Menuju konten utama

Donald Trump Minta Saudi Tawarkan IPO Aramco di Wall Street

Rencana IPO Aramco mendapat perhatian serius Presiden AS, Donald Trump. Dia berharapa Arab Saudi bersedia melakukan penawaran IPO Aramco di Wall Street.

Donald Trump Minta Saudi Tawarkan IPO Aramco di Wall Street
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menyambut Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam upacara resmi di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (20/5/2017). ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst.

tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Arab Saudi untuk memilih Wall Street—sebutan untuk Bursa Efek New York—sebagai tempat penawaran saham publik perdana (Initial Public Offering atau IPO) perusahaan minyak raksasa milik negara kaya itu, yakni Aramco, pada 2018.

Trump mengatakan hal ini kepada para reporter di pesawat Air Force One, yang menuju ke Tokyo, pada Sabtu (4/11/2017) waktu AS, sebagaimana disiarkan kantor berita AFP yang dilansir ulang Antara. Trump berharap Raja Arab Saudi “mempertimbangkan" bursa efek Amerika Serikat itu sebagai tempat penawaran IPO Aramco.

"Saya tahu mereka mempertimbangkan London, saya tahu mereka melihat yang lain, mereka mungkin mempertimbangkan negara mereka sendiri, mereka punya pasar saham yang jauh lebih kecil," kata Trump.

Dia lalu mengimbuhkan, "Oleh karena itu saya ingin mereka mempertimbangkan Bursa Efek New York atau NASDAQ."

Pernyataan Trump mengenai IPO Aramco itu menyusul unggahan dalam Twitter resminya dari Hawaii menjelang tur Asianya. Di salah satu cuitanhya, Trump menyatakan "Akan sangat menghargai kalau Arab Saudi melakukan IPO Aramco dengan New York Stock Exchange. Penting bagi Amerika Serikat!"

Aramco, yang mengendalikan aset energi sangat besar milik Kerajaan Arab Saudi, berencana menjual hampir lima persen sahamnya di pasar saham.

Rencananya Arab Saudi akan melaksanakan penawaran saham publik perdana Aramco pada paruh kedua 2018 di pasar saham Arab Saudi dan bursa internasional. Bursa di New York dan London mengincar IPO itu.

IPO Aramco diperkirakan akan menjadi yang terbesar dalam sejarah sebab menargetkan mampu menggalang dana segar sekitar 100 miliar dolar AS bagi kerajaan Arab Saudi. Langkah Arab Saudi ini dilakukan usai mencatatkan defisit 200 miliar dolar AS dalam tiga tahun fiskal karena harga minyak terus merosot.

CEO Aramco Amin Nasser, dalam sebuah wawancara dengan televisi CNBC pada Oktober 2017, pernah menyatakan bahwa arena pendaftaran saham "akan dibahas dan disampaikan pada waktunya."

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN DONALD TRUMP

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom