tirto.id - Hipertensi adalah istilah medis untuk tekanan darah tinggi. Hal ini berbahaya karena membuat jantung bekerja terlalu keras dan berkontribusi pada aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
Kondisi tersebut dapat menyebabkan seperti gagal jantung kongestif, penyakit ginjal, dan kebutaan.
Hipertensi terjadi pada pembuluh darah arteri yang diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Pada hipertensi primer sekitar 90 hingga 95 persen mengacu pada tekanan darah tinggi yang tidak dapat ditemukan penyebab medisnya.
Sedangkan hipertensi sekunder sekitar 5 sampai 10 persen kasus disebabkan yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin.
Hipertensi juga diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik yaitu tekanan darah dalam pembuluh darah selama detak jantung. Sedangkan diastolik yaitu tekanan antara detak jantung.
Dalam pengukuran tekanan darah baik sistolik dan diastolik lebih tinggi dari nilai normal yang diterima untuk usia yang diklasifikasikan sebagai pra-HTN atau HTN.
Adapun pasien yang memiliki tekanan darah lebih tinggi dari 130/80 mmHg dengan adanya diabetes atau penyakit ginjal secara bersamaan, harus dapat perawatan lebih lanjut. Hipertensi juga diklasifikasikan sebagai resisten jika obat tidak menurunkan tekanan darah ke tingkat normal.
Karena tekanan darah terus-menerus lebih dari 134/80 mmHg biasanya diobati dengan modifikasi gaya hidup sehat dan obat-obatan herbal.
Keadaan ini termasuk tekanan diastolik batas yang berhubungan pada kerusakan organ akhir, hipertensi sistolik, atau faktor yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular usia di atas 65 tahun, keturunan Afrika-Amerika, merokok, hiperlipemia (lemak darah tinggi), atau diabetes.
Tekanan darah tinggi diakibatkan juga karena ketegangan emosional dan stres sementara.
Sedangkan pada tekanan darah normal yakni sekitar 120/80 mmHg, dan tekanan darah mulai dari 130/80 atau lebih dianggap tekanan darah tinggi.
Oleh karena itu, diagnosis tekanan darah tinggi sangat penting dalam upaya menormalkan tekanan darah dan mencegah terjadinya komplikasi.
Tanaman Herbal Penghambat Hipertensi
Untuk mencegah dan mengobati hipertensi, Anda dapat mengolah obat-obatan herbal yang berfungsi sebagai penghambat enzim pengubah angiotensin dan penghambat saluran kalsium.
Penelitian menunjukkan beberapa bumbu dan rempah dapat mengurangi tingkat tekanan darah dengan nilai terapeutik hipotensi dan antihipertensi yang tervalidasi.
Berikut ini adalah daftar jenis obat dan tanaman herbal untuk menghambat serta mengobati penyakit hipertensi, seperti dikutip laman Healthline:
1. Bacopa Monnieri
Bacopa Monnieri adalah ramuan yang tumbuh di daerah berawa di Asia Selatan. Praktisi pengobatan Ayurveda menggunakannya untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk kecemasan, masalah ingatan, dan tekanan darah tinggi.
Bacopa dapat membantu menurunkan tingkat tekanan darah sistolik dan diastolik dengan merangsang pembuluh darah untuk melepaskan oksida nitrat.
2. Kemangi
Kemangi cukup populer dalam pengobatan alternatif karena kaya akan berbagai senyawa kuat.
Studi penelitian menunjukkan bahwa eugenol dapat mengurangi tekanan darah dengan bertindak sebagai penghambat saluran kalsium alami.
Penghambat saluran kalsium ini dapat mencegah pergerakan kalsium ke jantung dan sel-sel sehingga pembuluh darah untuk rileks.
3. Peterseli
Peterseli merupakan ramuan asli Mediterania dan memiliki profil nutrisi yang mengesankan. Peterseli juga mengandung berbagai senyawa, seperti vitamin C dan karotenoid makanan, yang dapat menurunkan tekanan darah.
Beberapa penelitian menunjukkan, pada antioksidan karotenoid mengurangi tekanan darah, kolesterol jahat,dan risiko penyakit jantung .
4. Biji Seledri
Para peneliti menjelaskan bahwa senyawa dalam ekstrak biji seledri dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan bertindak sebagai penghambat saluran kalsium alami.
Selain itu, sebagai sumber serat makanan yang baik, yang telah dikaitkan dengan penurunan tekanan darah.
5. Chotoko (Cakar kucing China)
Nama ilmiahnya yakni Uncaria rhynchophylla dan dapat disebut Gou-Teng atau Chotoko.
Cakar kucing China mengandung beberapa senyawa, seperti hirsutine dan rhynchophylline. Senyawa ini dapat merangsang pembuluh darah untuk menghasilkan oksida nitrat, yaitu senyawa kimia untuk membantu pembuluh darah rileks dan melebar.
Hal ini menunjukkan bahwa mengambil ekstrak cakar kucing China dapat mengurangi tekanan darah dan membantu aliran darah.
Anda dapat membeli cakar kucing China di toko makanan kesehatan tertentu dan situs belanja online.
6. Bawang Putih
Secara khusus, bawang putih mengandung senyawa belerang, seperti allicin untuk membantu meningkatkan aliran darah dan mengendurkan pembuluh darah. Secara kolektif, faktor ini dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Sebuah tinjauan dari 12 penelitian yang lebih dari 550 orang dengan tekanan darah tinggi menemukan bahwa mengonsumsi bawang putih dapat mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik dengan rata-rata 8,3 mmHg dan 5,5 mmHg. Pengurangan tersebut mirip dengan efek obat tekanan darah.
Dan pada sebuah studi 24 minggu pada 30 orang menemukan sekitar 600-1.500 mg ekstrak bawang putih sama efektifnya dalam menurunkan tekanan darah seperti obat Atenolol.
7. Thyme
Thyme yaitu ramuan beraroma dengan banyak senyawa sehat, salah satunya terdapat asam rosmarinic.
Penelitian mengungkapkan dapat mengurangi peradangan dan kadar gula darah, serta meningkatkan aliran darah,dan membantu mengurangi tekanan darah.
Mengonsumsi asam rosmarinic juga dapat membantu secara signifikan mengurangi tekanan darah sistolik dengan menghambat enzim pengubah angiotensin.
8. Kayu Manis
Sebuah tinjauan dari 9 penelitian, mengonsumsi kayu manis mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik dengan rata-rata 6,2 mmHg dan 3,9 mm Hg. Efek ini lebih kuat ketika orang mengonsumsinya secara konsisten selama 12 minggu.
9. Jahe
Jahe sangat serbaguna dan bahan pokok dalam pengobatan alternatif. Dengan mengonsumsi jahe dapat mengurangi tekanan darah. Ha ini bertindak sebagai penghambat saluran kalsium alami dan inhibitor ACE alami.
Sebuah penelitian pada lebih dari 4.000 orang, bahwa mereka yang mengonsumsi paling banyak 2–4 gram per hari, memiliki risiko terendah terkena tekanan darah tinggi.
10. Kapulaga
Pada penelitian selama 12 minggu dengan sekitar 20 orang dewasa yang didiagnosis tekanan darah tinggi menemukan dengan mengonsumsi 3 gram bubuk kapulaga setiap hari secara signifikan mengurangi tekanan darah, dan menurunkannya mendekati kisaran normal.
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Maria Ulfa