Menuju konten utama

Demokrat dan Gerindra Tepis Isu Negatif Hubungan SBY-Prabowo

Agus Hermanto membantah hubungan Prabowo dan SBY cenderung renggang menyusul kabar SBY memecat Prabowo dari karir kemiliterannya.

Demokrat dan Gerindra Tepis Isu Negatif Hubungan SBY-Prabowo
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelum mengadakan pertemuan tertutup di Puri Cikeas, Kamis (27/7). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

tirto.id - Partai Demokrat dan Partai Gerindra saling tepis isu hubungan tidak harmonis antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hal ini dipaparkan oleh Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Agus Hermanto dan Wakil Ketua DPR RI dari fraksi Partai Gerindra Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Pada diskusi beberapa hari lalu, hubungan koalisi antara Partai Demokrat dan Partai Gerindra dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 mendatang dirasa sulit sekali terjadi. Hal ini ditudingkan oleh Sirojudin Abbas selaku peneliti SMRC yang mengatakan bahwa hubungan Prabowo dan SBY cenderung renggang atau tidak akrab. Menanggapi hal ini, Agus mengatakan bahwa kabar SBY memecat Prabowo dari karir kemiliterannya tidaklah benar.

“Rasanya kabar itu tidak betul. Pak SBY tidak pernah memecat Pak Prabowo. Jadi rasanya tidak ada seperti itu, dan saya melihat pertemuan Pak SBY dan Pak Prabowo sangat akrab dan tidak ada masalah apapun sehingga tidak ada permasalahan-permasalahan seperti itu. Sehingga rasanya yang memberikan kabar itu nggak benar,” kata Agus. “Yang jelas tidak ada seingat saya, tidak ada kejadian pecat-memecat itu nggak ada. Menurut saya kabar itu tidak valid dan bisa ditelusuri kembali.”

Kabar ini juga tidak hanya ditampik oleh Agus, tapi juga Fadli Zon dari fraksi Partai Gerindra pada hari Senin (31/7). Menurut penuturan Fadli, usaha Sirojudin hanyalah usaha adu domba akibat ketakutan adanya persatuan yang mungkin terbentuk antara SBY dan Prabowo.

Baca juga: Fadli: Tudingan Sirojudin Hanya Usaha Adu Domba Prabowo-SBY

Berdasarkan penuturan Fadli, dalam karir kemiliteran Prabowo, ia tidak pernah dipecat. Pada waktu Mei 1998, ada pergantian jabatan Pangkostrad, tapi Prabowo dikabarkan menjadi Sesko. Pemecatan Prabowo sendiri terjadi secara hormat oleh Presiden Habibie kala itu pada sekitar tahun 1999. Pemecatan itu sendiri dikatan Fadli tidak ada hubungannya dengan SBY.

“Jadi dicatat itu. Diberhentikan dengan hormat, kok. Dan pak Prabowo ketika itu sedang berada di Yordania. Suratnya juga tidak ada diberikan begitu,” pungkasnya.

SBY dan Prabowo sendiri sebenarnya sama-sama mengenyam pendidikan di AKBRI pada tahun 1970. Pada tahun 1973, SBY lulus bersama dengan Ryamizard Ryacudu, sedangkan Prabowo baru lulus pada tahun 1974. Menurut Hermawan Sulistyo, mantan Ketua Tim Investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF ) prahara kerusuhan Mei 1998, SBY dan Prabowo memang sempat terlibat perselisihan waktu di AKABRI.

“Kenapa tidak ada orang yang bertanya dalam catatan biodata Prabowo, harusnya lulus tahun 1973, kenapa lulusnya tahun 1974? Ini nggak ada orang yang nanya. Katanya Prabowo pintar, kok enggak naik kelas? Berarti ada yang lain, kan? Ya itu tadi, nggebukin SBY, gitu,” terang Hermawan.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI dari fraksi Partai Gerindra Fadli Zon sempat memaparkan rencana partainya mengundang Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kediaman Prabowo di Hambalang, menyusul rencana pertemuan rutin kedua partai itu.

“Kami akan undang Pak SBY ke Hambalang,” katanya Senin (31/7).

Baca juga: Demokrat Sambut Baik Undangan Gerindra ke Hambalang

Menyusul rencana Partai Gerindra mengundang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Agus Hermanto mengaku partainya menyambut baik undangan itu.

Ia mengatakan bahwa komunikasi rutin yang diwacanakan Partai Gerindra merupakan sebuah usulan yang baik. Rencana apapun, kata dia, bisa diselesaikan apabila ada komunikasi yang dilakukan secara intensif.

“Ide yang bagus karena apapun juga kalau komunikasi secara rutin kan jauh lebih tepat, lebih baik sehingga rencana-rencana apapun bisa diakumulasikan secara baik,” kata Agus memaparkan.

Baca juga artikel terkait PERTEMUAN SBY DAN PRABOWO atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yuliana Ratnasari