tirto.id - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mencoba “merayu” Presiden Cina, Xi Jinping agar mencairkan hubungan dua negara raksasa ekonomi dunia, yang merenggang dalam beberapa bulan belakangan, lewat sepucuk surat saja.
Dalam pernyataan resmi Gedung Putih pada Rabu (8/2/2017) waktu AS, seperti dikutip Antara dari Reuters, Trump telah berkirim surat untuk Xi Jinping yang berisi ungkapan terima kasih atas ucapan selamat pemimpin Cina itu atas pelantikan Trump sebagai Presiden AS.
Di surat itu, Trump juga mendoakan kesejahteraan seluruh rakyat Cina setelah perayaan tahun baru imlek. Trump sekaligus berharap bisa meningkatkan kerja sama AS dengan Cina meskipun dirinya hingga kini belum pernah bertemu langsung dengan Xi Jinping setelah resmi berkuasa pada (20/1/2017) lalu. Trump hanya pernah sekali bertemu Xi Jinping setelah resmi memenangi Pemilu Presiden AS pada November 2016 lalu.
"Presiden Trump menegaskan bahwa ia menantikan bekerja bersama dengan Presiden Xi untuk membangun hubungan yang konstruktif yang menguntungkan baik Amerika Serikat maupun Cina," kata Gedung Putih.
Surat ini mengawali babak baru hubungan AS dengan Cina yang merenggang sejak Trump memenangi Pemilu AS. Musabab ketegangan itu ialah sejumlah pernyataan Trump di masa kampanye dan setelah Pemilu AS yang menyinggung Cina. Apalagi Trump sempat membuat berang Cina dengan sikapnya terkait Taiwan.
Sumber-sumber diplomatik di Beijing menyatakan pemerintah Cina sempat sangat kecewa dengan Trump karena ia tak pernah menelepon Xi Jinping seusai resmi berkuasa. Trump malah menelepon Presiden Taiwan, negara yang sampai sekarang dianggap sebagai provinsi pemeberontak oleh Cina. Xi juga merasa dipermalukan karena Trump malah mau menelepon Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.
Meskipun demikian, pemerintah Cina mengapresiasi surat yang dikirim oleh Trump ke Presiden Xi. Surat itu menegaskan bahwa hubungan AS-Cina tetap menjadi perhatian penting Gedung Putih.
"Kami sangat mengapresiasi ucapan selamat hari raya Presiden Trump kepada Presiden Xi Jinping dan rakyat Cina," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang kepada wartawan.
Ketika ditanya apakah surat itu sebagai penghinaan karena Trump malah telah berbicara langsung kepada banyak pemimpin negara lain, sedangkan kepada Xi hanya lewat sepucuk surat saja, Lu menjawab, "Kalimat semacam itu tak berarti apa-apa."
Dia menegaskan Cina dan AS terus meperbaiki komunikasi sejak Trump berkuasa. Kerja sama saling menguntungkan antar kedua negara dan menghindari konfrontasi, kata dia, adalah satu-satunya pilihan yang benar.
"Cina bertekad bekerjasama dengan Amerika Serikat dengan menghormati prinsip non konfrontasi, saling menghormati, dan saling menguntungkan dalam rangka mempromosikan kerja sama, pengendalian sengketa, dan pada fondasi yang sehat dan stabil, mempromosikan pengembangan lebih maju hubungan Cina-AS," kata Lu.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom