Menuju konten utama

Daftar Fenomena Langit 16-23 Oktober: Bulan Baru Super-Hujan Meteor

Fenomena astronomi mulai dari bulan baru super hingga hujan meteor orionids pada 16-23 Oktober 2020.

Daftar Fenomena Langit 16-23 Oktober: Bulan Baru Super-Hujan Meteor
Ilustrasi Hujan Meteor. foto/istockphoto

tirto.id - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mencatat beberapa fenomena astronomi pada minggu ketiga di bulan Oktober (16-22 Oktober).

Dikutip dari Pusat Sains Antariksa LAPAN, fenomena langit yang bakal terjadi pekan ini yakni ketampakan terakhir bulan sabit tua pada 16 Oktober 2020.

Bulan sabit tua ini dapat disaksikan dengan menggunakan mata telanjang pada 16 Oktober 2020 sejak pukul 05.00 WIB hingga matahari terbit pukul 05.30 WIB dengan jarak toposentris 357.201 km, iluminasi 1,37 persen dan lebar sudut 0,46 menit busur.

Menurut LAPAN, bulan sabit tua kali ini berumur 28 hari 11,5 jam, elongasi 13,7 derajat dan terbit dari arah timur di konstelasi Virgo.

Pada 17 Oktober 2020, LAPAN mencatat bakal adanya bulan baru super (super new moon). Bulan baru super ini merupakan fase bulan baru yang waktu kejadiannya berdasarkan dengan perigee bulan.

Bulan baru kali ini terjadi pada pukul 02.50 WIB sedngkan perigee bulan terjadi empat jam setelahnya yakni pada pukul 06.40 WIB.

Jarak geosentrik bulan ketika fase bulan baru yakni 356.946 km dengan diameter sudut 33,4775 menit busur dan ketika perigee adalah 356.916 km dengan diameter sudut 33,4800 menit busur.

Bulan baru super adaalh fenomenan langit tahunan. Terakhir terjadi pada 30 Agustus dan 29 September 2019 dan akan terjadi kembali pada 5 November, 14 November dan 4 Desember.

Selain bulan baru super, LAPAN juga mencatat adanya bulan sabit muda pada 17 Oktober 2020. Bulan sabit muda dapat disaksikan dengan alat bantu optik sejak matahari terbenam pukul Rp17.45 WIB - 18.20 WIB.

Fenomena ini terjadi ketika bulan terbenam, dengan jarak toposentris 356.192 km, iluminasi 0,73 persen dan lebar sudut 0,41 menit busur. Bulan sabit muda kali ini berumur 15,2 jam.

Pada 21 Oktober 2020, LAPAN mengatakan bakal terjadi hujan meteor orionids. Hujan meteor orionids aktif sejak 2 Oktober hingga 7 Oktober dan puncaknya terjadi pada 21 Oktober 2020.

Hujan meteor ini dinamai berdasarkan titik radian (titik asal munculnya hujan meteor) yang terletak di konstelasi orion. Hujan meteor orion berasal dari sisa debu komet halley yang mengorbit matahari setiap 76 tahun sekali.

Hujan moteor orionid dapat disaksikan baik di belahan bumi utara maupun belahan bumi selatan dengan intensitas antara 13-14 meteor per jam mulai tanggal 20 Oktober pukul 23.00 WIB hingga 21 Oktober 2020 pukul 05.00 WIB.

Selanjutnya pada 22-23 Oktober 2020, LAPAN mencatat adanya tripel konjugsi. Selama dua hari berturut-turut ini, bulan akan mengalami tripel konjungsi dengan Jupiter dan Saturnus di dekat konstelasi Sagitarius arah tenggara.

Fenomena ini dapat disaksikan sejak pukul 18.00 WIB hingga terbenam bulan menjelang tengah malam. Mula-mula Jupiter diapit oleh Saturnus di sebelah selatan-tenggara dan bulan di arah tenggara, kemudian terbenam pada pukul 23.15 WIB di arah barat-barat daya.

Keesokan harinya atau 23 Oktober 2020, Saturnus diapit oleh bulan yang terletak di selatan dan Jupiter di arah tenggara, kemudian terbenam pada 23.15 WIB di arah barat-barat daya.

Daftar Fenomena Langit 17-23 Oktober 2020:

16 Oktober 2020 - Bulan sabit tua

17 Oktober 2020 - Bulan baru super

21 Oktober 2020 - Hujan meteor orionids

22-23 Oktober 2020 - Tripel konjungsi bulan, Jupiter dan Saturnus.

Baca juga artikel terkait FENOMENA LANGIT atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH