Menuju konten utama

Djarot Harap Masyarakat Tak Tutup Mata Soal Kondisi Sosial

Djarot mengatakan tumbuhnya jiwa nasionalisme perlu dilakukan dengan didasari perubahan mendasar pada ucapan, perilaku, dan sikap mental.

Djarot Harap Masyarakat Tak Tutup Mata Soal Kondisi Sosial
Djarot Saiful Hidayat. TIRTO.ID/andriansyah andri.

tirto.id - Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan jiwa nasionalisme masyarakat Jakarta perlu ditumbuhkan demi terwujudnya revolusi mental. Menurut Djarot, sejumlah peristiwa yang terjadi di Jakarta belakangan ini merupakan pembelajaran untuk semakin menyadari bahwa perbedaan itu indah adanya. Djarot pun mengingatkan perbedaan yang ada seharusnya menjadi pemersatu bangsa.

“Karena kita sudah berikrar di bawah bendera ideologi Pancasila. Ada juga sesanti yang kita pegang teguh, yakni Bhineka Tunggal Ika,” ujar Djarot saat membuka acara Jalan Damai Kebangsaan Lintas Iman Bela Negara di Tugu Proklamator, Jakarta, Sabtu (20/5/2017) pagi.

Lebih lanjut Djarot mengatakan tumbuhnya jiwa nasionalisme perlu dilakukan dengan didasari perubahan mendasar pada ucapan, perilaku, dan sikap mental. “Mereka yang punya sikap mental suka mengeluh, suka menghina, suka korupsi, masih suka melanggar hukum, marilah kita kembali memperbaiki mental-mental yang tidak baik itu,” tambah Djarot.

Selain itu Djarot juga berharap agar masyarakat tidak menutup mata terhadap kondisi sosial saat ini. “Karena mungkin ada sebagian dari kita yang sudah menurun jiwa nasionalismenya, dan mungkin ada sebagian dari kita juga yang masih mengalami krisis mental,” kata Djarot.

Untuk itu, dirinya menekankan pentingnya memperingati momentum Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada hari ini. “Mengapa masyarakat Indonesia khususnya Jakarta tergerak hatinya, tercurahkan tenaga dan pikirannya untuk kemudian menjadi satu? Itu karena kita semua ini adalah bersaudara, dan bahwa Indonesia adalah negara Pancasila,” ucap Djarot.

Dalam pidato pembukanya, Djarot pun sempat menyinggung perihal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak bisa dilepaskan dari peristiwa Kebangkitan Nasional yang diinisiasi oleh organisasi anak muda pada 109 tahun yang lalu.

Sementara itu, Ketua Umum PGI DKI Jakarta Manuel Raintung mengatakan digelarnya acara jalan damai bukan semata hanya karena momentum kebangkitan nasional. “Kami juga berangkat dari keprihatinan bangsa yang selama ini semakin dirasakan. Seperti ada goresan atau koyakan dalam rangka kita hidup bersama. Teman-teman dari lintas agama, datang dengan spontan dan atas inisiasi sendiri,” ujar Manuel.

Senada dengan Manuel, Ketua Pelaksana Jalan Damai Kebangsaan Lintas Iman Bela Negara Shepherd Supit juga berpesan agar semangat kebangsaan tidak hanya ditunjukkan pada hari ini saja. “Karena Indonesia memang harus dipelihara. Kemerdekaan ini kan bukan datang begitu saja, melainkan diperjuangkan. Dan setelah diperjuangkan, tentu perlu dipelihara oleh seluruh elemen masyarakat,” kata Shepherd.

Menurut Shepherd, acara jalan damai yang dimulai sejak sekitar pukul 06:00 WIB itu menargetkan peserta sebanyak 3.000-4.000 orang. Adapun para pesertanya berasal dari segala elemen masyarakat yang diklaimnya tanpa melihat apa suku, agama, dan rasnya. “Kita langsung mengundang saja. Sebenarnya ini merupakan satu gambaran bahwa mayoritas rakyat Indonesia masih ingin rukun dan damai. Persiapannya sendiri nggak sampai satu minggu,” kata Shepherd.

Baca juga artikel terkait NASIONALISME atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto