Menuju konten utama

Di KTT ASEAN, Jokowi 'Pamer' Kinerja Ekonomi Digital Indonesia

Saat acara KTT ASEAN ke-37, Presiden Jokowi mengklaim ASEAN perlu mengembangkan lebih lanjut soal ekonomi digital.

Di KTT ASEAN, Jokowi 'Pamer' Kinerja Ekonomi Digital Indonesia
Presiden Jokowi di Sidang PBB. antaranews/Biro Pers Setpres.

tirto.id - Pada KTT ASEAN ke-37, Presiden Jokowi mengklaim ASEAN perlu mengembangkan lebih lanjut soal ekonomi digital. Ia pun menyebut sejumlah capaian Indonesia dalam ekonomi digital serta poin-poin yang perlu diperkuat dalam pengembangan ekonomi digital ASEAN.

Menghadapi tantangan mewujudkan ekosistem digital, Jokowi memaparkan sejumlah saran. Pertama, mantan Wali Kota Solo itu mendorong revolusi digital yang inklusif, terkait infrastruktur digital secara memadai dan merata.

Kedua, Jokowi mendorong agar ASEAN memperkuat UMKM agar masuk rantai pasok global. Ia beralasan 89-99 persen perusahaan berasal dari UMKM. Ia pun menyampaikan kinerja Indonesia dalam ekonomi digital maupun capaian ekonomi digital Indonesia.

"Indonesia mempunyai startup sebanyak 2.993 tahun 2019, kelima terbesar di dunia. Indonesia juga memiliki satu decacorn dan empat unicorn. Sejak tahun 2018 Indonesia mengembangkan Peta Jalan 'Making Indonesia 4.0'," kata Jokowi, dalam ASEAN Business and Investment Summit 2020 KTT ASEAN ke-37 secara virtual, Jumat (13/11/2020) dikutip dari Setkab.go.id, Sabtu (14/11/2020).

"Kami membangun industri manufaktur dan pengembangan pusat-pusat inovasi. Kami memberikan insentif berupa super tax deduction bagi industri yang berinvestasi di research dan development," lanjutnya.

Ketiga, Jokowi mendorong agar ASEAN memperkuat sinergi untuk menciptakan ekosistem digital yang kondusif di kawasan ASEAN. Ia berharap agar negara ASEAN bekerja sama untuk mengeliminasi hambatan perdagangan digital, membangun kepastian hukum serta menyederhanakan prosedur hingga membangun regulasi digital.

"Itulah prasyarat jika kita ingin menjadikan kawasan ASEAN sebagai pemenang dalam era transformasi digital ini. No one is left behind," tutur Jokowi.

Dalam acara ini, Jokowi juga mengingatkan pandemi COVID-19 mempercepat perkembangan digitalisasi. Berdasarkan laporan Sekjen PBB, jaringan seluler sudah 95 persen populasi dunia dan merambah 441 juta orang atau 65 persen warga ASEAN. Ia pun menyebut pandemi membuat masyarakat membuka toko daring hingga memaksa anak belajar secara virtual.

"Kondisi ini tentu memberikan peluang besar untuk mempercepat transformasi digital. Di ASEAN potensi ekonomi digital mencapai US$200 miliar di tahun 2025. Di Indonesia, potensi ekonomi digital diperkirakan mencapai US$133 miliar di tahun 2025. Namun, tantangan transformasi digital masih sangat banyak," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan tantangan pertama adalah banyak pekerjaan lama tutup. Ia menyebut 56 persen pekerjaan di 5 negara ASEAN terancam hilang akibat otomatisasi.

Kedua, penetrasi internet yang belum merata di ASEAN. Dari 10 negara ASEAN, hanya 3 negara yang memiliki penetrasi internet hingga 80 persen. Oleh karena itu, Jokowi mendorong ASEAN untuk melakukan terobosan lewat transformasi digital.

"Kita harus mempercepat transformasi digital. Apalagi saat ini kegiatan ekonomi digital ASEAN masih kecil, hanya sebesar tujuh persen dari total PDB (Produk Domestik Bruto) ASEAN," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait EKONOMI DIGITAL atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri