tirto.id - Dampak mencairnya es di kutub akibat pemanasan global amat luas dan kompleks bagi kehidupan di Bumi. Es di kutub memiliki peran signifikan dalam menjaga keseimbangan ekosistem di seluruh planet kita. Jika es kutub utara dan selatan mencair hingga tak lagi bersisa, perubahan besar bakal melanda Bumi disertai kemunculan bencana skala global.
Pemanasan global karena emisi gas rumah kaca yang tidak terkendali berakibat fatal bagi es di kutub Bumi. Jika emisi terus meningkat tanpa kontrol, para ilmuwan memprediksi es di kutub utara akan lenyap pada tahun 2040 mendatang.
Di kutub, es yang mencair disebabkan oleh pemanasan global. Adapun pemanasan global diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti aktivitas pembakaran bahan bakar fosil di sektor industri dan transportasi, penggundulan hutan, serta aktivitas pertanian dan peternakan. Berbagai aktivitas itu menghasilkan polutan seperti karbon dioksida, metan, gas CFC, dan lain sebagainya yang meningkatkan temperatur bumi terus meningkat.
Apa Dampak Mencairnya Es di Kutub?
Laju pemanasan global atau global warming semakin mengkhawatirkan. Banyak ilmuwan telah memperingatkan ancaman bencana yang dapat muncul akibat terus meningkatnya emisi gas rumah kaca, pemicu utama pemanasan global. Dampak pemanasan global yang paling mencemaskan adalah mencairnya es di kutub.
Laman WWF menjelaskan es di kutub berfungsi sebagai lapisan pelindung Bumi karena ia memantulkan panas dari sinar matahari kembali ke luar angkasa. Keberadaan gletser (es di daratan kutub) selama ini menjaga suhu Bumi tetap dingin sehingga layak ditinggali.
Saat ini, sekitar 10% wilayah daratan di Bumi ditutupi oleh es glasial. Hampir 90% berada di Antartika (kutub selatan) dan 10% sisanya di lapisan es Greenland serta kutub utara.
Efek berantai akan muncul akibat mencairnya es di kutub. Mengutip The Harvard Gazette, dampak mencairnya es di kutub bahkan bisa mengubah struktur kerak planet Bumi yang dampaknya bisa amat luas. Seturut prediksi para ilmuwan, berbagai dampak mencairnya es di kutub yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
1. Kenaikan Permukaan Air Laut
Salah satu dampak mencairnya es di kutub yang paling jelas adalah peningkatan volume air laut Bumi. Mencairnya es di kutub otomatis juga mengakibatkan kenaikan permukaan laut di Bumi.Bila emisi gas rumah kaca yang memicu global warming tak kunjung dikendalikan, tinggi permukaan air laut di bumi diprediksi naik 1 meter pada abad ini. Para ilmuwan bahkan memprediksi pencairan total es kutub bisa menyebabkan kenaikan permukaan air laut hingga 230 kaki (70 meter).
Akibatnya banjir akan melanda wilayah-wilayah pesisir secara global disertai abrasi pantai dan kerusakan banyak infrastruktur. Luas daratan pun akan berkurang drastis dan pulau-pulau kecil bakal lenyap.
2. Perubahan Iklim dan Gangguan Cuaca
Dampak mencairnya es di kutub yang mengkhwatirkan adalah makin parahnya bencana akibat perubahan iklim. Perubahan arus laut dan sirkulasi termal bisa memicu perubahan suhu dan curah hujan di berbagai wilayah. Hal ini meningkatkan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem, seperti badai, angin kencang, kekeringan, banjir, serta gelombang panas secara global.Perubahan iklim skala global bisa terjadi karena lenyapnya es di kutub mengganggu pola sirkulasi di laut. Saat es di kutub mencair, ia tidak lagi berfungsi sebagai pemantul sinar matahari ke luar angkasa serta pengatur iklim di Bumi.
Dampaknya, panas matahari makin banyak terserap oleh Bumi, dan suhu secara global bisa cepat meningkat. Ketika pemanasan global melonjak drastis, perubahan iklim juga bakal makin parah.
3. Kerusakan Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati di Bumi
Es di kutub selama ini menjadi habitat penting banyak spesies flora dan fauna. Maka itu, dampak mencairnya es di kutub juga bisa menyebabkan hilangnya habitat dan kepunahan sejumlah spesies. Contoh spesies yang berisiko punah akibat mencairnya es kutub adalah beruang kutub, penguin, anjing laut, dan ikan paus.Mengingat dampak mencairnya es di kutub juga memicu perubahan salinitas dan suhu air laut, kerusakan ekosistem di laut Bumi kemungkinan besar terjadi. Es di kutub berperan mengarahkan arus laut. Bila es di kutub mencair, arus laut akan berubah sehingga tidak hanya memengaruhi cuaca di seluruh dunia, tetapi juga merusak ekosistem.
Pencairan es glasial di Antartika dan Greenland memengaruhi arus laut, karena sejumlah besar air lelehan glasial yang sangat dingin memasuki perairan yang lebih hangat. Akibat dari proses ini, arus laut akan lebih lambat.
4. Pelepasan Metana ke Atmosfer
Permafrost, tanah beku di kutub, mengandung metana, gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada karbon dioksida. Mencairnya permafrost akan melepaskan gas metana ke atmosfer, memperparah pemanasan global.5. Suhu Bumi Makin Panas
Permukaan es di kutub berfungsi memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa. Jika es mencair, kemampuannya menurun. Di sisi lain, air laut yang lebih gelap menyerap lebih banyak energi matahari. Kombinasi mencairnya es di kutub dan meningkatnya permukaan laut akan menyebabkan peningkatan suhu global secara signifikan.6. Muncul Masalah Kesehatan Skala Global
Dampak mencairnya es di kutub bisa berkaitan dengan merosotnya kualitas kesehatan manusia. Perubahan iklim sudah terbukti meningkatkan risiko penyakit menular, seperti malaria dan demam berdarah. Peningkatan polusi udara dan bencana gelombang panas, banjir, hingga kekeringan juga bakal membahayakan kesehatan manusia.7. Krisis Air Bersih
Pemanasan global memicu pencairan es di kutub. Tak berhenti di situ, mencairnya es di kutub dapat meningkatkan pemanasan global. Selain berisiko memicu bencana kekeringan meluas akibat perubahan cuaca, peningkatan suhu di Bumi secara signifikan juga dapat melenyapkanya banyak sumber air tanah. Pada akhirnya, krisis air bersih skala global pasti terjadi.8. Kebakaran Hutan Meluas
Bencana kekeringan akibat perubahan iklim dan peningkatan laju pemanasan global merupakan dampak mencairnya es di kutub yang jelas akan terjadi. Peningkatan suhu di bumi disertai meluasnya kekeringan itu dapat memicu efek berantai lainnya: kebakaran hutan.Pada beberapa dekade terakhir, dampak panjangnya musim kemarau telah memicu banyak kasus kebakaran hutan meluas di berbagai wilayah, termasuk Indonesia. Bisa dibayangkan bagaimana kebakaran hutan akan terjadi ketika bencana kekeringan panjang berpadu dengan peningkatan suhu di Bumi.
Kebakaran hutan dalam skala besar tidak hanya akan melenyapkan daratan hijau dan ekosistem di dalamnya tetapi juga memicu bencana asap, polusi udara, hingga pencemaran air dan tanah secara global. Tidak hanya keberadaan spesies tanaman dan hewan yang berpotensi lenyap, kehidupan manusia di banyak wilayah pun bakal terancam.
9. Air Laut Menjadi Lebih Asam
Mencairnya es di kutub akan diikuti dengan pelepasan banyak karbon dioksida ke atmosfer. Udara yang mengandung karbon dioksida tinggi tadi akan bereaksi dengan air laut, membuatnya menjadi lebih asam.Meningkatnya keasaman air laut akan membuat banyak terumbu karang memutih, rusak, dan kemudian lenyap. Tak ada terumbu karang berarti keseimbangan ekosistem di laut bakal rusak, memicu kematian banyak flora dan fauna.
Makin asamnya air di laut bakal merusak rantai makanan yang ada. Kehidupan banyak organisme di laut pun dapat terancam. Ketika ekosistem di laut rusak, perannya sebagai salah satu penyuplai makanan untuk manusia otomatis merosot pula.
10. Kerugian Ekonomi Besar-Besaran
Mengingat dampak mencairnya es di kutub memicu efek berantai, termasuk berbagai bencana skala global, kerugian ekonomi yang besar jelas akan terjadi. Para ilmuwan bahkan memprediksi biaya triliunan dolar AS diperlukan buat menangani dampak berbagai bencana tadi. Adaptasi dan mitigasi dampak pemanasan global pun memerlukan biaya yang tak kalah besar.Pemanasan global dan perubahan iklim yang makin parah tentu juga akan menganggu banyak sektor ekonomi, termasuk pertanian, industri, perdagangan, dan lain sebagainya. Belum lagi, banyak infrasturktur akan rusak saat bencana terjadi.
11. Krisis Sosial dan Kemanusiaan akan Terjadi
Efek domino dari dampak mencairnya es di kutub lainnya yang mencemaskan ialah krisis sosial. Banyak migrasi massal akan terjadi ketika sebagian wilayah mendadak tidak layak huni. Ketebatasan sumber daya alam pun berpotensi meningkatan ekskalasi konflik di banyak negara. Apalagi jika krisis pangan dan tempat tinggal muncul sebagai masalah mendunia. Pada ujungnya, krisis sosial yang merebak di banyak kawasan berpotensi menjadi krisis kemanusian skala global.12. Kecepatan Rotasi Bumi Berubah
Bumi berotasi pada porosnya sekali 24 jam, tetapi tidak secara seragam. Kecepatan rotasi bervariasi hingga satu milidetik per hari. Kecepatan rotasi Bumi meningkat jika massanya didekatkan ke sumbu rotasinya. Sebaliknya, kecepatan rotasi Bumi akan melambat jika massanya dijauhkan dari sumbu rotasi.NASA memprediksi mencairnya es di kutub, termasuk gletser dan lapisan es di Greenland maupun Antartika, akan mengubah kecepatan rotasi Bumi apabila lelehannya mengalir ke laut. Apabila lelehan tetap berada di dekat kutub (seperti terperangkap di danau gletser), rotasi Bumi tidak akan berubah.
Namun, jika es yang mencair mengalir ke lautan dan tersebar, ada pergerakan massa dan rotasi Bumi akan berubah. Sebagai contoh, jika lapisan es Greenland mencair seluruhnya dan air lelehannya mengalir sepenuhnya ke lautan, permukaan air laut global akan naik sekitar tujuh meter (23 kaki) dan Bumi dapat berotasi lebih lambat, dengan panjang hari yang lebih panjang daripada saat ini, sekitar 2 milidetik.
Dampak Mencairnya Es di Kutub Bagi Indonesia
Bagaimana pengaruh keberadaan es di kutub bagi Indonesia? Meskipun berada di wilayah yang dilintasi garis khatulistiwa (bagian tengah bumi), Indonesia bisa merasakan dampak mencairnya es di kutub.
Indonesia adalah negara kepulauan yang banyak dikelilingi perairan. Naiknya permukaan air laut akan menyebabkan banjir rob dan abrasi pantai.
Jika seluruh es kutub meleleh, garis pantai Indonesia akan berkurang secara signifikan dan berubah menjadi lautan. Wilayah laut Indonesia juga akan mengalami perubahan, dengan garis pantai yang lebih menjorok ke dalam.
Selain itu, perubahan pola cuaca global dapat mengganggu musim hujan dan kemarau di Indonesia. Kondisi ini berpotensi memicu bencana kekeringan dan banjir yang meluas.
Secara lebih terperinci, sejumlah dampak mencairnya es di kutub bagi Indonesia yang mungkin akan terjadi adalah sebagai berikut:
- Banjir rob akan melanda pantai-pantai Indonesia, seperti di bagian utara Jawa (pantura).
- Beberapa wilayah pesisir Indonesia akan terendam air karena banjir dan abrasi pantai.
- Kekeringan akan melanda banyak wilayah Indonesia karena perubahan cuaca ekstrem.
- Bencana banjir akan lebih seirng terjadi di kota-kota Indonesia.
- Indonesia akan kehilangan banyak daratan karena pesisir tenggelam dan pulau-pulau kecil lenyap.
- Sejumlah spesies khas Indonesia kemungkian akan punah akibat bencana dan perubahan iklim.
- Kebakaran hutan akan meluas di Indonesia.
- Hutan di Indonesia akan berkurang drastis karena kebakaran maupun pembukaan lahan.
- Krisis ekonomi dan sosial mungkin terjadi di Indonesia sebagai dampak krisis global.
- Luas perairan Indonesia akan melebar karena banyak daratan tenggelam.
- Kelangkaan pangan bisa terjadi karena daratan berkurang dan aktivitas pertanian di Indonesia terkendala perubahan cuaca ekstrem.
- Terumbu karang di lautan Indonesia terancam punah karena air laut makin asam.
Cara Mencegah Es di Kutub Mencair
Mencairnya es di kutub adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera. Dengan kerja sama semua elemen, tentu dapat menyelamatkan es di kutub dan melindungi bumi untuk generasi mendatang.
Mencegah es di kutub mencair membutuhkan upaya kolektif global. Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu pencegahan es di kutub mencair.
1. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca (GRK) memerangkap panas di atmosfer bumi, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Beralih ke energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan mendorong gaya hidup berkelanjutan merupakan langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.2. Melestarikan Hutan
Hutan memiliki peran penting menjaga keseimbangan iklim global. Hutan bisa menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer serta menyimpannya di dalam biomassa pohon dan tanah. Hal ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghambat pemanasan global.3. Meningkatkan Kesadaran Akan Pentingnya Pelestarian Alam
Mendidik masyarakat tentang dampak mencairnya es di kutub dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan bisa menjadi langkah awal. Gunakan media sosial, platform edukasi, dan komunitas untuk menyebarkan informasi tentang dampak mencairnya es di kutub.4. Mendorong Kebijakan Pemerintah Lebih Ramah Lingkungan
Kebijakan pemerintah bisa menjadi faktor kunci untuk menyelematkan lingkungan. Maka itu, masyarakat sipil harus lebih aktif lagi mendorong pemerintah menerapkan berbagai kebijakan lebih ramah lingkungan, terutama yang bisa menghambat pemanasan global.Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Addi M Idhom