tirto.id - Kecelakaan dalam pembangunan proyek kembali terjadi, Selasa (20/2/2018). Insiden kali ini terjadi di Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), yang berada di dekat gardu tol Kebon Nanas Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, pada Selasa (20/2/2018) pukul 03.00 WIB.
Proyek ini merupakan satu dari 47 jalan tol yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional dan tercantum dalam Peraturan Presiden 58 tahun 2017. Perpres ini merupakan kelanjutan dari Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang ditandatangani pada 8 Januari 2016.
Bersamaan dengan proyek ini, sejumlah pemerintah daerah juga sedang membangun proyek infrastruktur yang bersinergi dengan PSN ini. Sinergi ini tampak dalam pembangunan proyek-proyek jalan layang yang berada di DKI Jakarta.
Proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta tak semuanya berjalan mulus. Saat proyek sedang dikerjakan, sejumlah insiden kecelakaan muncul. Selasa, 2 Januari 2018, menjadi kecelakaan pertama yang terjadi di lingkungan proyek strategis nasional pada 2018.
Beton girder proyek Jalan Tol Depok-Antasari roboh akibat tersenggol alat berat. Proyek ini dikerjakan PT Citra Marga Nusaphala Tbk melalui anak usahanya PT Citra Waspphutowa dan bekerja sama dengan PT Girder Indonesia. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, sementara kerugian ditaksir Rp2 miliar.
Selang 20 hari kemudian, tepatnya Rabu 22 Januari 2018, insiden kecelakaan di proyek strategis nasional kembali terjadi. Kali ini, beton grinder untuk proyek light rapid transit (LRT) di Jalan Kayu Raya, Pulo Gadung, Jakarta Timur, roboh. Kecelakaan ini mengakibatkan lima pekerja proyek terluka.
Proyek LRT ini dikerjakan PT Jakarta Propertindo Tbk (Jakpro) dan pengerjaan konstruksi lintasan LRT diserahkan kepada PT Wijaya Karya Tbk. Jakpro belum merilis berapa kerugian akibat kecelakaan di proyek milik Pemprov DKI ini.
Kemudian pada Minggu, 4 Februari 2018, crane pengangkut beton proyek double-double track (DDT) di Jalan Matraman Raya, Jakarta Pusat, roboh. Kecelakaan ini bahkan menyebabkan empat pekerja proyek tewas sementara sejumlah pekerja lain mengalami luka.
Proyek ini milik Kementerian Perhubungan dan masuk dalam PSN Jokowi dan dikerjakan PT Hutama Karya, PT Adhi Karya Tbk, dan PT Wijaya Karya Tbk. Sementara untuk proyek kereta apinya digarap PT Len Industri yang bekerja sama dengan Mitsubshi Heavy Indonesia dan Sumitomo Corporation.
Sehari setelah insiden DDT, jalur kereta api Bandar Udara Soekarno Hatta longsor setelah hujan deras mengguyur ibu kota pada Senin (5/2/2018) sore. Longsoran tanah dan beton menimbun sebuah mobil yang sedang melintas di jalur underpass di bawah jalur kereta. Insiden itu menyebabkan seorang penumpang mobil meninggal dan seorang lagi mengalami luka-luka. Pembangunan jalur ini sebelumnya digarap PT Waskita Karya.
Dua pekan setelah insiden di jalur kereta Bandara Soetta, tepatnya Selasa (20/2/2018) hari ini, kecelakaan terjadi di proyek Tol Bekasi, Cawang, Kampung Melayu. Proyek yang digarap PT Waskita Karya ini merupakan satu dari 47 jalan tol yang masuk proyek strategis nasional yang dicanangkan Jokowi. Akibat insiden ini, tujuh pekerja dirawat di rumah sakit lantaran mengalami kondisi kritis.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pengerjaan proyek infrastruktur di Indonesia dikerjakan seperti sopir angkot yang terburu-buru dan asal rampung.
"Ya, seperti sopir angkot mengejar setoran. Yang penting pekerjaan selesai, tanpa mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpangnya," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, Selasa (20/2/2018), seperti dilansir dari Antara.
Menurut Tulus, kecelakaan konstruksi terhadap proyek infrastruktur yang terjadi secara beruntun, dengan puluhan korban melayang, membuktikan hal itu.
"Kecelakaan konstruksi terjadi sebagai terbukti karena kegagalan konstruksi (construction failure). Ini membuktikan proyek konstruksi tersebut tidak direncanakan dengan matang dan atau pengawasan yang ketat dan konsisten," katanya.
Presiden Bersikap
Lima insiden kecelakaan yang terjadi sepanjang 2018 menambah daftar hitam rentetan kecelakaan yang terjadi pada 2017. Pada 2017, ada tujuh kecelakaan yang terjadi di proyek LRT Palembang, Sukabumi, Tol Bogor-Ciawi, Sukabumi, Jalan Tol Pasuruan Probolinnggo, LRT Jakarta, Crane Tol Jakarta-Cikampek, Jembatan Ciputrapinggan, dan Tol Pemalang-Batang.
Kecelakaan yang terjadi di sejumlah proyek ini membuat Presiden Joko Widodo bersikap. Presiden Jokowi memerintahkan agar ada pengawasan yang lebih ketat terhadap pengerjaan proyek infrastruktur yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Pagi tadi saya sudah sampaikan ke Menteri PU, pengawasannya agar diperketat,” kata Presiden Joko Widodo seperti dilansir Antara, Selasa pagi.
Kementerian PUPR sejak hari ini melakukan moratorium atau penghentian sementara semua proyek elevated seperti jalan layang yang sedang dikerjakan. Moratorium dilakukan sembari meminta kontraktor pelaksana dan pemilik pekerjaan mengajukan kembali metode kerjanya dan pengawasan prosedur.
“Pengawasan terhadap infrastruktur, terutama yang konstruksinya di atas memerlukan pengawasan yang lebih ketat karena pembangunan kita ini kan tidak hanya di satu tempat, di banyak sekali tempat. Ada yang flyover, LRT , jalan tol layang, sehingga memerlukan pengawasan-pengawasan rutin dan ketat,” tambah Presiden.
Presiden berharap adanya perbaikan pengawasan maka kesalahan-kesalahan pekerjaan konstruksi dapat dihindari. “Baik kelalaian, kesalahan dalam mendirikan komponen-komponen yang mendukung konstruksi-konstruksi benar-benar terawasi satu per satu. Ini pekerjaan detail tidak mungkin diawasi sambil lalu,” ujarnya.
Ia pun menegaskan perlu ada management control buat menghindari kecelakaan. “Ini keputusan di Kementerian PU untuk evaluasi total karena pekerjaannya banyak sekali, ada yang jadinya 2023, 2020, ada yang untuk mengejar Asian Games, tapi apapun yang pekerjaan yang dikerjakan normal atau yang cepat semuanya butuh management control yang detail,” Presiden.
Penulis: Mufti Sholih
Editor: Mufti Sholih