tirto.id - Vaksin Covid-19 untuk anak-anak baru saja keluar izinnya dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk digunakan.
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, penerbitan penggunaan vaksin ini di Indonesia berlaku untuk anak usia 6-11 tahun berdasarkan hasil uji klinis fase 1 dan fase 2b yang telah dilakukan.
Jenis Vaksin Anak di Indonesia
“Pada hari ini kami dapat menyampaikan pengumuman telah diterbitkannya izin penggunaan vaksin COVID-19 dari vaksin Sinovac atau CoronaVac dan vaksin COVID-19 dari Biofarma untuk usia 6-11 tahun," kata Penny melalui konferensi pers virtual, Senin (1/11/2021).
Hal ini, menurut Penny, menjadi kabar yang menggembirakan sebab vaksin COVID-19 pada anak menjadi sesuatu yang urgen di tengah dimulainya pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah.
Dikutip dari laman resmi Unpad, produsen vaksin Sinovac sendiri telah melakukan uji klinis fase I dan II pada umur 3 – 17 tahun.
Uji klinis ini sudah memberikan respons imun cukup baik dan aman. Reaksi demam pada umur 3-5 tahun dan 6–11 tahun masing-masing 8,77 persen dan 3,70 persen.
Dokter Spesialis Anak RSHS Bandung sekaligus Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dr. Rodman Tarigan menyatakan, anak menjadi kelompok yang rentan terpapar Covid-19.
Hal ini terlihat dari data Covid-19 global yang menunjukkan bahwa dari 8 orang yang terpapar Covid-19, satu persennya merupakan anak-anak.
Karenanya, pemerintah memprioritaskan anak-anak untuk mulai divaksinasi.
Dosis Vaksin Covid-19 untuk Anak
Dilansir laman CNN, vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech juga baru saja disahkan penggunaannya untuk anak-anak di Amerika Serikat.
Untuk anak berusia 5 hingga 11 tahun, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) mengizinkan dosis 10 mikrogram.
Sementara dosis yang digunakan untuk orang berusia 12 tahun ke atas adalah 30 mikrogram.
Moderna baru-baru ini merilis hasil awal untuk vaksin Covid-19 dua dosis untuk anak-anak usia 6 hingga 11 tahun yang setengah dari ukuran vaksin perusahaan untuk orang dewasa.
Salah satu tujuan uji coba vaksin untuk segala usia adalah menemukan tingkat antigen terkecil bagian yang memicu respons imun untuk memaksimalkan perlindungan tanpa efek samping.
Anak-anak kecil berkembang, dan sistem kekebalan melemah seiring bertambahnya usia.
"Anak-anak sebenarnya cenderung memiliki respons imun yang sangat kuat," kata Dr. Kari S imonsen yang memimpin uji coba vaksin Pfizer di Children's Hospital & Medical Center di Omaha, Nebraska.
"Dalam beberapa kasus, mereka benar-benar dapat membuat respons yang kuat terhadap jumlah antigen vaksin yang lebih kecil," lanjutnya.
Untuk beberapa vaksin, dosis orang dewasa dan anak bisa sama, tetapi dalam kasus lain, seperti vaksin hepatitis A, orang dewasa mendapatkan dosis yang lebih tinggi daripada anak-anak.
"Anak-anak bukanlah orang dewasa kecil. Anak-anak adalah anak-anak," kata Dr. James Versalovic, kepala dokter anak interim Rumah Sakit Anak Texas.
Ia melanjutkan, tubuh akan berkembang dan akan bereaksi secara berbeda, dan karenanya perlu diperlakukan secara berbeda."
Menurut data dari uji coba Fase 2/3 Pfizer yang diajukan pada bulan September, vaksin dua dosis 10 mikrogram menghasilkan respons antibodi "kuat" pada anak-anak yang lebih muda.
Dalam sebuah dokumen yang diposting minggu lalu, Pfizer mengatakan vaksinnya aman dan 90,7% efektif melawan gejala Covid-19 pada anak-anak usia 5 hingga 11 tahun.
Pada dosis yang lebih tinggi yang diuji dalam uji coba, ilmuwan melihat beberapa efek samping kecil, tidak ada yang parah.
Dengan dosis 10 mikrogram, para peneliti melihat lebih sedikit masalah dengan kedinginan dan demam daripada yang mereka lihat pada kelompok usia 16 hingga 25 tahun yang diuji.
Dosis yang lebih rendah juga harus mengurangi risiko teoritis miokarditis, peradangan otot jantung yang telah terlihat pada sejumlah kecil orang setelah mereka mendapat vaksin Pfizer dan Moderna.
Tidak ada kasus miokarditis yang terlihat pada anak-anak yang lebih muda dalam percobaan, tetapi tidak cukup banyak anak yang diuji untuk menunjukkan apakah mereka juga berisiko. Para ilmuwan akan mengamati kasus-kasus dengan cermat.
Hal ini makin meyakinkan para peneliti bila dosis yang diberikan pada anak-anak harus lebih rendah dibandingkan orang dewasa.
Editor: Iswara N Raditya