tirto.id - Indonesia telah memasuki musim hujan di November 2019. Namun beberapa kota atau wilayah di Indonesia ada yang baru memasuki musim hujan pada Desember ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui laman resminya yang mengatakan bahwa musim hujan telah dimulai dari bulan November 2019 hingga bulan Maret 2020 nanti.
Sebelumnya Indonesia mengalami kemarau panjang pada 2019 ini yang memicu suhu panas yang mencapai 36 derajat celsius.
Pada Oktober misalnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun twitter resminya mengatakan penyebab suhu panas yang dominan berada di selatan Khatulistiwa ini erat kaitannya dengan gerak semu matahari.
Selain itu atmosfir di wilayah Indonesia bagian selatan selama dua hari ini menurut BMKG juga relatif kering sehingga menghambat pembentukan awan untuk menghalangi panas matahari.
Sehingga Oktober ini posisi semu matahari akan berada di sekitar Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan beberapa wilayah lain di Indonesia bagian selatan.
Kondisi ini menyebabkan adanya radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi pada wilayah tersebut menjadi lebih banyak dan meingkatkan suhu udara pada siang hari.
Bahkan hingga awal Desember, suhu di beberapa wilayah di Indonesia masih terus meningkat. Namun memasuki pertengahan Desember, beberapa wilayah di Indonesia mulai diguyur hujan, bahkan menyebabkan banjir.
Dilansir dari Antara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta dan Jasa Marga melakukan kerja bakti massal hingga melakukan aksi sedot genangan air sejak Rabu (18/12/2019) hingga hari Minggu (22/12/2019).
Selain itu, kehadiran hujan juga ditunggu-tunggu oleh masyarakat terlebih yang mengalami kekurangan pasokan air untuk menopang kebutuhan sehari-hari. Kehadiran hujan sebagai rahmat Tuhan yang harus senantiasa disyukuri.
Berikut adalah doa untuk menyambut datangnya hujan dilansir dari NU Online:
اَللَّهُمَّصَيِّبًاهَنِيًّاوَسَيِّبًانَافِعًا
Allâhumma shayyiban haniyyâ wa sayyiban nâfi‘â.
Artinya:
“Wahai Tuhanku, jadikan ini hujan terpuji kesudahannya dan menjadi aliran air yang bermanfaat,”
Turunnya hujan haruslah disyukuri sebagai rahmat dari Tuhan. Selain itu, ucapan syukur diungkapkan sebagai bentuk permohonan agar hujan menambah berkah bagi kehidupan dan membawa rezeki untuk seluruh alam semesta.
Selain itu, masih dikutip dari NU Online, Diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhâri, saat melihat hujan, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam mengucapkan:
اللَّهُمَّ صَيِّباً نافِعاً
Artinya:
"Duhai Allah, turunkanlah pada kami hujan (lebat) yang bermanfaat.”
Beliau membaca doa tersebut hingga dua atau tiga kali. Rasulullah juga berpesan untuk memanfaatkan hujan sebagai momen berdoa karena dalam rentang waktu itu termasuk saat-saat mustajab. Nabi bersabda:
اطْلُبُوا اسْتِجابَةَ الدّعاءِ عِنْدَ التِقاءِ الجُيُوشِ وَإقَامَةِ الصَّلاةِ وَنُزُولِ الغَيْثِ
Artinya:
“Burulah manjurnya doa ketika perang berkecamuk, iqamah shalat, dan turunnya hujan.” (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora