Menuju konten utama

Densus Tangkap Perancang Teror Malam Tahun Baru

Densus 88 Anti Teror Polri menangkap tiga terduga teroris yang merencanakan aksi bom bunuh diri di malam tahun baru 2017

Densus Tangkap Perancang Teror Malam Tahun Baru
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Kombes Pol Rikwanto (tengah) menunjukkan barang bukti saat merilis barang bukti bahan peledak yang diamankan tim Detasemen Khusus 88 Anti-teror dari jaringan teroris Majalengka di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (25/11). Polisi menangkap seorang terduga teroris di Majalengka, Jawa Barat pada Rabu, yang disinyalir merupakan jaringan petempur ISIS asal Indonesia Bahrun Naim dan mengamankan barang bukti bahan peledak yang disita dari Rio Priatna Wibawa (RPW), tersangka pembuat bom jaringan Bahrun Naim. ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Densus 88 Anti-Teror Polri menangkap tiga terduga teroris yang merencanakan aksi bom bunuh diri di malam tahun baru 2017 dengan sasaran Gedung DPR/MPR RI, Mabes Polri, beberapa gedung kedutaan besar, stasiun televisi dan tempat ibadah.

Menurut keterangan polisi, ketiga tersangka merupakan jaringan sel JAD yang berafiliasi kepada ISIS, dengan dipimpin Bahrun Naim.

Kepala Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Kombes Pol Rikwanto, Minggu (27/11/2016) menyampaikan bahwa pada Sabtu (26/11) Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap terduga teroris bernama Bahrain Agam, anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbaiat ke ISIS, di Desa Blang Tarakan, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara.

Pada Minggu (27/11) Densus 88 menangkap terduga teroris lainnya bernama Saiful Bahri alias Abu Syifa di Desa Baros, Serang, Banten. Saiful dan Abu Syifa diduga terkait dengan terduga teroris Rio Priatna Wibawa yang telah diamankan Densus di Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Rabu (23/11).

Dari hasil pemeriksaan terhadap ketiganya, polisi menduga Bahrain berperan merancang bom dengan cara ikut membeli bahan-bahan peledak dan memberikan dana Rp7 juta untuk keperluan aksi amaliyah.

Sementara Saiful berperan membantu membangun laboratorium digunakan untuk membuat bom di rumah Rio. Rio diketahui pandai meracik berbagai bahan kimia yang digunakan untuk membuat peledak.

Bahan peledak yang diproduksi oleh Rio telah dipesan oleh sejumlah orang dari kelompok Bahrun lainnya..

Sampai sekarang polisi terus menyelidiki kasus ini. "Para tersangka masih diperiksa intensif," ujar Rikwanto kepada Antara.

Baca juga artikel terkait TERORIS atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Hukum
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH