Menuju konten utama

Dirut Baru Garuda Pastikan Kontroversi Era Ari Askhara Tak Terulang

Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra merespons sejumlah peristiwa yang sempat membelit Garuda Indonesia di era kepengurusan sebelumnya.

Dirut Baru Garuda Pastikan Kontroversi Era Ari Askhara Tak Terulang
Pimpinan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang juga mantan Komisaris Utama Sahala Gaol (kiri) bersama mantan Plt Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal memberikan keterangan pers usai menggelar RUPSLB di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/1/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

tirto.id -

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra merespons sejumlah peristiwa sempat membelit Garuda Indonesia di kepengurusan sebelumnya.

Menurutnya, manipulasi laporan keuangan tahun 2018 hingga kasus penyelundupan Harley-Davidson dan Brompton ilegal adalah fakta yang tak bisa dibantah.

Namun ia memastikan, di bawah kepemimpinannya, Garuda tak akan melakukan pembenahan dan akan membiarkan kesalahan serupa terjadi lagi.

“Good Corporate Governance yang akan kita pastikan, kita jalankan. Dengan itu beberapa perbaikan yang akan dilakukan organisasi akan kita lakukan tapi untuk memastikan itu terjadi tadi kita sudah sepakat dengan komisaris dilakukan dengan benar,” kata dia di kantor Garuda Indonesia Cengkareng, Banten, Kamis (23/1/2020).
Dalam hal pembenahan tata kelola, kata dia, manajemen baru Garuda bakal menggunakan auditor berkompeten dalam hal pengawasan laporan keuangan perusahaan.
"Garuda sudah memutuskan untuk menggunakan auditor 'Big Four' yang sangat ketat. Saat ini sedang berlangsung. Kita sangat siap jika ditemukan hal-hal yang perlu dikoreksi. Kita akan terapkan GCG sepenuhnya sesuai arahan Pak Menteri (BUMN)" ungkapnya.
Sembari memperbaiki tata kelola perusahaan, ia pun meminta awak media dan khalayak pada umumnya lebih objektif dalam melihat kondisi Garuda. Ia berharap masyarakat bisa membedakan antara yang fakta dan yang sifatnya opini atau persepsi.
"Ada fakta, ada persepsi. Itu beda. Mohon dipahami, yang berkembang selama ini bisa jadi 100 persen tidak benar,” sambungnya.

Baca juga artikel terkait GARUDA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana