tirto.id - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku tak merasa tersindir disebut cheerleader (pemandu sorak) oleh kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu. Malahan, PSI merasa senang lantaran dapat perhatian dari PDIP.
"Nggak juga sih, senang malah dapat perhatian," kata Juru Bicara PSI Surya Tjandra kepada Tirto, Jumat (15/3/2019).
Surya menjelaskan, dahulu Jennifer Lopez dan Hugh Jackman juga menjadi penari latar (cheerleaders). Bahkan kedua aktor besar tersebut, kata Surya, mendapat penghargaan hall of fames di Hollywood.
"Ada yang tidak bisa dilawan dalam hidup, degenerasi. Tanpa kemampuan belajar dan terbuka untuk perubahan, siapa pun akan lenyap ditelan waktu," ujarnya.
Dirinya menjelaskan, PSI merupakan perkumpulan anak-anak muda yang awalnya muak dengan perpolitikan di Indonesia. Namun, sekarang menemukan semangat dan harapan baru melalui PSI.
Ketika ada pihak yang merasa tidak nyaman karena sering dikritisi oleh PSI, Surya pun merasa bersyukur partainya dianggap sebagai pengganggu karena sebuah kebenaran.
"Syukurlah kalau memang kami dianggap mengganggu, karena PSI memang “disruptive”. Seperti ojek online yang mengganggu ojek pangkalan," pungkasnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu menganggap partai pimpinan Grace Natalie itu sekadar mencari sensasi menjelang Pemilu 2019. Hal itu disampaikannya menanggapi sindiran PSI terhadap sejumlah partai politik nasionalis termasuk PDIP yang dinilai tidak menyuarakan masalah intoleransi dan korupsi di Indonesia.
"Ngomentari yang odong-odong kan menurut saya enggak pas juga ya. Ya namanya juga lagi mencari sensasi lah. Keberpihakan secara ideologis dia enggak ada apa-apanya," ucap Masinton di kawasan Gambir, Jakarta, Kamis (14/3/2019) kemarin.
Sebagaimana diketahui, PSI dan PDIP adalah partai pendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Namun, Masinton meyakini tindakan PSI ini tak akan pengaruhi kinerja partai pendukung calon nomor urut 01 itu.
"Enggak, enggak pernah kami anggap. Ya cuma cheerleader [pemandu sorak] aja," ucapnya lagi.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno