Menuju konten utama

Djarot Diminta Tidak Bekukan Sekolah Dasar di Jakarta Timur

Awalnya Pemprov DKI menjanjikan untuk memberikan tempat baru di sekolah negeri terdekat. Namun, semuanya dibatalkan oleh Pemprov DKI tanpa ada alasan yang jelas.

Djarot Diminta Tidak Bekukan Sekolah Dasar di Jakarta Timur
Ilustrasi murid sekolah dasar. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas.

tirto.id - Beberapa guru dan murid SD Kasih Ananda II meminta Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak memindahkan para murid dan menutup sekolah mereka besok, Rabu (26/7/2017).

Fajar Rizki Setiadi, salah satu guru SD Kasih Ananda II mengatakan, ditutupnya sekolah yang berlokasi di Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur tersebut adalah tindakan lanjut dari pembekuan yang dilakukan Pemprov DKI sejak Januari 2016 lalu.

"Karena fasum (fasilitas umum). Tanah yang sekolah kami tempati itu adalah tanah fasum, peruntukannya bukan untuk peruntukan SD," ungkap Fajar di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2017).

Padahal, sejak tahun 2006, yayasan yang menaungi sekolahnya telah memberikan sepuluh sekolah kepada Pemprov DKI. Sembilan dari sepuluh sekolah tersebut adalah taman kanak-kanak dan telah berubah statusnya menjadi negeri, sementara sekolah dasarnya justru dibekukan.

"Sembilan TK ini sudah jadi sekolah negeri, dibuatkan keputusan gubernur, waktu itu Pak Ahok yang tanda-tangani. Sekarang satu SD ini, SD kami malah dibekukan izin operasionalnya dan tanda tangannya bukan tanda tangan gubernur, tapi hanya kepala dinas pendidikan," tuturnya.

Ia mengatakan, awalnya Pemprov DKI menjanjikan untuk memberikan tempat baru di sekolah negeri terdekat. Guru-guru di SD Ananda Kasih II juga dijanjikan akan diberi gaji sesuai UMP. Namun, kata dia, semuanya dibatalkan oleh Pemprov DKI tanpa ada alasan yang jelas.

"Bapak Kasudin yang baru dilantik dua bulan, datang ke sekolah kami menjelaskan bahwa semua sosialisasi yang dijanjikan tahun lalu batal. Dibatalkan secara sepihak," ungkapnya.

"RKB (Ruang Kelas Baru) itu lama katanya. Prosesnya lama. Dan yang kedua katanya nggak mau menerima satu paket semua guru dari kami ke satu tempat. Nggak mau. Maunya dipecah," katanya menambahkan.

Kendati demikian, hingga saat ini, kegiatan belajar mengajar masih dilaksanakan di SD Ananda Kasih II. Ada total 7 kelas dari kelas 2 sampai kelas 5. Fajar mengatakan, sejak dibekukan 2016, sekolahnya tidak lagi menerima peserta didik baru di kelas 1.

"Peminatnya banyak. Sampai kemarin itu masih ada yang dateng mau daftar tapi karena terganggu sama regulasi pemda (pemerintah daerah) kita tetap enggak bisa terima banyak. Terakhir kita itu pas dibekukan jumlah total murid kita 250-260," papar Fajar.

Sementara itu, Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan belum mengetahui secara jelas sebab dibekukannya sekolah tersebut. Ia mengatakan baru akan menanyakan terkait hal itu ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

"Nanti saya tanya ke Kadis (Kepala Dinas)-nya, yang penting anak-anaknya jangan jadi korban. Yang kita punya anak-anaknya," ungkap Djarot.

Baca juga artikel terkait PEMPROV DKI JAKARTA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari