Menuju konten utama

Dubes Korea Utara untuk Italia Diduga Membelot

Dubes sementara Korea Utara untuk Italia menghilang dan diduga membelot.

Dubes Korea Utara untuk Italia Diduga Membelot
Patung Korea Bersatu di jalan utama dari Pyongyang menuju Panmunjom, Korea Utara. Getty Images/iStock Editorial

tirto.id - Duta Besar Sementara Korea Utara untuk Italia, Jo Song-gil diduga membelot dan menjadi kejadian langkah bagi seorang pejabat senior Korea Utara.

Dugaan itu muncul usai adanya lapor bahwa Jo menghilang dan bersembunyi sejak awal November 2018. Hal itu disampaikan agen mata-mata Korea Selatan National Intelligence Service (NIS).

Seperti dilaporkan The Guardian, Kim Min-ki anggota parlemen yang bertugas di Komite Intelijen pada pertemuan tertutup Kamis (3/1/2019) kemarin mengatakan, mandat Jo untuk kedutaan Korea Utara di Roma berakhir pada November.

Namun pada awal November dia dan keluarganya telah melarikan diri dari tanpa pemberitahuan. NIS mengatakan belum dihubungi oleh Jo "dalam dua bulan terakhir sejak kepergiannya."

The Guardian mengutip media Korea JoongAng Ilbo bahwa otoritas Italia “melindunginya di tempat yang aman”. Sedangkan Ansa, kantor berita Italia melaporkan pada hari Kamis bahwa Italia belum menerima permintaan suaka dari pejabat Korea Utara.

Antonio Razzi, mantan anggota parlemen Italia mengatakan dalam sebuah wawancara telepon pada Washington Post hari Kamis bahwa Razzi telah mengenal Jo selama bertahun-tahun.

Mereka terakhir kali bertemu pada 29 Oktober saat makan siang di hari itu. Jo memberi tahu Razzi bahwa masanya sudah berakhir dan dia harus terbang pulang.

"Dia mengatakan kepada saya bahwa dia pertama kali akan melakukan tur Italia dengan keluarganya," kata Razzi yang juga kepala kelompok persahabatan bilateral Italia-Korea Utara. "

Razzi menceritakan, Jo ingin mengenal Italia dan berencana pergi ke utara, mungkin Milan atau Venesia. Jo tampak sangat menyukai Italia.

Sebulan kemudian, Razzi mencoba menghubungi nomor seluler Jo, tetapi tidak berhasil. Akun WhatsApp Jo pun terakhir diakses pada 15 November 2018.

Hubungan Diplomatik Korut - Italia

Korea Utara dan Italia menjalin hubungan diplomatik pada Januari 2000. Pyongyang membuka kedutaan besar di Roma pada Juli di tahun itu. Italia adalah rute pasokan untuk berbagai produk mewah yang dikonsumsi Kim Jong-un dan keluarganya.

Jo telah bertindak sebagai duta besar sementara di Roma sejak Oktober 2017 setelah Italia mengusir duta besar sebelumnya, Mun Jong-nam.

Mun diprotes atas uji coba nuklir oleh Korea Utara pada September 2017. Uji coba ini telah melanggar resolusi PBB. Jo ditunjuk sebagai penjabat duta besar karena ia fasih berbahasa Italia.

Jo merupakan putra atau menantu dari salah satu pejabat tertinggi dalam rezim Korea Utara. Jo atas statusnya tersebut mendapat perlakuan istimewa.

Ketika para diplomat Korea Utara yang bertugas di luar negeri sering diminta meninggalkan anggota keluarga untuk mencegah pembelotan, tetapi Jo datang bersama istri dan anak-anaknya ke Roma.

Jo juga merupakan diplomat terkemuka Korea Utara kedua yang membelot dalam beberapa tahun terakhir setelah Thae Yong-ho, wakil duta besar untuk Inggris yang melarikan diri ke Korea Selatan pada tahun 2016.

Meskipun tidak mengidentifikasikan namanya, media pemerintah Korut sebagaimana dilansir CBS News menggambarkan Thae sebagai "sampah manusia" dan mengklaim bahwa ia berusaha melarikan diri dari hukuman untuk kejahatan berat.

Thae selama tinggal di Korea Selatan menjadi kritikus blak-blakan terhadap Kim Jong Un. Thae membantah tuduhan itu dan mengatakan dia membelot karena dia tidak ingin anak-anaknya hidup "sengsara" di Korea Utara.

Menurut data dari pemerintah Korea Selatan, sekitar 30.000 warga Korea Utara telah membelot ke Korea Selatan sejak akhir Perang Korea 1950-1953. Pembelotan ini dilakukan karena ingin meninggalkan sistem politik Korea Utara yang keras dan kemiskinan yang meluas.

Korea Utara yang menyebut dirinya sebgai surga sosialis sangat peka terhadap pembelotan, terutama terhadap korps diplomatik elitnya. Ini menjadi bukti yang memalukan bagi Kim Jong Un presiden Korea Utara yang mencoba membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang berpengaruh di kancah global.

Baca juga artikel terkait KORUT atau tulisan lainnya dari Isma Swastiningrum

tirto.id - Politik
Kontributor: Isma Swastiningrum
Penulis: Isma Swastiningrum
Editor: Yantina Debora