tirto.id - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI meminta Gubernur Anies Baswedan dan jajarannya menindak tegas pengelola Graha CIMB Niaga Sudirman, Jakarta Selatan, terkait video yang disebar dan viral terkait banjir pada Selasa 17 Desember kemarin.
Sebab menurutnya banjir tersebut disebabkan buruknya pengelolaan saluran air gedung CIMB. Namun di-upload seolah-olah banjir tersebut atas kelalaian Pemprov DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, M Taufik saat rapat dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan instansi terkait lainnya.
"Kalau saya jadi Bapak [Pemprov DKI], saya tabok itu orang [Bank CIMB Niaga]. Dia sudah bikin malu bapak, padahal banjir karena dirinya. Terus dia upload di mana-mana, habis di-upload, baru dia minta maaf, mohon maaf kepada Pemda DKI, pada Wali Kota Jakarta Selatan," kata dia, Senin (23/12/2019).
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta itu meminta agar Pemprov jangan menerima secara mentah mentah permintaan maaf dari pengelola Graha CIMB Niaga. Akan tetapi juga diberikan teguran bahkan sanksi yang tegas atas perbuatannya tersebut.Sebab menurutnya, meminta maaf dengan cara mengirim semurat saja tidak cukup karena telah mencoreng nama Pemprov DKI dan DPRD. Selain itu menurutnya, Graha CIMB Niaga juga memiliki Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
SLF adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Pemda DKI Jakarta terhadap bangunan gedung yang telah selesai dibangun sesuai IMB dan telah memenuhi persyaratan kelaikan teknis sesuai fungsi bangunan berdasar hasil pemeriksaan dari instansi terkait.
"Mesti ada sanksi lah, teguran kek, apa kek. Dia kan mesti beresin sendiri buat lingkungan dia. Orang masuk ke pekarangannya karena diri dia, bukan karena urusan Pemda DKI itu," pungkasnya.
Lantaran itu lah, ia meminta Pemprov DKI untuk melakukan pengawasan terkait saluran air yang ada di kawasan Sudirman dan Senayan, apakah sudah berjalan dengan baik, atau belum.
"Saya kira mesti dikoordinasikan. Nanti semua gedung kebanjiran, nyalahin bapak, padahal dirinya yang enggak beres," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Hendra Friana