati sebanyak 1.034.256 orang. Tapi, juru bicara Tim Pemenangan Haryanto-Saiful Arifin, Joni Kurnianto, meyakini kandidatnya bakal menang telak.
“Kami yakin bisa 75 persen suara, harapan kami sebelumnya 80 persen suara, tapi tidak apalah, ini kami sudah menang,” kata Ketua DPC Partai Demokrat Pati tersebut.
Menurut Joni, perolehan kotak kosong hanya mampu mengimbangi suara jagoannya di sebagian TPS di kawasan Pati Kota. Selain itu, situasi agak imbang juga sempat muncul di TPS-TPS di rumah para tokoh penganjur pilihan kotak kosong di Pilkada Pati. Selebihnya, terutama mayoritas di kawasan perdesaan Pati, Haryanto-Saiful Arifin mendominasi suara.
“Hanya ada di sebagian kecil TPS kami kalah,” ujar Wakil Ketua DPRD Pati itu. Joni melanjutkan, “Untuk di Pati Kota, sepertinya banyak anak muda terpengaruh kampanye negatif di medsos dari pendukung kotak kosong.”
Para Pendukung Kotak Kosong
Sebaliknya, kelompok kotak kosong, Aliansi Kawal Demokrasi Pilkada Pati hingga Rabu malam masih meyakini bisa menjungkalkan Haryanto-Saiful Arifin. Sekretaris Aliansi Itqonul Hakim mengklaim suara kotak kosong mencapai 54 persen. Suara kotak kosong, katanya, unggul di sebagian kecamatan di Pati Utara dan Pati Selatan.
“Di sembilan kecamatan, suara kotak kosong menang, tapi itu memang baru hasil penghitungan 70-an persen,” ujarnya.
Karena itu, sejak Rabu siang, kata Itqonul, Aliansi menggerakkan ribuan relawan di 406 desa dan kelurahan Pati untuk mengawal hasil penghitungan suara. Menurutnya, Aliansi memiliki jaringan relawan di semua desa di Pati.
“Tak penting siapa menang dan kalah, kami ingin memastikan Pilkada Pati berlangsung sejujur-jujurnya dan sebersih-bersihnya,” katanya.
Sayangnya, kata dia, politik uang meluas selama 7 hari sebelum Pilkada.
“Keluarga saya di Kajen (Margoyoso), disebarin duit oleh timses kandidat Rp10-an ribu. Di Pati selatan seperti Sukolilo, rata-rata warga dikasih Rp15 ribu,” ujarnya.
Sejumlah kasus politik uang menjelang Pilkada Pati itu sudah dilaporkan oleh Aliansi ke Panwaslu Pati. Bahkan, kata Itqonul, ada kasus tangkap tangan politik uang yang sudah dilaporkan ke Panwaslu.
Itqonul menyatakan tim Aliansi akan berfokus terus mengawal temuan-temuan pelanggaran di Pilkada Pati kali ini. Menurutnya ada banyak kecurangan yang melibatkan pendukung Haryanto-Saiful Arifin dalam bentuk politik uang, ataupun pengerahan dukungan dari level desa hingga kecamatan.
“Masyarakat sedang mengawal Pilkada Pati secara ketat, makanya kami minta Panwaslu Pati menjaga betul integritasnya,” kata Itqonul.
Hingga Rabu malam, Itqonul masih terus memantau sejumlah temuan pelanggaran baru. Salah satunya, laporan relawan AKDPP di Kecamatan Pucakwangi, Adib Sulthonul Arif, yang menemukan ada ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara tak meneken sendiri surat undangan ke pemilih. Tugas itu justru dijalankan ayahnya, yang tak lagi memenuhi syarat jadi anggota KPPS, sebab ketua KPPS itu sibuk bekerja di Semarang.
Bawaslu Jateng Sempat Turun ke Pati
Temuan pelanggaran di Pati jelang pemilihan sempat menyita perhatian Bawaslu Jawa Tengah yang mengirimkan tim khusus ke Pati pada Selasa (14/2) lalu. Bawaslu Jateng sudah mengantongi 10 laporan politik uang yang berlangsung menjelang Pilkada Pati.
Adapun Joni membantah tim pemenangan Haryanto-Saiful Arifin menebar politik uang. Ia mengklaim tidak mengetahui apa pun terkait pemberian uang ke pemilih.
“Saya berani sumpah, kami tidak tahu soal politik uang, kami haramkan politik uang, silakan dibuktikan saja,” kata Joni. “Di depan mata menang. Kok, bagi uang, sih.”
Sebagaimana laporan Tirto sebelumnya tentang Pilkada Pati melawan kotak kosong, KPUD Pati telah merilis hasil hitung cepat pada Kamis sore (16/2). Kandidat tunggal meraup 74,52 persen suara sah, atau 519.688 pemilih. Sementara jumlah pemilih kotak kosong mencapai 25,48 persen atau 177.682 suara. Pasangan Haryanto-Saiful Arifin unggul di semua kecamatan.
Suara sah sebanyak 696.310. Ada 15.195 suara tak sah. Artinya, dari jumlah 1.035.663 DPT, hanya 711.402 orang menggunakan hak pilihnya. Mereka yang tak mencoblos ada 324.261 pemilih. Tingkat partisipasi di Pilkada paslon tunggal ini sebesar 68,7 persen. Sebanyak 31,3 persen pemilih tak mencoblos.
Di atas kertas, pasangan Haryanto-Saiful Arifin menang telak. Namun apabila jumlah suara kolom kosong dan pemilih yang tak mencoblos digabung, ketemu 501.943 suara, hampir separuh jumlah DPT di Pati. Artinya, Haryanto-Saiful Arifin cuma menang tipis di Pilkada ini.
Sekretaris Aliansi Itqonul Hakim menyangsikan keakuratan hasil hitung cepat KPUD Pati. Klaim dari hitungan relawan Aliansi sampai Jumat (17/2), pemilih kotak kosong mencapai 35 persen suara sah. Itu pun para relawan Aliansi masih mengoreksi ulang ketepatan penghitungan suara kotak kosong di sebagian kecamatan, yang terindikasi bisa meraih suara lebih besar.
KPUD Pati sendiri bakal merilis hasil hitung manual pada 23 Februari mendatang. Pihak relawan Aliansi, sejauh ini, terus mengawal kasus-kasus pelanggaran Pilkada yang menguntungkan kandidat tunggal. Mereka juga minta Bawaslu Jawa Tengah untuk terus mengawasi laporan dan temuan pelanggaran yang diadukan oleh pendukung kotak kosong.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Fahri Salam