tirto.id - Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa menegaskan bahwa cuaca panas yang terjadi di Jogja hari ini, Jumat (6/8/2021) tidak ada kaitannya dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
"Cuaca panas tidak terkait dengan aktivitas Merapi," ujarnya saat dihubungi redaksi Tirto.
Sigit juga mengatakan bahwa cuaca panas yang saat ini terjadi di Jogja masih normal dan BMKG memperkirakan bahwa Agustus menjadi puncak musim kemarau. Selain itu menurutnya suhu maksimal yang terjadi hari ini adalah 32 derajat celsius.
"Suhu maksimal 32. Suhu udara tercatat masih normal. Agustus ini kami prakiraan puncak kemarau," katanya.
Sigit menjelaskan bahwa selain karena mulai memasuki puncak musim kemarau, cuaca panas di Jogja juga disebabkan oleh pengaruh langit yang cenderung cerah dan hampir tidak ada tutupan awan.
"Cuaca panas karena pengaruh langit clear/cerah dengan hampir tidak ada tutupan awan sehingga mengakibatkan panas matahri ke bumi tidak terhalang," ujarnya.
Siang ini, Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jogja dan Jawa Tengah memang sempat mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak maksimal 2.000 meter. Akibat awan panas guguran tersebut, sejumlah daerah di Sleman, Jogja juga mengalami hujan abu tipis.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan, berdasarkan laporan dari warga hujan abu sangat tipis terjadi di beberapa wilayah Sleman, Jogja. Berikut wilayah yang dilaporkan mengalami hujan abu usai terjadinya awan panas guguran Gunung Merapi pada Jumat siang.
Hujan abu intensitas sangat tipis terjadi di:
1. Turi
2. Tempel
3. Jalan sekitar Balerante
4. Kaliurang
5. Ngrangkah
BPPTKG melalui keterangan tertulisnya yang diterima redaksi Tirto pada Jumat siang menginformasikan bahwa awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter terpantau tiga kali ke arah Barat Daya dari puncak kawah Gunung Merapi pada periode pengamatan Jumat (6/8/2021) pukul 06:00-12:00 WIB.
Pada periode pengamatan yang sama BPPTKG menyebut juga terpantau adanya asap kawah berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah Merapi.
Selain itu, masih pada periode pengamatan yang sama juga teramati sebanyak 9 kali guguran lava pijar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke Barat Daya dan 2 kali suara guguran terdengar dari Pos Babadan.
Editor: Addi M Idhom