tirto.id - Bagaimana doa puasa hari ke-29? Bagaimana niat zakat fitrah?
Zakat Fitrah merupakan salah satu perintah yang wajib dilakukan bagi seorang umat muslim. Baik laki-laki perempuan, kaya miskin, atau anak-anak serta orang dewasa.
Artinya, zakat fitrah yang harus dibayarkan maksimal sebelum berlangsungnya salat Idulfitri itu dikenakan untuk seluruh lapisan masyarakat Islam.
Seperti dikutip situs web Suara Muhammadiyah, zakat secara bahasa berarti menyucikan. Artinya, orang yang mau mengeluarkan zakat sebelum idul fitri tersebut juga telah menyucikan harta benda miliknya dan dirinya sendiri secara pribadi dan rohani.
Dalam pelaksanaannya, zakat fitrah merujuk pada salah satu hadis yang berbunyi:
"Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat Fitrah sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas orang muslim baik budak dan orang biasa, laki-laki dan wamita, anak-anak dan orang dewasa, beliau memberitahukan membayar zakat Fitrah sebelum berangkat (ke masjid) Idul Fitri," (HR Bukhari dan Muslim).
Maka, zakat yang dikeluarkan ialah sebanyak 1 sha' setara dengan empat mud. Jika dikonversikan dengan beras, 1 sha' setara dengan 2,5 kilogram atau 3,5 liter.
Biasanya, zakat dikumpulkan kepada kepanitiaan zakat. Kemudian dibagikan kepada para mustahik atau orang yang berhak menerima zakat.
Golongan yang Berhak Menerima Zakat
Mengutip lamanNU Online, berikut adalah 8 golongan mustahik yang berhak menerima zakat tersebut sebagaimana firman Allah SWT melalui surah At-Taubah ayat 60:
Innamas sadaqootu lilfuqaraaa'i walmasaakiini wal 'aamiliina 'alaihaa wal mu'al lafati quluubuhum wa fir riqoobi walghaarimiina wa fii sabiilil laahi wabnis sabiili fariidatam minal laah; wal laahu 'Aliimun Hakiim
Artinya: "Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana."
1. Fakir
Fakir adalah orang yang sangat sengsara dalam kehidupannya. Mereka tidak mempunyai harta benda untuk memenui kebutuhan sehari-hari.
2. Miskin
Orang miskin ialah orang yang serba kekurangan dalam mencukupi kebutuhan hidup dan juga selalu dalam situasi kekurangan.
3. Pengurus Zakat
Pengurus zakat merupakan sekelompok orang atau panitia yang diberi wewenang untuk mengumpulkan serta membagi zakat pada daerah tersebut.
4. Muallaf
Muallaf yang berhak menerima zakat ialah orang yang ada harapan untuk masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam namun imannya masih dirasa cukup lemah.
5. Budak
Memerdekakan budak di sini termasuk pula upaya untuk melepaskan seorang muslim yang sedang ditahan oleh pihak lawan.
6. Orang Berutang
Orang yang berutang dan berhak menerima zakat dikenakan pihak yang berhutang lantaran bukan untuk kegiatan maksiat hingga tidak mampu membayarnya.
7. Sabilillah
Sabilillah ialah orang yang berjuang di jalan Allah. Yakni untuk keperluan umat Islam serta para kaum muslim.
8. Ibnu Sabil
Sementara Ibnu Sabil merupakan orang yang sedang dalam perjalanan. Akan tetapi, bukan untuk kegiatan maksiat hingga menyebabkannya mengalami masalah selama perjalanan.
Doa Puasa Ramadan Hari ke-29
Berikut adalah doa puasa hari ke-29 selama bulan Ramadan dalam bentuk bahasa Arab, latin, dan terjemahannya.
اَللَّهُمَّ غَشِّنِيْ فِيْهِ بِالرَّحْمَةِ وَ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ التَّوْفِيْقَ وَ الْعِصْمَةَ وَ طَهِّرْ قَلْبِيْ مِنْ غَيَاهِبِ التُّهَمَةِ يَا رَحِيْمًا بِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ
Latin:
Allâhumma ghasysyinî fîhi birrahmati warzuqnî fîhit tawfîqa wal ‘ismata wa thahhir qalbî min ghayâhibit tuhmati yâ rahîman bi’ibâdihil mukminîn
Terjemahan:
Ya Allah, lingkupilah aku di bulan ini dengan rahmat-Mu, anugrahilah aku taufik dan penjagaan-Mu. Sucikanlah hatiku dari benih-benih fitnah/kebencian, Wahai yang Maha Pengasih terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman.
Kemuliaan Sedekah di Bulan Ramadan
Sedekah di bulan Ramadhan mempunyai kemuliaan tersendiri. Seperti dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW pernah mendapatkan pertanyaan:
"Sedekah apakah yang paling mulia?".
Kemudian Rasulullah SAW memberikan jawabannya,"Yaitu sedekah dibulan Ramadhan."
Melihat satu kutipan hadis diatas, maka masa bulan Ramadhan ini merupakan peluang besar bagi umat manusia untuk memperbanyak sedekah kepada sesama.
Kemuliaan dari bulan Ramadhan pun bisa dimanfaatkan agar semakin meningkatkan sedekah yang selama ini sudah dilakukan.
Berkaitan dengan sedekah, dalam Al-Quran juga ada surah yang menjelaskan perihal tersebut. Al-Baqarah ayat 261 menyebutkan Allah SWT akan melipatgandakan orang yang selalu bersedekah di jalan-Nya. Bunyi ayat tersebut ialah sebagai berikut:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya,"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui,".
Kendati sangat dianjurkan untuk dilakukan di bulan Ramadhan, tidak menutup kemungkinan bersedekah juga dapat dilakukan di bulan-bulan lainnya. Atau bulan berikutnya setelah datangnya bulan yang penuh dengan kemuliaan ini.
Sementara itu dikutip laman NU Online via artikel dengan judul "10 Amalan Sunnah dalam Berpuasa", sedekah juga termasuk dalam amalan sunah dalam melaksanakan puasa. Hal ini dilakukan demi keutamaan dan kesempurnaan ibadah tersebut.
Sedekah yang bakal dikeluarkan bisa diberikan untuk keluarga, kerabat, atau tetangga. Bahkan, memberi makan orang yang sedang berbuka pun mempunyai balasan pahala seperti orang yang sedang berpuasa. Dalilnya adalah sebuah hadis dibawah ini:
"Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut," (HR Ahmad).
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yulaika Ramadhani