Menuju konten utama

DLH DKI Jakarta Alokasikan Rp750 miliar untuk Lokasi ITF

Isnawa mengaku belum bisa luasan ITF dengan alokasi anggaran, karena masih ada proses pemeriksaan lahan.

DLH DKI Jakarta Alokasikan Rp750 miliar untuk Lokasi ITF
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) saat pelaksanaan kegiatan strategis daerah optimalisasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (15/1/2019). ANTARA FOTO/Risky Andrianto/wsj.

tirto.id - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengklaim telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp750 miliar untuk pengadaan tanah fasilitas pengolahan sampah (Intermediate Treatment Facility/ITF).

Saat ini, pembangunannya belum terlaksana, karena perlu memeriksa status lahan yang akan digunakan untuk ITF.

“Kami ada tim yang mengecek tanahnya. Soal clean and clear, lalu status tanahnya apa, ada sengketa apa tidak, zonanya bagaimana,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji di Jakarta, Jumat (18/1/2019).

Isnawa mengaku belum bisa luasan ITF dengan alokasi anggaran, karena masih ada proses pemeriksaan lahan. Ia menyebutkan, biaya untuk membangun ITF turut bergantung pada harga tanahnya.

Menurut Isnawa, terdapat sejumlah pertimbangan letak ITF. Menurut dia, pemprov lebih cenderung untuk membangun ITF di kawasan Jakarta Barat serta tidak mempertimbangkan untuk membangunnya di Jakarta Selatan.

“Untuk ITF itu kalau enggak salah nanti diserahkan [pembangunannya] ke PT Jakarta Propertindo (Jakpro) ya. Kami tugasnya beli tanah, lalu urusannya dengan BPRD (Badan Pajak dan Retribusi Daerah), serta Jakpro untuk teknologinya,” ungkap Isnawa.

Apabila seluruh prosesnya berjalan sesuai rencana, Isnawa berharap sudah akan ada penentuan lokasi baru untuk ITF pada tahun ini.

Dengan demikian, pada 2020 sudah akan bisa dilakukan peletakan batu pertama, menyusul pembangunan ITF di Sunter, Jakarta Utara yang sedang berlangsung saat ini.

Lebih lanjut, Isnawa mempersilakan kepada warga untuk menawarkan lahannya agar dijadikan sebagai ITF.

Isnawa juga mengindikasikan pemprov akan mempertimbangkannya dengan mengacu aspek seperti keadaan tanah dan wilayah sekelilingnya.

“Selain harus clean and clear, kemudian ada akses jalan enggak di situ? Mungkin harus ada pasokan air juga, sehingga di dekat-dekat situ ada sungai tidak?” ucap Isnawa.

Baca juga artikel terkait PEMPROV DKI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Hard news
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Zakki Amali