tirto.id - Dua gol Nicolo Zaniolo menjadi kunci kemenangan AS Roma atas Porto di Stadion Olimpico pada Rabu (13/2/2019) dengan skor 2-1 untuk tuan rumah. Di sisi lain, tim tamu kini sudah tiga laga beruntun tanpa kemenangan, catatan buruk dalam karier kepelatihan Sergio Conceicao.
Dikutip dari OptaPaolo, Nicolo Zaniolo adalah pemain Italia termuda yang bisa mencetak dua gol dalam sebuah pertandingan di Liga Champions. Selain itu, brace kali ini adalah brace pertamanya untuk Gialorossi.
Berkat performa cemerlangnya, Nicolo Zaniolo mendapatkan nilai 9,00 dari Whoscored. Ia tercatat melepaskan 3 tembakan, semuanya tepat sasaran. Pemuda berusia 19 tahun itu juga melakukan 3 kali dribble, dengan tingkat kesuksesan 67 persen. Akurasi umpannya 81 persen.
Produktivitas Zaniolo tengah meningkat. Dalam enam laga terakhir di semua kompetisi, ia mampu mencetak 4 gol. Tidak hanya itu, ia dinilai oleh Benjamin Gladwell, reporter UEFA untuk laga Roma kontra Porto, begitu istimewa untuk timnya yang tampil biasa saja.
"Roma tidak dalam permainan terbaik, tetapi Zaniolo memberikan malam yang dikenang untuk fans mereka, meski hasil akhir laga membuat peluang kedua tim masih terbuka lebar. Mengejutkan bahwa pemain 19 tahun ini terlihat jadi yang paling dewasa di lapangan, mengatasi situasi dengan cara terbaik, dan menciptakan perbedaan," tulis Gladwell di situs resmi UEFA.
Senada dengan sang reporter UEFA, Daniele De Rossi dalam konferensi pers menuturkan, "Zaniolo bukan kejutan lagi. Kekuatan fisiknya luar biasa untuk pemain seusianya; dan dia mengombinasikannya dengan teknik istimewa. Dia sudah hebat, tetapi bakal [lebih berkembang] menjadi pemenang yang hebat."
Sepanjang pertandingan berdasarkan statistik Whoscored, Porto lebih banyak menguasai bola dengan 57 persen ball possessions berbanding 43 persen milik tuan rumah. Namun, mereka hanya melepaskan 7 tembakan, 2 tepat sasaran. Sementara itu, Roma mengirim 14 tembakan, 9 di antaranya mengarah ke gawang.
Di sisi lain, sepanjang babak pertama, hanya tercipta 5 tembakan di laga Roma versus Porto. Ini adalah rekor jumlah tembakan terendah musim ini, di bawah laga MU kontra PSG, juga pertandingan Napoli vs Liverpool dan Atletico Madrid lawan Monaco di fase grup, yang sama-sama 6 tembakan sebelum turun minum.
Ini adalah kemenangan keempat beruntun AS Roma di laga kandang dalam fase gugur Liga Champions. Gialorossi menang atas Shakhtar Donetsk, Barcelona, dan Liverpool musim lalu. Terakhir kali mereka tumbang di Olimpico di fase gugur kompetisi tersebut adalah saat melawan Real Madrid pada 18 Februari 2016.
Sebaliknya, bagi Porto, kekalahan dari Roma ini membuat mereka tidak menang dalam tiga partai beruntun, menyamai catatan terburuk sebelumnya di era Sergio Conceicao, yang terjadi pada musim 2017/2018 lalu. Bedanya, musim lalu mereka seri tiga kali, sedangkan kali ini dua seri dan satu kalah.
Editor: Fitra Firdaus