tirto.id - Dipha Barus berkolaborasi dengan musisi asal Amerika CADE, merilis single terbarunya berjudul "Down". Dipha mencetuskan ide kolaborasi ini ketika CADE (bernama asli Cade Larson) sedang bertandang ke Jakarta untuk tampil di We The Fest 2019. Namun, penggarapannya baru bisa dilakukan saat mereka berdua bertemu di Ultra Music Studio kawasan Los Angeles.
“Ide musiknya muncul saat gua sedang long trip di California highway (LA – San Francisco – Big Sur – Joshua Tree), lalu gua membuat musiknya saat menginap di Joshua Tree,” kata Dipha melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Rabu (12/8/2020).
“Jadi, lagu ini punya cinematic memories tentang Pacific Coast Highway, padang gurun Joshua Tree, dan Californian sky,” lanjut dia.
Dalam aransemen lagu “Down”, Dipha menyisipkan kembali frekuensi bunyi-bunyian tradisional Indonesia untuk membentuk karakteristik suara dan aransemen dasar lagunya. Kemudian, bagan tersebut dirancang adaptif agar sesuai dengan karakter vokal CADE.
“Saya dan Dipha merasa cocok ketika pertama kali bertemu di Ultra Music Studio sebelum pandemi COVID-19. Dari pertemuan pertama itu, kami merasa terhubung secara personal maupun kolaborator,” ungkap CADE.
Hasilnya adalah sebuah tembang house yang dibalut kental oleh spektrum musik pop; mengundang spirit Frankie Knuckles ke dalam nuansa dan pop dekade ini. Sebuah upaya hibrida musik dari seorang Dipha Barus yang sukses membawa repertoar miliknya ke hidup jutaan pendengar.
Sebelum lagu “Down” dinyatakan selesai seratus persen, data rekaman lagu tersebut sempat hilang akibat kerusakan teknis saat Dipha kembali ke Jakarta. Kesempatan emas yang Dipha manfaatkan selama dua bulan di LA, hilang begitu saja. Setelah itu, muncul pula pandemi COVID-19. Alhasil, Dipha harus menggarap ulang “Down” di Bali, sedangkan Cade melanjutkan penulisan lirik di LA.
“Setelah melalui segala penghalang dan apalagi dalam masa yang cukup aneh dan rapuh, ketekunan dalam upaya berkarya dan persepsi yang tepat menjadi penting. Semuanya tentang persepsi, bagaimana kalian melihat sesuatu kembali ke diri kalian masing-masing. Kita berpikir bahwa lockdown adalah sebuah penghalang, namun ternyata kreativitas malah mengalir dengan baik,” ungkap Dipha.
Editor: Agung DH