Menuju konten utama
Ekonomi

Daftar Masalah yang Dihadapi Pemerintah dalam Bidang Ekonomi Makro

Masalah yang dihadapi pemerintah dalam bidang ekonomi makro.

Daftar Masalah yang Dihadapi Pemerintah dalam Bidang Ekonomi Makro
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (28/12/2021). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id - Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara keseluruhan (dalam lingkup luas) seperti inflasi, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lain-lain.

Fenomena perekonomian secara menyeluruh dikaji dalam ekonomi makro, seperti inflasi, pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca, pembayaran, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Masalah dalam Bidang Ekonomi Makro

Persoalan yang dibicarakan dalam ekonomi makro didominasi oleh persoalan dalam cakupan publik atau negara. Menurut laman Sukasada, persoalan dalam bidang ekonomi makro, antara lain:

1. Kenaikan defisit anggaran pemerintah.

2. Pengangguran yang terus meningkat.

3. Tingkat kemiskinan tinggi.

4. Ketidakmerataan pembangunan di setiap daerah.

5. Ketidakmerataan distribusi pendapatan masyarakat.

Adapun dikutip dari E-Modul Ekonomi Kelas X, berikut ini adalah masalah perekonomian dalam bidang ekonomi makro:

1. Masalah Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dimaksudkan sebagai perkembangan kegiatan perekonomian guna menyediakan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah, dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun).

2. Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi

Perekonomian suatu negara tidak selalu berkembang secara teratur atau naik turun. Ketika naik, perekonomian berkembang sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Namun, pada periode yang lainnya perekonomian mengalami kemunduran. Bahkan mengalami kemerosotan dan berada pada titik terendah.

3. Masalah Pengangguran dan Inflasi

Pengangguran adalah suatu keadaan ketika seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi belum memperoleh pekerjaan. Faktor utama penyebab pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat dan wawasan ekonomi. Di sisi lain, kondisi ekonomi suatu negara mengalami kenaikan harga yang terus-menerus, sehingga terjadi inflasi.

Dikutip dari Kajian Ekonomi Makro (FEB UI), dampak inflasi terhadap kelompok miskin cenderung lebih besar. Inflasi pada dasarnya identik dengan pajak yang regresif dan arbiter. Bebannya dialami secara disproporsional oleh kelompok berpendapatan rendah.

Adapun masalah itu disebabkan dua hal: rumah tangga miskin umumnya menempatkan kekayaannya dalam bentuk uang tunai (cash) dibandingkan dengan aset finansial yang memiliki tingkat pengembalian (interest bearing asset) dan kemampuan kelompok berpendapatan rendah dalam mengelola dan memproteksi nilai riil dari pendapatan dan aset dari inflasi umumnya lebih rendah dibandingkan kelompok “the better off”.

Infografik SC Masalah dalam Bidang Ekonomi

Infografik SC Masalah dalam Bidang Ekonomi. tirto.id/Fuad

4. Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

Kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Istilah perekonomian terbuka berarti perekonomian yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara lain, terutama dilakukan dengan menjalankan kegiatan ekspor dan impor, yang nantinya akan menentukan besarnya neraca perdagangan.

Di samping neraca perdagangan, neraca pembayaran juga sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Oleh karena neraca pembayaran merupakan suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara lain.

Apabila neraca pembayaran mengalami defisit, yang berarti ekspor lebih kecil daripada impor, maka akan berakibat buruk terhadap kegiatan perekonomian, karena pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri.

5. Kemiskinan dan Pemerataan

Dikutip dari E-Modul Ekonomi Makro, akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 22,5 juta jiwa atau sekitar 11,4% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Namun, sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

Pada akhir tahun 2000, jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Dipna Videlia Putsanra