tirto.id - Bencana banjir merebak di banyak wilayah Indonesia selama bulan Januari 2021. Hingga Senin, 25 Januari 2021, tercatat banjir dengan dampak luas telah melanda banyak daerah di Jawa maupun kawasan luar Jawa.
Dampak banjir terbesar bisa dilihat di Kalimantan Selatan (Kalsel). Di provinsi ini, banjir sempat merendam wilayah 11 kabupaten/kota selama berhari. Banjir dengan dampak yang signifikan juga terjadi di wilayah Provinsi Aceh, Kota Manado, dan lain sebagainya.
Banjir pada Januari 2021 bertepatan dengan masa puncak musim hujan. Intesitas hujan pada bulan ini meningkat sehingga BMKG memperingatkan potensi banjir di banyak wilayah.
Meskipun demikian, selain curah hujan yang tinggi, juga ada sejumlah faktor lain yang mungkin memicu banjir. Salah satu faktor itu ialah kerusakan ekosistem lingkungan.
Berikut data dampak banjir di empat provinsi berdasarkan laporan terbaru pada 25 Januari 2021.
Dampak Banjir Manado Januari 2021
Kota Manado dilanda banjir sejak pekan kemarin hingga hari ini, Senin (25/1/2021). Laporan yang terbaru tentang dampak banjir Manado dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin siang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati banjir yang merendam wilayah Kota Manado sejak Jumat (22/1/2021) sampai Senin (25/1/2021) tercatat melanda kawasan di delapan kecamatan.
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Manado melaporkan delapan kecamatan terdampak banjir yaitu Kecamatan Malalayang, Wanea, Sario, Paal Dua, Pikkala, Wenang, Tuminting dan Singkil. Saat banjir terjadi tinggi muka air terpantau pada ketinggian 50 hingga 400 cm.
Banjir di ibu kota Provinsi Sulawesi Utara ini tidak hanya berdampak pada kerugian materiil, melainkan juga jatuhnya korban jiwa.
"BPBD setempat menginformasikan banjir berdampak pada jatunya korban meninggal dunia sebanyak 2 orang, luka berat 1 dan luka ringan 1. Saat banjir terjadi, lebih dari 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Raditya dalam keterangan resminya hari ini.
Menurut Raditya, banjir juga berdampak pada kerugian material, antara lain rumah rusak berat 10 unit dan rusak sedang 3 unit. BPBD mencatat fasilitas publik lain yang terdampak, sekolah dasar 20 unit dan SMP 7 unit.
Berdasarkan analisis InaRISK, kata Raditya, Kota Manado termasuk wilayah yang berpotensi banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.
Sebanyak 10 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, di antaranya delapan kecamatan yang terdampak banjir pada Januari 2020. Luas bahaya banjir teridentifikasi seluas 2.040 hektar.
"Dalam kurun waktu 10 tahun, Kota Manado sering dilanda banjir yang meluas, seperti pada tahun 2014 hingga 2020. Pada periode tersebut, banjir 2014 menjadi yang paling buruk," kata dia.
Dampak Banjir Kalsel 2021: Kerugian Capai Rp1,3 Triliun
Nilai kerugian akibat bencana banjir yang melanda di wilayah Kalimantan Selatan selama Januari 2021 diperkirakan sudah mencapai Rp1,349 triliun.
Angka tersebut merupakan perkiraan Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Estimasi dampak kerugian per 22 Januari 2021 dari sektor pendidikan, kesehatan dan sosial, pertanian, perikanan, infrastruktur, dan produktivitas ekonomi masyarakat sekitar Rp1,349 triliun," kata anggota Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah BPPT Nugraheni Setyaningum pada Senin (25/1/2021), seperti dilansir Antara.
Menurut estimasi Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah BPPT, nilai kerugian di sektor pendidikan sekitar Rp30,446 miliar, sektor kesehatan dan perlindungan sosial sekitar Rp27,605 miliar, sektor infrastruktur sekitar Rp424,128 miliar, sektor perikanan sekitar Rp46,533 miliar, sektor produktivitas masyarakat sekitar Rp604,562 miliar, dan sektor pertanian sekitar Rp216,266 miliar.
"Estimasi saat ini cukup representatif menggambarkan kemungkinan kerugian," kata Nugraheni.
Data yang digunakan dalam memperhitungkan estimasi kerugian akibat banjir Kalsel itu antara lain data luas area yang tergenang berdasarkan citra spasial, data penggunaan lahan berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), data umur padi dari Kerangka Sample Area (KSA) Badan Pusat Statistik, serta data-data yang tertuang dalam peraturan daerah.
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui perkiraan nilai kerugian gagal panen akibat lahan sawah yang tergenang di sektor pertanian dan di sektor perikanan, perhitungan dilakukan untuk mengetahui nilai kerugian akibat hilangnya ikan budi daya di empang, kolam, dan tambak akibat banjir.
Sementara itu, nilai kerugian di sektor infrastruktur yang dihitung meliputi jumlah rumah yang terendam, jumlah rumah terdampak, jumlah sekolah rusak, dan jumlah tempat yang terdampak banjir.
Estimasi Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah BPPT belum memperhitungkan dampak banjir pada kegiatan pariwisata, transportasi, pertanian palawija dan holtikultura, kerusakan lingkungan, sarana sanitasi, dan kondisi perekonomian dalam jangka panjang.
Menurut BPPT, banjir yang pada Januari 2021 melanda wilayah Kalimantan Selatan terjadi akibat curah hujan ekstrem dan penurunan tutupan lahan (vegetasi kerapatan tinggi/hutan), terutama di daerah hulu yang menjalankan fungsi penyimpanan air.
Berdasarkan pantauan citra satelit radar, luas wilayah yang tergenang akibat banjir di Kalimantan Selatan sekitar 164.090 hektare.
Dampak Banjir Aceh Januari 2021
Bencana yang terjadi di Provinsi Aceh selama Januari 2021 diperkirakan berdampak pada kerugian senilai Rp11,6 miliar, menurut hitungan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).
"Total 62 kali kejadian bencana di Aceh selama bulan Januari 2021. Banjir merupakan bencana yang paling dominan,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas dalam keterangan Pusat Data dan Infromasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Senin (25/1/2021), dikutip dari Antara.
Pusadatin BPBA mencatat banjir sebanyak 27 kali kejadian, peristiwa yang paling banyak terjadi di Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Kemudian, 15 kali longsor, 11 kebakaran pemukiman, empat kali kejadian angin puting beliung.
Selanjutnya, satu kali kejadian banjir dan longsor di Aceh Utara, dua kali kejadian abrasi di Kota Langsa dan Aceh Tamiang serta dua kali kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Aceh Selatan dan Banda Aceh.
Selama peristiwa bencana tersebut, kata Ilyas, korban yang terdampak mencapai 33.380 jiwa dalam 8.815 kepala keluarga (KK), yang tersebar di 125 kecamatan dalam beberapa kabupaten/kota di daerah "Tanah Rencong" itu.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar memprakirakan beberapa kabupaten/kota di provinsi itu masih diguyur hujan sedang hingga deras selama beberapa hari ke depan.
“Beberapa daerah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat seperti Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, Pidie, Aceh Tenggara, Aceh Jaya, Pidie Jaya dan Subulussalam,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Aceh Besar Zakaria Ahmad.
Editor: Agung DH