tirto.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta angkat bicara soal busa yang memenuhi aliran sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Pintu Air Weir 3, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Busa yang mengganggu para atlet dayung saat latihan itu disebut berasal dari limbah pengusaha laundry.
“Itu sebenarnya juga merupakan dampak. Mohon maaf pada seluruh warga. Itu, kan, dari deterjen, kemudian karena adanya arus sehingga airnya menimbulkan busa,” ungkap Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, di Cilincing, Senin (13/5/2024).
Ia menyebutkan, usai kejadian tersebut, DLH DKI telah mengimbau pengusaha laundry agar membuang limbah usaha mereka dengan cara yang benar.
Menurut Asep, cara untuk meminimalisasi cairan kimia dari usaha laundry adalah dengan menginstal krikil di saluran pembuangan mereka. Dengan demikian, limbah usaha mereka tak lagi mencemari aliran sungai.
“Kalau industri tersebut tanggung jawab, jadi ada pengolahan sederhana itu menggunakan krikil-krikil. Itu ada metodenya sendiri dan diharapkan memang bisa mereduksi [pencemaran] daripada dibuang langsung ke badan air,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Asep mengeklaim bahwa kejadian munculnya busa di aliran sungai BKT memang beberapa kali terjadi. Karena itu, ia berharap pengusaha laundry bisa mengikuti imbauan agar aliran sungai tersebut tidak tercemari.
Sebab, Asep mengakui, DLH DKI hingga kini belum bisa menindak lebih jauh terhadap pengusaha laundry yang tergolong masih UMKM.
“Bagaimanapun juga industri kecil yang memang menghasilkan limbah itu juga ada kewajiban untuk mengolah limbah cairnya,” tutur dia.
Diberitakan sebelumnya, busa yang memenuhi aliran sungai BKT Pintu Air Weir 3 terjadu pada 7 Mei 2024. Video yang menampakkan kesulitan atlet dayung ketika latihan akibat penuhnya aliran sungai dengan busa itu viral di media sosial.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Abdul Aziz