Menuju konten utama

Djarot Mengklaim Kini Banjir di Jakarta Tinggal Genangan

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saeful Hidayat mengklaim bencana banjir di Jakarta di tahun ini hanya genangan karena tak sampai membuat warga mengungsi.

Djarot Mengklaim Kini Banjir di Jakarta Tinggal Genangan
Pekerja menyelesaikan proyek normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta, Rabu (8/2/2017). Normalisasi Sungai Ciliwung di wilayah Bukit Duri itu sempat mengalami keterlambatan, dan diperkirakan proyek tersebut ditargetkan akan rampung pada bulan Mei 2017. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saeful Hidayat mengklaim Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah sukses menangkal bencana banjir.

Dia memang mengakui masih terjadi banjir, tetapi kadarnya setara dengan genangan air hujan yang bila terjadi lekas surut.

"Tidak ada banjir seperti dulu sampai 6 jam 8 jam. Artinya sistem drainase dan saluran kita sudah mulai bagus. Tidak ada lagi (Banjir). Jadi, kalau banjir sejenak itu bukan banjir, tergenang," ungkap Djarot di Balaikota DKI Jakarta, pada Senin (13/2/2017).

Menurut Djarot perbedaan antara banjir dan genangan air jelas berbeda. Banjir, yang terjadi lebih dari 6 sampai 8 jam, kata dia, mengakibatkan banyak warga terpaksa mengungsi dari rumahnya.

Dia menyimpulkan titik-titik rawan banjir semacam itu kini sudah mulai berkurang. Sebagai buktinya, di musim hujan tahun ini, ia belum mendapatkan laporan terkait warga yang mengungsi dari rumahnya akibat banjir.

Djarot membandingkan kondisi Jakarta di musim hujan sekarang dengan tahun lalu. Tahun lalu, dia mencatat masih ada kawasan yang terlanda banjir hingga warganya mengungsi seperti di Petamburan dan Sawah Besar.

“Sekarang, titik pengungsian sudah tidak ada,” kata Djarot.

Meskipun demikian, dia mengimbau masyarakat tetap waspada saat ada hujan yang turun secara terus menerus, terutama di masa puncak musim hujan di bulan ini. Dia berjanji akan memastikan jika pompa air berjalan maksimal.

"Sekarang jalan aja pompanya biar air datang kita sudah siap," ujar dia.

Sebagai langkah antisipasi, Djarot mengatakan program lama, yang belum terselesaikan, seperti pemasangan sheetpile (turap beton) di sungai dan saluran air, akan terus dikebut. Selain itu, normalisasi sungai, pembersihan saluran-saluran air dan sungai dari sampah dan penjagaan kualitas pompa air yang aktif akan terus dilakukan.

"Kalau dulu siaga satu kita takut sekarang gak. Karena pintu air Manggarai kita buka terus. Prinsip nya adalah tetap dikeruk, kemudian sampah jangan sampai ada yg menumpuk di saluran air,” kata dia.

Akhir-akhir ini, sebagian kawasan di DKI Jakarta, terutama yang ada pinggiran sungai, dibayangi banjir seiring dengan derasnya hujan di akhir pekan kemarin.

Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan adanya kenaikan debit sungai Ciliwung dan Kali Krukut di bagian Hulu sejak Minggu pagi kemarin (12/2/2017).

Kenaikan debit air itu mengakibatkan banjir di pemukiman bantaran sungai Ciliwung dan Krukut. Pusdalops BPBD DKI juga mencatat banjir ini terjadi di kawasan Cilandak Timur, Petogogan, Rawajati, Kampung Melayu, Cawang, dan Bidara Cina. Ketinggian air sempat mencapai 10-50-an centi meter.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA atau tulisan lainnya dari Chusnul Chotimah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Chusnul Chotimah
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Addi M Idhom