tirto.id - Menurut survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) elektabilitas pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebesar 46,9 persen lebih rendah 1 persen dari pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 47,9 persen.
Meski demikian, menurut SMRC, tren dukungan pada masing-masing calon berbeda. Dalam sebulan terakhir, dukungan kepada Ahok-Djarot naik 3,1 persen, sementara Anies-Sandiaga turun 2,8 persen.
Menanggapi hal itu, calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat optimistis tren elektabilitasnya akan terus naik mendekati hari H pencoblosan pada tanggal 19 April 2017.
Terkait hasil elektabilitas di bawah Anies-Sandiaga 1 persen, Djarot mengatakan survei dinamis. "Kalau kami cenderung melihatnya, saya dengan Pak Basuki trennya kayak apa, turun atau naik. Sama seperti 2012, Jokowi dan Basuki trennya kayak apa, naik atau turun. Kalau naik Alhamdulilah sehingga peluang untuk menang itu gede," ujar Djarot di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2017).
Kendati masih di bawah elektabilitas Anies-Sandiaga, Djarot bahwa pihaknya mampu menyaingi lawan politiknya sebab tren kenaikan sudah mereka dapatkan secara perlahan. "Sebab kalau sudah naik mau diturunin susah, dan naiknya itu jangan drastis, harus bertahap. Tapi kalau sudah turun, nahan turunnya berat," ungkap dia.
Lebih lanjut, Djarot bercerita saat di putaran pertama pihaknya sempat drop karena hasil survei beberapa lembaga mengatakan pihaknya berada di urutan ketiga. Namun kemudian, terjadi rebound balik hingga kemudian menang pada putaran pertama.
Menanggapi survei SMRC, Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengatakan baik SMRC maupun survei lainnya, tidak ada yang bisa memastikan. Namun, ia cukup optimistis dengan tren kenaikan yang cukup tajam.
"Tetapi tren yang ada dari survei SMRC, kenaikan yang cukup tajam dari pasangan Ahok-Djarot karena kinerjanya, karena mampu 5 tahun ke depan mampu membawa Jakarta menjadi ibu kota Indonesia Raya yang berkeadaban yang mengalahkan negara-negara tetangga. Dan pasangan nomor 3 trennya menurun, sehingga ketika trennya sudah menurun maka 6 hari ke depan kami memastikan bahwa dukungan Ahok dan Djarot ini semakin kuat," tambah dia di lokasi yang sama, Kamis (13/4/2017).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pihaknya optimistis dengan catatan hak pilih warga Negara betul-betul dijamin oleh konstitusi.
"C6 betul-betul dibagi, tapi C6 bukanlah syarat untuk memilih. Jadi penduduk yang punya KTP, punya KK (Kartu Keluarga), meskipun tidak menerima C6, silakan datang di TPS, Anda berhak untuk menyampaikan suara untuk pemimpin terbaik yaitu Ahok dan Djarot," kata Hasto.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto