tirto.id - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat membenarkan anggapan jika Pemilihan Kepala Daerah tahun 2017 ini tidak sehat karena membawa unsur-unsur suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) untuk menyerang lawan politik.
"Memang, dengan spanduk dan pemberitaan yang ditonton anak-anak tidak baik sebenarnya, kami mengimbau bisa memisahkan bahwa Pilkada tak ada kaitan dengan SARA, kita bukan bangsa yang terkotak tapi sudah menyatu," ujar Djarot di Kampung Pengarengan, Jakarta Timur, Rabu (29/3/2017).
Djarot mengatakan jika pihaknya tetap akan berjalan di ideologi yang membangun semangat keindonesiaan. Ia menjelaskan dengan filosofi baju kotak-kotak yang ia kenakan. Menurutnya, meskipun kotak-kotak, namun akan menjadi indah ketika dirajut dan disatukan.
"Kita merajut berbagai perbedaan sehingga menjadi bangsa Indonesia, itu yang disebut Bhineka Tunggal Ika, perbedaan itu takdir, takdir dari Tuhan," ujar dia.
Ia juga sependapat dengan pernyataan calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan yang sering menganalogikan perbedaan di Indonesia dengan 'tenunan kebangsaan'. Untuk itu, Djarot mengimbau tidak merobek tenunan itu, sehingga bisa diwujudkan di Jakarta.
Kepada pendukungnya, Djarot mengimbau untuk tidak menghadirkan isu SARA dalam Pilkada karena berbahaya.
"Beda pilihan silakan, tapi jangan sampai putus silaturahmi. Saya sampaikan pesan kepada relawan dan kader partai pengusung jangan sampai ada spanduk yang mengotori, pasang boleh tapi di rumah masing-masing. Jangan di kampung akan mengotori lingkungan," ujar dia.
Djarot bercerita bahwa dirinya menemukan spanduk, sebelum ia datang di pengajian di Jatinegara, namun karena ada pengajian kemudian dilepas setelah usai pengajian bersama relawan matahari (Pemuda Muahamadiyah).
Di lokasi yang ia hadiri, Djarot mengatakan sebelumnya di putaran pertama Ahok-Djarot menang sebanyak 43 persen sementara pasangan calon nomor 3 Anies-Sandiaga sebanyak 40 persen. Karenanya ia berharap di putaran kedua Ahok-Djarot bakal kembali menang.
"Saya yakin Pilkada Jakarta yang menang di putaran pertama akan menang lagi di putaran kedua, berikan kesadaran dan kesejukan supaya Pilkada Jakarta berlangsung baik," tutup Djarot.
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta akan diikuti oleh dua pasang calon yakni, pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
KPU DKI Jakarta telah menyusun jadwal penyelenggaraan putaran kedua melalui Surat Keputusan KPU DKI Jakarta Nomor 49/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 putaran kedua, dengan rincian sebagai berikut:
Pada 7 Maret hingga 15 April 2017 kedua paslon melakukan kegiatan kampanye. Di sela-sela waktu itu, KPU DKI Jakarta juga akan menyelenggarakan debat putaran dua. Pada 9 hingga 15 April 2017, KPU DKI Jakarta juga akan memfasilitasi paslon untuk memasang iklan kampanye di media massa.
Setelah itu, pada tanggal 16 hingga 18 April 2017 akan memasuki masa tenang dan pada 19 April 2017 akan dilaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
KPU DKI Jakarta akan melakukan rekapitulasi berjenjang dari tingkat kecamatan hingga provinsi pada 20 April-1 Mei 2017.
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Alexander Haryanto