Menuju konten utama

Dituding Pakai Kaos Provokatif, Saksi Anies-Sandi Membantah

Tim saksi Anies-Sandiaga memakai kaos putih bertuliskan “Bersatu Kita Teguh, Terkotak-kotak Kita Runtuh” di TPS.

Dituding Pakai Kaos Provokatif, Saksi Anies-Sandi Membantah
Sobar, saksi luar pasangan nomor urut tiga di TPS 34 Rusun Djatinegara Barat mengenakan baju tulisan bersatu kita teguh terkotak-kotak kita runtuh dibaju belakangnya, rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Rabu (19/4/2017). tirto.id/Reja

tirto.id - Tim saksi Anies Baswedan-Sandiaga Uno membantah tudingan terkait kaos seragam dengan nuansa provokatif. Tim saksi Anies-Sandiaga datang ke TPS dengan mengenakan kaos putih bertuliskan “Bersatu Kita Teguh, Terkotak-kotak Kita Runtuh” di bagian belakangnya.

Sobar, salah satu saksi luar untuk pasangan nomor urut tiga di TPS 34 Rusun Jatinegara Barat menegaskan bahwa tulisan di kaos tersebut bukan merupakan bentuk provokasi atau propaganda. "Bukan propaganda. Ini hanya kostum tim saksi luar tim saksi Anies-Sandi," kata Sobar kepada Tirto.id, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (19/4/2017).

Pemakaian seragam tersebut, lanjutnya, untuk menandakan adanya tim saksi Anies-Sandi di TPS sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi di lapangan. Hal ini dilakukan karena Pilkada DKI Jakarta 2017 memiliki kesamaan dengan pemilihan presiden tahun 2014. "Pilkada rasa pilpres. Atmosfer tahu sendiri kan," ucap Sobar.

Sobar yang merupakan mantan tim saksi pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni di putaran pertama ini menambahkan bahwa seragam tersebut tak hanya digunakan tim saksi di TPS 34 saja, tapi di seluruh TPS Kelurahan Kampung Melayu.

Hal berbeda diungkapkan saksi untuk pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Wati. Ia mengatakan bahwa pemakaian seragam saksi Anies-Sandi merupakan bentuk provokasi kepada pemilih. "Ini bentuk provokasi dan intimidasi secara tidak langsung," tukasnya.

Wati menambahkan, tujuan menulis kata-kata dengan huruf besar di belakang bajunya sangat jelas ditujukan kepada pemilih rusunawa Jatinegara Barat. Seharusnya, imbuh Wati, mereka menggunakan kata-kata sejuk kepada pemilih.

Dilanjutkan oleh Wati, pihaknya akan berkordinasi dengan tim saksi tingkat kelurahan terkait seragam provokasi tersebut. "Kita enggak tahu itu bentuk pelanggaran atau bukan, nanti kita tanya ke pihak Panwaslu," tuturnya.

Seperti diketahui, penghuni rumah susun sewa Jatinegara Barat merupakan korban gusuran pemerintahan Ahok dari Kampung Pulo. Ada 520 unit rusun di sini, terbagi dalam menara A dan B.

Untuk pemilihan putaran kedua, di lokasi ini disediakan dua TPS, yakni TPS 33 untuk warga menara A, dan TPS 34 untuk penghuni menara B. Ada 671 pemilih di TPS 33, dan 695 pemilih di TPS 34. Dua-duanya berada di lantai dasar yang sering digunakan warga sebagai tempat berkumpul.

Baca juga artikel terkait PILGUB DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari Reja Hidayat

tirto.id - Politik
Reporter: Reja Hidayat
Penulis: Reja Hidayat
Editor: Iswara N Raditya