Menuju konten utama
Review Liga Champions

Di Balik Kemenangan Tottenham Ada Jose Mourinho yang Piawai

Adaptasi Mourinho membuatnya memecahkan rekor sebagai manajer pertama yang mampu mengantarkan enam tim berbeda lolos ke fase gugur Liga Champions.

Di Balik Kemenangan Tottenham Ada Jose Mourinho yang Piawai
Pelatih Manchester United Jose Mourinho dalam pertandingan final piala FA antara Chelsea melawan Manchester United di Wembley stadium, London (19/5/18). AP Photo/Tim Ireland

tirto.id - José Mourinho menorehkan rekor penting. Di laga kandang perdananya, juru taktik anyar Tottenham Hotspur tersebut mencatatkan diri sebagai manajer pertama sepanjang sejarah yang sukses meloloskan enam klub berbeda ke fase gugur Liga Champions.

Walau fase penyisihan grup masih menyisakan satu putaran pertandingan, total poin yang diraih anak asuh Mou, 10, sudah tak mungkin lagi dikejar oleh klub peringkat tiga Grup B, Red Star Belgrade yang baru mengemas tiga angka.

Semua tidak lepas dari kemenangan 4-2 The Lilywhites kala menjamu Olympiakos di Tottenham Hotspur Stadium, London, Rabu (27/10/2019) dini hari.

Skenario laga yang diwarnai lima kartu kuning itu mulanya tak memihak kepada tuan rumah. Tampil dengan skema 4-2-3-1, Harry Kane dan kolega kebobolan dua gol hanya dalam 20 menit awal, masing-masing dicetak Youssef El-Arabi serta Rúben Semedo.

“Kami memulai dengan mengecewakan, kami tahu itu. Kami lengah dan kemasukan dua gol. Perjuangan yang benar-benar berat,” tutur gelandang Spurs, Dele Alli setelah pertandingan.

Alli adalah sosok yang kemudian mencetak gol pemerkecil ketertinggalan sebelum turun minum. Tuan rumah lantas bernapas lega lantaran di babak kedua tiga gol tambahan lain tercipta, dua di antaranya dari aksi Harry Kane (menit 50 dan 77) dan satu lainnya dicetak Serge Aurier (menit 73).

Sebagai catatan tambahan, ini adalah pertama kalinya Mourinho bisa mengantarkan tim yang dia latih menang setelah ketinggalan 2-0. Menurut hitung-hitungan Opta, sepanjang karier kepelatihan, Mou 13 kali tertinggal 2-0 dan selalu gagal membalikkan keadaan.

Peran Baru Christian Eriksen

Pengamat sepakbola sekaligus pelatih Ostersunds, David Preece, melontarkan komentar menarik terhadap pertandingan ini. Preece menyebut kesuksesan Spurs membalikkan kedudukan tidak lepas dari keputusan Mou merotasi Eric Dier dengan Christian Eriksen pada menit 30.

“Pelatih pada umumnya mungkin akan menunggu paruh waktu, tapi Mou melakukannya langsung pada menit 30 dan itu adalah manajemen keputusan yang bagus,” tulisnya lewat akun Twitter.

Spurs memang tampak kesulitan membongkar pertahanan lawan dalam setengah jam pertama. Kendati unggul dalam jumlah penguasaan bola (57:43 persen), umpan (149:110) dan akurasi operan (85:79 persen), The Lilywhites kalah jumlah tembakan (1:4). Serangan mereka kerap mandek di depan kotak penalti lawan.

Menariknya, untuk mengatasi permasalahan tersebut Mou memasukkan Eriksen bukan sebagai gelandang murni layaknya Dier. Eriksen juga tidak ditugaskan sebagai pemain nomor 10 seperti yang biasa dibebankan pelatih sebelumnya, Mauricio Pochettino. Mengacu heatmap versi Whoscored, Eriksen tampak lebih banyak beroperasi di sepertiga tengah lapangan.

Dari menit 30 hingga 80, Mou memutuskan untuk memberi peran segar bagi Eriksen: sebagai seorang deep-lying playmaker.

Analis sepakbola Inggris, Michael Cox, mendefinisikandeep-lying playmaker sebagai gelandang yang bertugas menciptakan umpan kreatif ketika transisi bertahan ke menyerang. Untuk itu, masih menurut Cox, seorang deep-lying playmaker dituntut “punya kreativitas, visi, dan kemampuan mengumpan yang lebih baik ketimbang gelandang bertahan murni.”

Eriksen menjalankan segala tuntutan ini dengan baik. Sepanjang pertandingan dia mencatatkan diri sebagai pemain dengan umpan kunci (key-passes) terbanyak, yakni tiga kali.

Dari 54 umpan yang dilepaskan Eriksen, 33 (61 persen) di antaranya juga selalu mengarah ke depan. Dampaknya, Spurs bisa menghentak lewat serangan balik dengan lebih cepat. Terbukti, statistik di 60 menit terakhir pertandingan menunjukkan Spurs unggul segalanya, termasuk dalam hal jumlah tembakan (11:5) dan efektivitasnya (36:0 persen).

Performa moncer ini semakin lengkap karena Eriksen turut menyumbang satu asis, untuk gol keempat yang dicetak Kane.

Maka, meski dirasuki perasaan bersalah karena menarik keluar Dier hanya dalam waktu 30 menit, menjadi wajar apabila Mourinho sendiri mengaku tidak menyesal telah memasukkan Eriksen. Sebaliknya, dia justru merasa bangga dengan kontribusi pemain asal Denmark tersebut.

“Pelatih mana pun pasti bangga ketika pemain yang dia masukkan memberi dampak positif. Bukan cuma karena perasaan langkah yang aku ambil sudah tepat, tapi juga karena situasi seperti itu membuktikan pemain terkait punya komitmen tinggi,” ujar Mou.

Mendorong Fullback Lebih ke Depan

Selain perombakan di lini tengah, langkah kunci Mou lain yang bikin Spurs tampil lebih garang adalah keputusan mendorong fullback-nya tampil lebih ke depan. Keputusan ini utamanya berpengaruh di sayap kanan, sisi yang paling sering digunakan Spurs untuk menyerang (40 persen).

Sejak tertinggal 2-0, kontribusi Aurier terhadap serangan Spurs tampak jelas. Sepanjang pertandingan dia menorehkan empat umpan silang, satu di antaranya berujung asis untuk gol Alli.

Perannya membantu serangan dipertegas dengan catatan dua umpan kunci, terbanyak kedua setelah Eriksen. Aurier juga mencatatkan namanya di papan skor dengan sebuah gol jarak dekat, memaksimalkan umpan sundulan Son Heung-min.

Redaktur sepakbola The Times, Henry Winter, lantas memuji penampilan Aurier dengan menyebutnya “bermain luar biasa.” Winter bahkan menempatkan Aurier sebagai pemain paling kontributif kedua setelah Alli, sosok yang dia anggap sebagai pemain terbaik sepanjang pertandingan dini hari tadi.

Setali tiga uang dengan Winter, Mou juga memuji kontribusi pemainnya, termasuk Aurier. Bagi mantan juru taktik Chelsea dan Real Madrid itu, membalikkan situasi setelah ketinggalan dua gol bukanlah hal mudah.

“Padahal hasil imbang cukup untuk meloloskan kami, tapi para pemain benar-benar menunjukkan tekad mereka untuk menang. Aku merasa di babak kedua mereka sama sekali tidak kesulitan mengendalikan emosi, para pemain tampil begitu lepas,” tukasnya.

Baca juga artikel terkait LIGA CHAMPIONS atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Rio Apinino