Menuju konten utama

DPR Dukung Budi Gunawan Perkuat Intelijen Negara

Penetrasi jaringan teroris, sindikat narkotika, korupsi dan pasar gelap menjadi tantangan terkini yang dihadapi Indonesia. Sosok Budi Gunawan sebagai calon Kepala BIN dianggap mampu menguatkan koordinasi intelijen negara yang berdampak pada terjaganya ketahanan nasional.

DPR Dukung Budi Gunawan Perkuat Intelijen Negara
Ketua DPR Ade Komarudin menunjukkan salinan surat usulan pergantian Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dari Presiden Joko Widodo di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (2/9). Presiden Joko Widodo mengusulkan Komisaris Jenderal Pol Budi Gunawan yang kini menjabat Wakil Kepala Polri untuk memimpin BIN menggantikan Sutiyoso. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Badan Intelijen Negara (BIN) selama ini dalam persepsi masyarakat kerap dipersalahkan karena dituding kecolongan atas sejumlah kasus nasional yang belakangan terjadi. Alhasil, hingga kini kerja intelijen negara dianggap belum cukup efektif.

Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo pun membenarkan bahwa sejumlah peristiwa atau kasus seperti serangan teroris, penyelundupan narkoba, penyelundupan produk manufaktur dan senjata api hingga praktek korupsi, seharusnya bisa ditangkal jika intelijen negara bekerja efektif.

Karenanya, Bambang mengungkapkan, pencalonan Budi Gunawan (BG) sebagai Kepala BIN merupakan langkah yang bijak. Lemahnya koordinasi intelijen nasional yang menjadi garis besar permasalahan internal BIN sejauh ini, dapat dihadapi dan dikerjakan BG sebagai pimpinan BIN yang baru.

"BG diyakini mampu melakukan penguatan intelijen nasional dari waktu ke waktu, dan itu menjadi pilihan tidak yang terelakkan. Ini garis besar permasalahan yang dihadapi dan harus dikerjakan oleh BG sebagai pimpinan BIN," katanya di Jakarta, Senin (5/9/2016), kepada Antara.

Indonesia kini tengah menghadapi tantangan berupa penetrasi jaringan teroris, sindikat narkotika, korupsi dan pasar gelap. Bambang menilai, semua tantangan itu harus disikapi dengan respons tegas dan lugas oleh BIN demi terjaganya ketahanan nasional.

Minimnya koordinasi intelijen nasional yang terjadi selama ini, menurut Bambang, mengakibatkan Indonesia terus menghadapi persoalan ancaman terorisme, maraknya penyelundupan narkoba, korupsi yang tidak kunjung menurun hingga terbentuknya pasar gelap untuk ragam penyelundupan produk manufaktur, termasuk pasar gelap yang memperdagangkan senjata api.

Tak berhenti di situ, Bambang juga menilai, percobaan serangan bom bunuh diri pada sebuah rumah ibadah di Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8/2016)lalu, menjadi penanda masih tingginya aktivitas sel-sel teroris di dalam negeri.

Kelemahan intelijen negara pun terlihat sangat mencolok pada keberhasilan sindikat narkotika, lokal maupun internasional, melakukan penetrasi dengan membentuk sel-sel mereka dalam tubuh birokrasi negara.

"Gambaran umum tentang keberhasilan penetrasi sindikat narkoba itu tercermin pada sejumlah hasil tangkapan petugas Badan Narkotika Nasional, termasuk muatan kisah yang dituturkan gembong narkoba, almarhum Freddy Budiman," katanya.

Sementara itu, terkait proses seleksinya, BG akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon kepala BIN di Komisi I DPR RI pada Rabu (7/9/2016).

Bagi anggota Komisi III sosok BG tidak asing lagi. Tak hanya sempat menjadi mitra Komisi III sebagai salah satu pimpinan Polri lebih dari 10 tahun , BG juga pernah lolos saat uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper sebagai calon Kapolri di Komisi III hingga paripurna.

"Saya yakin, uji kelayakan kali ini di Komisi I akan berjalan mulus. Sebagai jenderal polisi bintang tiga dan orang nomor dua di Polri, BG tentu sangat paham tantangan yang bakal dihadapi BIN kedepan dan akan dibawa kemana institusi indra presiden tersebut," ungkap Bambang.

Pencalonan BG sebagai Kepala BIN menggantikan Sutiyoso ini juga disambut baik mayoritas fraksi di parlemen. Wakil Komisi I dari Fraksi Partai Golkar Meutya Viada Hafid menyatakan, meski pencalonan BG mendapat respons yang positif dari sebagian besar fraksi, DPR tetap mempertimbangkan hasil uji kepatutan dan kelayakan.

"Untuk sementara, sambutan baik dari sebagian besar fraksi. Tapi kita tidak elok mendahuui forum fit and proper test, ditunggu saja," kata Meutya di Jakarta, Senin (5/9/2016).

Meutya mengatakan sebagaimana biasanya, dalam forum uji kepatutan dan kelayakan tersebut akan dilakukan pendalaman terkait kecakapan dan komitmen Budi Gunawan dalam memimpin BIN. Dalam forum itu seluruh fraksi akan melihat sejauh mana kemampuan Budi Gunawan dalam memimpin lembaga intelijen.

Baca juga artikel terkait BADAN INTELIJEN NEGARA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari