tirto.id -
"Sebagai partai nasionalis religius, Demokrat-Golkar mempunyai banyak kesamaan dalam berbagai hal terutama dalam niat baik untuk membangun bangsa," kata Riefky dalam keterangan tertulis, Kamis (1/3/2018).
Meski begitu, AHY dan Airlangga tak membahas kemungkinan menjalin koalisi untuk Pilpres 2019. Sebab, menurutnya, masing-masing partai memiliki mekanisme tersendiri untuk memutuskan koalisi.
"PD juga tentunya memiliki mekanisme dalam keputusan koalisi yang akan diputuskan oleh Majelis Tinggi Partai (MTP)," kata Riefky.
Tapi Wasekjen Demokrat, Rachland Nasidik menyatakan pertemuan AHY dan Airlangga berpotensi membentuk kepemimpinan nasional baru. "Namun apapun yang dibicarakan di antara dua pemimpin muda itu, publik perlu diingatkan untuk menata ekspektasi bahwa pada kenyataannya ini baru pertemuan pertama," kata Rachland kepada Tirto, hari ini.
Pertemuan AHY dan Airlangga merupakan pertama kalinya setelah keduanya menduduki posisi strategis di partai masing-masing. "Pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan bila dua pemimpin menyukai kopi yang sama," kata Rachland.
AHY dan Airlangga masuk dalam bursa cawapres 2019. Hasil survei LSI Denny JA pada Februari 2019 menyebutkan Airlangga memperoleh elektabilitas tertinggi sebagai cawapres dari parpol dengan angka 25 persen. Sementara AHY jadi sosok paling populer dengan angka popularitas 71,2 persen.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Agung DH