tirto.id - Capres 02 Prabowo Subianto menegaskan diplomasi Indonesia di dunia internasional perlu didukung oleh kekuatan militer yang layak diperhitungkan oleh negara lain.
Dia sempat mengkritik pernyataan Capres 01 Jokowi, soal diplomasi RI yang selama ini diperkuat melalui peran menjadi mediator konflik di Myanmar dan Afghanistan.
“Diplomasi tidak bisa hanya dengan menjadi mediator. [Hal] itu penting. Tetapi ujungnya, diplomasi harus menjadi bagian dari upaya mempertahankan kepentingan nasional inti sebuah negara,” kata dia dalam Debat Pilpres ke-4 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Prabowo kemudian melanjutkan, “Diplomasi hanya bisa dan harus di-backup oleh kekuatan.”
Oleh karena itu, menurut Prabowo, Indonesia harus menghitung secara benar kekuatan militer dan persenjataan yang menjadi fondasi sistem pertahanan nasional.
Dia menilai, tanpa sistem pertahanan nasional yang kuat, diplomasi akan sulit mencapai tujuan untuk mempertahankan kepentingan negara.
“Diplomasi kalau hanya senyum-senyum, menjadi nice guy, ya begitu-gitu saja pak,” kata Prabowo.
Dia menyatakan hal itu ketika menjawab pertanyaan panelis Debat Pilpres Ke-4, yakni apa keunggulan Indonesia yang ditawarkan dalam diplomasi internasional dan bagaimana strategi mewujudkannya.
Debat Ke-4 Pilpres 2019 kali ini membahas empat tema, yakni ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah memilih 9 panelis dalam debat yang dipandu Zulfikar Naghi dan Retno Pinasti sebagai moderator itu.
Panelis-panelis tersebut adalah Zakiyuddin (Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga), Erwan Agus Purwanto (Dekan Fisip UGM), J Haryatmoko (Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma) dan Valina Singka Subekti (Dosen Departemen Ilmu Politik, Fisip UI).
Selain itu, 5 panelis Debat ke-4 lainnya ialah Dadang Tri Sasongko (Sekjen Transparency International Indonesia), Al Araf (Direktur Eksekutif Imparsial), Basis Eko Soesilo (Dosen HI Fisip Unair) Apolo Safanpo (Rektor Universitas Cenderawasih) dan Kusnanto Anggoro (Dosen Fisip UI).
Editor: Agung DH