Menuju konten utama

Dewan Pembina Golkar: Koalisi dengan Jokowi-Ma'ruf Tidak Permanen

Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie alias Ical mengeluarkan arahan pada 25 Juni 2019. Salah satu poinnya adalah ingin Golkar kembali berjaya dan tidak menjadi bergantung pada kekuasaan.

Dewan Pembina Golkar: Koalisi dengan Jokowi-Ma'ruf Tidak Permanen
Fahmi Idris dan Sekjen Kemensos Hartono Laras usai deklarasi Menjaga Kedaulatan Data Kependudukan di Jakarta, Rabu (15/8/2018) malam. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie alias Ical mengeluarkan arahan pada 25 Juni 2019. Salah satu poinnya adalah ingin Golkar kembali berjaya dan tidak menjadi bergantung pada kekuasaan.

Saat ini, Golkar memang dekat sekali dengan kekuasaan. Mereka menjadi partai dengan perolehan suara nasional terbesar kedua dalam koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Inilah yang menjadi sorotan Ical. Mereka tetap tidak akan diam mengkritik Jokowi-Ma'ruf jika bertentangan dengan Golkar.

"Koalisi itu kesepakatan tidak tertulis, kesepakatan politik untuk hal-hal tertentu yang dianggap penting pada waktu itu. Nanti kalau ada perkembangan politik yang baru berkembang maka koalisi itu tentu akan dipertimbangkan," kata anggota Dewan Pembina Golkar, Fahmi Idris kepada reporter Tirto, Kamis (4/7/2019).

"Itu tidak permanen," tambah Fahmi.

Fahmi juga menegaskan bahwa Golkar memang bersifat independen dan harus tidak bergantung. Arahan itu juga berarti Golkar tidak boleh selalu mengikut dan mengekor.

"Masa yang akan datang maka partai koalisi berubah itu hak biasa. Ga ada yang aneh," katanya lagi.

Ical juga sebelumnya menulis arahan yang isinya bahwa Dewan Pembina ingin mengembalikan kejayaan Partai Golkar pada 2024 mendatang.

Sekarang ini, Partai Golkar memang berada di dalam kekuasaan dengan mengusung pemenang pilpres 2019, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Namun, keduanya bukan kader Partai Golkar.

"Munas 2019 hendaknya merupakan KEMANDIRIAN dan KEJAYAAN partai GOLKAR 2024," tulis Ical di suratnya dengan detail huruf kapital ditulis persis seperti itu.

Ical kemudian menyatakan bahwa persaingan Ketua Umum PG di Munas 2019 nanti bersifat terbuka. Siapapun boleh menjadi Ketua Umum asal memang mempunyai pandangan yang bisa membuat Golkar berjaya di Pilpres 2024.

"Oleh karena itu, Wanbin PG berpendapat bahwa MUNAS 2019 terbuka bagi setiap Kader PG yang memenuhi syarat dan ketentuan untuk maju menjadi Calon Ketua Umum PG agar terjadi persaingan sehat, terbuka dan demokratis. Sehingga diharapkan Munas 2019 dapat menjadi ajang kompetisi ide dan gagasan bagi para calon ketua umum dalam mengemban tugas 2019-2024 untuk mengembalikan Kemandirian dan Kejayaan PG," ucap Ical.

Baca juga artikel terkait PARTAI GOLKAR atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri