Menuju konten utama

Danlanud Iswahjudi: F-16 yang Baru Tiba dalam Kondisi Baik

Empat dari enam pesawat F-16 tiba di Indonesia. Dua tertunda karena harus menjalani perbaikan mesin.

Danlanud Iswahjudi: F-16 yang Baru Tiba dalam Kondisi Baik
Petugas bea cukai memeriksa pesawat tempur F-16 di Shelter Skuadron Udara 3 sesaat setelah mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Iswahjudi, Magetan, Jatim, Senin (20/3). Dua unit pesawat tempur F-16 C/D bagian dari 24 pesawat tempur hibah dari Amerika Serikat yang rencananya akan melengkapi Skuadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skuadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru, tiba di Lanud Iswahjudi. Dari 24 pesawat, 16 unit di antaranya sudah dikirim secara bertahap. ANTARA FOTO/Siswowidodo.

tirto.id - Empat dari enam pesawat F1-16 dari hibah pemerintah AS telah mendarat di Indonesia di Lapangan Udara Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, pada Selasa (12/12/2017).

Menurut Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal, jet tempur hibah itu seharusnya datang pada Senin kemarin. Namun karena kondisi cuaca buruk, kedatangan pesawat tertunda pada Selasa.

"Rencana semula hari ini tiba enam pesawat F-16. Namun karena ada permasalahan mesin di Hawai, maka dua pesawat terpaksa menunggu perbaikan terlebih dahulu," ujar Samsul Rizal seperti dikabarkan Antara.

Berdasarkan keterangan dari keempat pilot penerbang, Samsul mengklaim, empat pesawat bekas itu dalam kondisi 100 persen baik. "Tidak ada masalah sedikitpun, sehingga bisa langsung dioperasikan," kata Samsul.

Samsul menambahkan, meskipun pesawat tempur F-16 Fighting Falcon tipe C dan D tersebut merupakan pesawat bekas, namun kemampuannya melebihi pesawat F-16 sebelumnya yang pernah dimiliki TNI AU yaitu tipe A dan B. "Pesawat hibah ini memang bekas penggunaan dari Amerika Serikat. Namun telah dilengkapi avionik dan sistem persenjataan yang lebih baik. Sehingga memiliki kemampuan melebihi aslinya," ujar Samsul.

Kata Samsul pula, Indonesia menerima hibah 24 unit pesawat tempur F-16, yang rencananya melengkapi Skuadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skuadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru.

Dari penelusuran Tirto, hibah pesawat tersebut merupakan hasil kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan AS pada 2011 lalu. Indonesia menandatangani kesepakatan untuk membeli 24 jet F-16 bekas dari pemerintah AS senilai US$750 juta. Proyek pengadaan pesawat tempur ini dinamai sebagai Peace Bima Sena II, menyusul Peace Bima Sena I (1986).

Sejak disepakati enam tahun silam, pesawat F-16 yang datang ke Indonesia datang secara bergelombang. Pada Juli 2014 datang (3 unit), September (2 unit). Pada Mei 2015, (4 unit), September 2016 (5 unit). Pada tahun ini, Maret datang 5 unit dan Desember empat dari enam unit sudah tiba di Indonesia.

Namun dua pesawat F-16 ini tercatat pernah mengalami insiden. Pesawat F16 nomor registrasi TT-1643 mengalami gagal terbang dan terbakar saat akan melakukan latihan rutin di Halim Perdana Kusuma pada 2015 silam. Saat itu TNI AU memutuskan tidak akan mengoperasikan F-16 bekas AS sampai ada hasil investigasi. Mereka memutuskan akan mengevaluasi setiap pesawat hasil hibah.

Insiden kedua terjadi pada 14 Maret lalu, F16 dengan nomor registrasi TS-1603 tergelincir di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Henri Alfiandi menaksir biaya perbaikan pesawat tempur F16 dengan nomor registrasi TS-1603 yang tergelincir itu bakal menelan dana Rp25 miliar. "Estimasi sekitar 2 juta dolar AS atau Rp25 miliar. Itu pergantian spare part. Mudah-mudahan penyelidikan yang masih dilakukan tidak bertambah lagi" kata Henri di Pekanbaru, Jumat (17/3).

Baca juga artikel terkait HANKAM atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Politik
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH