Menuju konten utama

Defisit APBN per Maret 2019 Capai Rp101,96 Triliun atau 0,63% PDB

APBN tercatat mengalami defisit sebesar Rp101,96 triliun per Maret 2019. Angka defisit itu setara dengan 0,63 persen dari PDB.

Defisit APBN per Maret 2019 Capai Rp101,96 Triliun atau 0,63% PDB
Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Mardiasmo menyampaikan pidato pada acara diskusi panel dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018). ANTARA FOTO/ ICom/AM IMF-WBG/Anis Efizudin/wsj/2018.

tirto.id - Realisasi penerimaan negara hingga akhir Maret 2019 tercatat sebesar Rp350,10 triliun atau tumbuh 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun realisasi belanja pemerintah pusat sudah mencapai Rp452,06 triliun atau tumbuh sebesar 7,75 persen. Artinya ada defisit senilai Rp101,96 triliun.

"Defisit APBN sampai 31 Maret [2019] mencapai Rp101,96 triliun atau 0,63 persen dari PDB dan keseimbangan primer negatif Rp31,4 triliun," kata Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dalam konferensi pers APBN KiTa di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta pada Senin (22/4/2019).

Meski demikian, Mardiasmo mengklaim realisasi defisit APBN dan keseimbangan primer pada bulan lalu tersebut masih terkendali.

Posisi utang pemerintah, kata Mardiasmo, juga masih berada pada level aman yakni sekitar 30,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sedangkan penerimaan perpajakan per Maret 2019 mencapai Rp279,9 triliun atau tumbuh 6,7 persen. Jika dirinci, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp248,98 triliun, tumbuh 1,82 persen. Sementara penerimaan bea dan cukai sebesar 30,97 triliun atau tumbuh 73,04 persen.

Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi menambahkan penerimaan cukai tumbuh sebesar 165,11 persen dibandingkan periode sama di tahun 2018. Per akhir Maret 2019, penerimaan cukai mencapai Rp21,35 triliun atau 12,90 persen dari target APBN.

Untuk realisasi PNBP per Maret 2019 juga tercatat sebesar Rp70,04 triliun atau 18,52 persen dari target APBN.

Baca juga artikel terkait APBN atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom