tirto.id - Realisasi pendapatan negara yang melampaui target membuat defisit APBN 2018 dapat ditekan menjadi 1,76 persen atau setara Rp259,9 triliun.
Angka ini lebih rendah dari proyeksi awal defisit APBN 2018 yang dipatok pemerintah, yakni sebesar 2,19 persen atau Rp325,9 Triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN 2018 juga lebih kecil dari tahun sebelumnya.
"Ini juga jauh lebih kecil dari tahun lalu yang defisitnya Rp341 triliun, dengan angka 2,51 persen terhadap PDB. Tahun ini hanya 1,76 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers realisasi APBN 2018 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta pada Rabu (2/1/2019).
Kinerja pendapatan negara memang mengalami peningkatan cukup signifikan pada 2018. Hingga tutup tahun, angkanya mencapai Rp1.942,3 triliun atau lebih tinggi dari target di APBN 2018, yakni Rp1.894,7 triliun. Artinya, realisasi pendapatan negara setara dengan 100,2 persen dari target.
Hal ini terutama karena ditopang oleh penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mencapai Rp407,1 triliun atau 147,8 persen lebih besar dari target Rp275,4 triliun.
Realisasi penerimaan dari sektor pajak juga tercatat bagus meski masih kurang (shortfall). Hingga tutup tahun, angkanya mencapai Rp1.521,4 triliun atau sebesar 94 persen dari target Rp1.618 triliun dalam APBN 2018. Dibanding tahun 2017 pendapatan dari sektor pajak tumbuh sebesar 13,2 persen.
Sementara realisasi belanja negara pada 2018, kata Sri Mulyani, angkanya nyaris 100 persen dari target. Hingga akhir 2019, belanja negara tembus 99,2 persen atau sekitar sebesar Rp2.202,2 triliun dari target Rp2.220,7 triliun.
"Dibanding tahun sebelumnya, yang tercatat Rp2.007,4 triliun, realisasi belanja negara 2018 tumbuh 9,7 persen," tutur Sri Mulyani.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom