tirto.id - Lawatan ke daerah jadi konten yang kerap diunggah dalam akun media sosial Sandiaga Uno beberapa hari belakangan. Dalam akun Instagram-nya, calon wakil presiden nomor urut 02 itu terlihat hadir dalam sejumlah acara dan menyapa para relawan serta pendukungnya, persis seperti pada masa kampanye Pilpres 2019 yang berakhir pada 11 April lalu.
Menariknya, wilayah yang dikunjungi Sandi sejauh ini adalah kantong-kantong kemenangannya sendiri. Contohnya adalah Sumatera Barat, Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Kalimantan Selatan yang tercatat sebagai basis terkuat paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berdasarkan hasil rekapitulasi suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pada pukul 18:15, Minggu (12/5/2019), Prabowo-Sandiaga tercatat menang telak di Aceh dengan perolehan suara 1.848.501 (85,25%), jauh meninggalkan paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang mendapat 319.858 (14,75%) suara.
Hal serupa juga terjadi di Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan, provinsi tempat Prabowo-Sandiaga unggul dengan raihan suara masing-masing sebesar 2.291.114 (86,19%) dan 1.158.962 (64,24%), sementara Jokowi-Ma'ruf cuma mendapat masing-masing 367.115 (13,81%) dan 645.248 (35,76%) suara.
Di Nusa Tenggara Barat, Prabowo-Sandiaga memperoleh 1.420.329 (67,61%) suara dan Jokowi Ma,ruf hanya 680.344 (32,39%) suara.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasioanal (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, mengatakan bahwa lawatan ke sejumlah daerah pasca-pemungutan suara memang sudah lama direncanakan. Tujuannya untuk menyuntikkan semangat kepada relawan di daerah yang masih mengawal proses pemilu.
Selain itu, kunjungan Sandiaga juga dilakukan dalam rangka meresmikan sejumlah program kerja yang ia janjikan selama masa Pilpres seperti Rumah Siap Kerja dan OK-OCE. "Bang Sandi berkomitmen apa pun hasil pemilu, janji-janji [kampanye] akan terus berjalan," ucapnya.
Terkait jadwal Prabowo Subianto yang lebih banyak di Jakarta dan jarang turun ke basis massa-nya saat ini, menurut Andre, disebabkan konsolidasi internal koalisi yang masih terus berlangsung. Selain itu, ada isu-isu strategis yang perlu dibahas mantan Danjen Kopassus tersebut di Jakarta.
Menjaga Konstituen Pasca-Pilpres 2019
Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai kunjungan Sandiaga ke berbagai daerah tak semata untuk menyemangati para pemilihnya agar tetap mengawal proses penghitungan yang masih berlangsung di KPU. Apalagi, beberapa kunjungan dilakukan tanpa berdampingan dengan Prabowo.
Adi mengatakan hal itu dapat dilihat pula sebagai langkah menjaga konstituen pasca-Pilpres 2019. Dengan kata lain, popularitas Sandiaga di kalangan pemilih saat ini perlu terus dijaga sebagai modal politiknya ke depan.
"Ini penting sebagai bagian investasi politik jangka panjang. Sandi ingin mengucapkan terima kasih karena sudah didukung di wilayah itu dan menang. Ini tradisi baik karena kecenderungan politisi biasa langsung melupakan pemilihnya," ucapnya.
Hal serupa juga disampaikan Direktur Eksekutif Indobarometer, Muhammad Qodari. Menurutnya, Sandiaga membutuhkan panggung agar namanya tidak redup jika kalah dalam Pilpres 2019.
Qodari bahkan menilai pendiri grup Saratoga itu perlu untuk kembali menduduki posisi pejabat publik, entah itu kembali ke kursi Wagub DKI atau bergabung ke koalisi Jokowi untuk mengincar posisi penting dalam kabinet 2019-2024.
"Walau bagaimanapun, kalau investasinya pilpres itu kita harus bicara partai. Terutama partai-partai besar," tuturnya.
Bergabung dengan koalisi Jokowi tak dilihat sebagai pilihan yang kontradiktif dengan langkah menjaga konsituen yang Sandiaga lakukan saat ini. Sebab, kata Qodari, Sandiaga dengan personal branding-nya saat ini punya modal untuk bisa diterima di dua kubu sekaligus.
"Pilpres ini kan menghasilkan polarisasi yang tajam, dapat dilihat dari angka kemenangan yang ekstrem di basis massa masing-masing, kata Qodari. "Untuk meredam ini dan supaya semangatnya kembali ke persatuan, menarik Sandi ke dalam koalisi juga menjadi relevan."
Penulis: Hendra Friana
Editor: Gilang Ramadhan & Maulida Sri Handayani