tirto.id - Pemerintah sedang menyiapkan peta jalan (roadmap) vaksinasi Covid-19. Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, vaksinasi Covid-19 akan diberikan kepada 5 kelompok sasaran.
Dikutip dari Setkab, Rabu (14/10/2020), sasaran pertama, vaksinasi Covid-19 akan dilakukan pada garda terdepan penanganan pandemi Covid-19.
Garda terdepan itu termasuk di dalamnya medis dan paramedis, TNI/Polri, aparat hukum, dan pelayanan publik. Jumlahnya mencapai 3,4 juta orang.
Sasaran kedua, vaksinasi Covid-19 akan menyasar masyarakat, tokoh agama, dan perangkat daerah (kecamatan, desa, RT/RW) sebanyak 5,6 juta orang.
Sasaran ketiga, seluruh tokoh/tenaga pendidik mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, sampai sederajat perguruan tinggi, sebanyak 4,3 juta orang.
Sasaran keempat, Vaksinasi bakal dilakukan pada aparatur pemerintah (pusat, daerah, dan legislatif) sebanyak 2,3 juta penerima vaksin.
Sasaran kelima atau terakhir, vaksinasi Covid-19 menyasar Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan sebanyak 86 juta orang.
“Ini subtotalnya 102 juta (orang) dan masyarakat yang usianya antara 19-59 tahun sebesar 57 juta (orang), total 160 juta (orang),” kata Airlangga sai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PC PEN), Senin (12/10/2020).
Program peta jalan (roadmap) vaksinasi tersebut dilakukan usai dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.
“Bapak Presiden meminta agar roadmap pemberian vaksin diselesaikan minggu ini,” ujar Airlangga.
Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia
Terkait pengadaan vaksin, pemerintah terus mengupayakan kerja sama dengan sejumlah pihak serta mendorong produksi vaksin merah putih.
Perusahaan pembuat vaksin Sinovac, Sinopharm, dan Cansino telah menyampaikan komitmennya untuk memasok vaksin untuk Indonesia.
“Sinovac, kita sudah punya schedule detail pengadaan 143 juta (dosis) dan seluruhnya awalnya akan bekerja sama dengan Bio Farma,” ujar Menko Perekonomian.
"Dengan Sinopharm, di tahun 2020 ini sekitar 15 juta (dosis). Kemudian juga dengan CanSino menjanjikan kita sekitar 100 ribu (dosis) di akhir Desember dan tahun depan sebesar 15 juta (dosis)."
Selain dari tiga perusahaan tersebut, Indonesia juga memesan vaksin dari AstraZeneca. Setidaknya, pada akhir tahun ini sebanyak 30 juta vaksin akan tiba di Indonesia.
Mengenal Sinovac, Sinopharm, Cansino dan AstraZeneca
Dimulai dari Sinovac. Perusahaan ini berlokasi di Beijing, Cina. Berawal dari tahun 1993, CEO Weidong Yin dan tim di Tangshan Yian Biological Engineering Co. Ltd. terlibat dalam penelitian awal yang mengarah pada keberhasilan pengembangan vaksin hepatitis A pada tahun 1999.
Vaksin hepatitis A nonaktif pertama yang dikembangkan oleh para ilmuwan Cina. Selama dua dekade terakhir, Perusahaan telah mengembangkan dan mengkomersialkan enam vaksin yang digunakan manusia dan satu vaksin hewan.
Sinovac juga terlibat dalam pengembangan vaksin H1N1 pada tahun 2009.
Sementara Sinopharm atau China National Pharmaceutical Group Corp merupakan perusahaan milik negara Cina.
Perusahaan produsen vaksin untuk Indonesia ini juga berlokasi di Beijing dan berdiri sejak tahun 1998.
Selain dua perusahaan di atas, Cansino juga merupakan produsen vaksin yang berlokasi di Cina. Salah satu produsen vaksin untuk Indonesia ini baru berdiri tahun 2009.
Selanjutnya AstraZeneca merupakan produsen vaksin yang berkantor pusat di Cambridge, Britania Raya. Perusahaan ini fokus pada vaksin terkait penyakit misalnya Onkologi, Cardiovascular, Renal and Metabolism (CVRM), Pernapasan & Imunologi.
"Kami memiliki obat-obatan dan vaksin di bidang penyakit lain yang berdampak penting bagi pasien. Kami secara aktif di bidang autoimunitas, infeksi dan vaksin, ilmu saraf dan gastroenterologi, yang mana kami menggunakan pendekatan berbasis peluang dan sering kali bekerja melalui kemitraan," tulis AstraZeneca.
Editor: Agung DH