tirto.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan 21 rumah sakit (RS) rujukan untuk menangani Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau efek samping dari vaksinasi Covid-19.
Pemprov DKI Jakarta menyiapkan rumah sakit rujukan untuk warga yang mengalami KIPI. KIPI merupakan semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi.
Dinas Kesehatan DKI bersama KOMDA PP ((Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan) KIPI telah mempersiapkan tim yang akan melakukan monitoring dampak pasca-vaksinasi di setiap tingkatan administrasi.
Berikut ini daftar 21 RS rujukan untuk menangani KIPI di DKI Jakarta, seperti dikutip akun Instagram resmi Pemprov @dkijakarta.
Jakarta Pusat
RSUD Tarakan
RSUP Cipto Mangunkusumo
RSPAD Gatot Subroto
RSUD Johar Baru
RSUD Kemayoran
Jakarta Utara
RSUD Koja
RSUD Cilincing
RSUD Tanjung Priok
Jakarta Barat
RSUD Tamansari
RSUD Kembangan
Jakarta Selatan
RSUP Fatmawati
RSP Pertamina
RSUD Tebet
RSUD Mampang Prapatan
RSUD Jagakarsa
RSUD Pesanggrahan
Jakarta Timur
RSUD Budi Asih
RSUD Pasar Rebo
RSUD Matraman
RSUD Cipayung
RS Adhyaksa
Efek Samping Vaksin Covid-19
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengungkapkan, berdasarkan hasil evaluasi data keamanan vaksin Coronavac diperoleh dari studi klinik fase 3 di Indonesia, Turki dan Brazil yang dipantau sampai periode 3 bulan setelah penyuntikan dosis yang ke 2, secara keseluruhan menunjukkan vaksin Coronavac aman.
“Hasil evaluasi menunjukkan Coronavac aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang, yaitu efek samping lokal berupa nyeri, indurasi (iritasi), kemerahan dan pembengkakan. Selain itu terdapat efek samping sistemik berupa myalgia (nyeri otot), fatigue, dan demam,” tutur Penny.
Menurutnya, efek samping tersebut bukan merupakan efek samping yang berbahaya dan dapat pulih kembali.
Menurut Penny, vaksin Sinovac telah menunjukkan kemampuan dalam pembentukan antibodi di dalam tubuh dan juga kemampuan antibodi dalam membunuh atau menetralkan virus (imunogenisitas), yang dilihat dari mulai uji klinik fase 1 dan 2 di Cina dengan periode pemantauan sampai 6 bulan.
“Pada uji klinik fase 3 di Bandung, data imunogenisitas menunjukkan hasil yang baik. Sampai 3 bulan jumlah subjek yang memiliki antibodi masih tinggi yaitu sebesar 99,23%,” jelasnya.
Selain itu, hasil analisis terhadap efikasi vaksin CoronaVac dari uji klinik di Bandung menunjukkan efikasi vaksin sebesar 65,3%, dan berdasarkan laporan dari efikasi vaksin di Turki adalah sebesar 91,25%, serta di Brazil sebesar 78%. Hasil tersebut telah memenuhi persyaratan WHO dengan minimal efikasi vaksin adalah 50%.
“Efikasi vaksin sebesar 65,3% dari hasil uji klinik di Bandung tersebut menunjukkan harapan bahwa vaksin ini mampu untuk menurunkan kejadian penyakit COVID-19 hingga 65,3%,” ujar Penny.
Editor: Agung DH