tirto.id - Meninggalnya Baharuddin Jusuf Habibie membawa duka yang mendalam bagi rakyat Indonesia.
Presiden ketiga Repbublik Indonesia ini menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (12/92019), pukul 18.05 WIB.
Pria kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan ini meninggal dalam usia 83 tahun setelah menjalani pemeriksaan intensif sejak Minggu, 8 September 2019.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Alasan kenapa meninggal adalah karena sudah menua dan memakan usia. Kemarin saya katakan bahwa gagal jantung yang mengakibatkan penurunan itu, kalau memang organ-organ itu degenerasi melemah, menjadi tidak kuat lagi, maka tadi jam 18 lebih tiga, jantungnya dengan sendiri menyerah,” ujar anak tertua Habibie, Thareq Kemal Habibie, kepada reporterTirto.
Habibie, begitu ia biasa dipanggil, merupakan sosok yang penting bagi bangsa Indonesia.
Selain kebijakannya untuk membangkitkan demokrasi di Indonesia, ayah dua anak ini juga berjasa bagi perteknologian Tanah Air, khususnya bidang aviasi.
Karyanya yang paling terkenal adalah pesawat R250 atau yang diberi nama Gatotkaca. Prototipe pesawat berkapasitas 50 orang ini menjadi satu-satunya pesawat buatan putra bangsa Indonesia.
Dikenal cerdas sewaktu SMA, Habibie melanjutkan studinya di RWTH Aachen, Jerman, pada spesialisasi konstruksi pesawat terbang.
Di sinilah keahliannya diasah dengan matang. Tahun 1960, ia lulus bergelar diplom-ingenieur dari universitas tersebut.
Lima tahun berselang, Habibie meraih delar doktoralnya di universitas tersebut dengan predikat summa cumlaude.
Kehidupan Habibie tidak lepas dari kisah cintanya dengan Hasri Ainun Besari, teman sekolahnya di SMA Kristen Dago, Bandung.
Habibie yang kala itu akan berangkat ke Jerman belum punya perasaan apa-apa kepada Ainun--hanya sebatas kenal saja.
Namun, ketika berlibur ke Indonesia, ibu Habibie memperkenalkannya pada Ainun. Dan karena kemauan ibunya pula, Habibie menikahi Ainun. Meskipun Habibie sempat menolak, karena ia ingin menyelesaikan studi doktoralnya terlebih dahulu.
Maka menikahlah mereka pada 12 Mei 1962 di Bandung. Sebulan setelahnya, berdua mereka terbang ke Jerman.
Setahun berada di Jerman, Ainun melahirkan anak pertama mereka, Ilham Akbar Habibie. Kemudian menyusul putera kedua mereka, Thareq Kemal Habibie empat tahun berikutnya, pada 1967.
BJ Habibie di Layar Lebar
Kehidupan Habibie yang penuh inspirasi membuat beberapa sutradara film mengangkatnya ke layar lebar.
Faozan Rizal dan Hanung Bramantyo merupakan dua sutradara yang mencoba mengangkat kisah hidup inspirasional Habibie. Keduanya membuat film trilogi film drama kehidupan Habibie dan Ainun.
Habibie dan Ainun (2012)
Reza Rahadian dipilih oleh Faozan Rizal untuk memerankan film ini. Penjiwaan yang dilakukan oleh Reza mengundang respons positif dari penonton. Buktinya, menurut Filmindonesia.or.id, film ini menjadi film terlaris di tahun rilisnya, dengan meraup 4,5 juta penonton.
Film ini menceritakan babak awal kehidupan Habibie kecil hingga masa awalnya berkuliah di Aachen.
Tak lupa, film ini turut dibumbui kisah cinta yang terjadi antara Habibie dengan istrinya, Ainun Habibie. Perjuangan mereka hidup sebagai pasangan muda ditampilkan cukup banyak oleh Faozan Rizal.
Selain kisah cinta, Faozan juga turut memasukkan kisah pilu Habibie saat ibunya, Tuti Marini Puspowardojo.
Kabar meninggalnya sang ibu Habibie terima ketika menjalani studinya di Jerman, sehingga ia tak sempat membersamai ibunya pada saat-saat terakhir.
Rudy Habibie (Habibie dan Ainun 2) (2016)
Berbeda dengan seri pertamanya, Rudy Habibie lebih fokus pada masa mudanya saat menjadi mahasiswa di Jerman.
Hanung Bramanatyo yang menggawangi film ini tidak mengganti Reza Rahadian sebagai pemeran Habibie.
Namun, film yang dianggap sebagai Habibie dan Ainun 2 ini tidak sesukses pendahulunya. Pada akhir tahun 2016, film ini hanya mampu mendapat dua jutaan penonton, dan hanya menempati posisi keenam film terlaris di tanah air versifilmindonesia.or.id.
Sesuai dengan judulnya, pada film ini tidak ditampilkan kisah cinta antara Habibie dengan Ainun.
Hanya saja, Hanung menambahkan beberapa kisah cinta yang sempat terjalin sebelum Habibie berkencan dengan Ainun.
Ilona, Gadis Polandia yang cinta mati dengan hal berbau Indonesia adalah cinta pertama Habibie dalam film. Ilona pulalah wanita yang membantunya berjuang dan sebelum menikahi Ainun.
Habibie dan Ainun 3 (19 Desember 2019)
Hanung Bramantyo kembali membesut film tentang Habibie. Seri ketiga film Habibie dan Ainun ini menceritakan tentang kisah masa muda keduanya, namun lebih menitikberatkan pada Ainun.
Akan tetapi, terjadi perubahan yang signifikan pada film Habibie dan Ainun 3. Pemeran Habibie digantikan oleh Jefri Nichol, sedangkan peran Ainun akan dimainkan oleh Maudy Ayunda.
Selain Maudy Ayunda dan Jefri Nichol, aktor lainnya seperti Aghniny Haque, Rebecca Klopper, Jennifer Coppen, Kevin Ardilova, Jourdy Pranata, Arya Saloka, Eric Febrian, Teuku Ryzki, Lukman Sardi, dan Marcella Zalianty akan bermain dalam film biopik ini.
Film Habibie dan Ainun bukan menjadi akhir dari kisah Habibie dan Ainun yang akan diangkat ke layar lebar.
Manoj Punjabi, produser film Habibie dan Ainun 3 menyatakan bahwa masih banyak kisah kehidupan mantan presiden ketiga Indonesia ini yang layak dijadikan film.
Senada dengan Manoj Punjabi, dilansirTirto, Hanung Bramantyo berkomentar, "Rudy (Habibie) kanvasnya luas, tidak cukup hanya satu film," imbuh dia.
Penulis: Adilan Bill Azmy
Editor: Yandri Daniel Damaledo